Apakah Ini Cinta

"Terima kasih Kak, kalian emang baik, aku ngak menyesal melihat diriku yang sekarang lumpuh, karena aku ketemu kalian" ucap anaya

haki merasa bersalah apalagi karenanya lah anaya menjadi lumpuh, tapi ia berjanji akan memperlakukan anaya seperti adiknya, kalau memang suatu saat anaya tidak ada yang mau menikahinya, ia akan siap untuk menikahi anaya

Haki tersenyum tulus kepada anaya

"ya udah, lanjut dulu makannya ya" ucap haki, anaya mengangguk

..........

Darel dan shena saat ini di taman kota yang sepi karena masih hari kerja

Mereka duduk di kursi panjang di bawah pohon besar yang teduh, menikmati semilir angin yang berlalu lalang

"lo kira kira pernah jatuh cinta ngak" tanya shena menatap darel, darel menatap balik

"gue ngak tahu, soalnya kan gue ngak tahu rasanya jatuh cinta kayak apa" jawab darel

"kalau suatu saat lo jatuh cinta sama perempuan lain, kita bakalan cerai ngak" tanya shena pelan, menatap dalam mata darel, melihat tatapan itu darel tak kuasa menjawab

Shena terkekeh"ya pastilah lo bakalan cerain gue, karena kan pernikahan kita cuman sah di mata agama doang, sekali lo bilang talak, kita udah ngak ada ikatan apa apa lagi" ucap shena tersenyum , entah itu senyum menyembunyikan rasa sakit, atau memang senyum tak ada artinya

"siapa bilang, papa udah daftarin pernikahan kita di hukum negara" kata darel

"lah emang iya " ucapnya tak percaya

"kalau ngak percaya, telpon aja nanti, dan satu lagi, kayaknya kita bakalan seumur hidup, meski kita ngak ada rasa cinta satu sama lain, karena apa keluarga handro ngak ada yang menikah dua kali, tapi kalau lo mau pergi sama laki laki lain, gue bakalan berusaha buat lepasin lo, kalau bisa"ucap darel menunjukan muka slengean

"wah, berarti buat laki laki yang cinta sama gue harus lewatin keluarga handro dulu ya" ucap shena

"betul" ucap darel, di akhiri dengan tawa mereka masing masing

"eh gue mau hubungin ika dulu buat bawa tas gue sama sepeda gue juga" ucap shena

"gue juga mau suruh leo buat bawain tas sama sepeda gue" ucap shena

Thing suara notifikasi

Ika saat ini di kantin karena sudah jam istirahat

"pesan dari siapa" tanya Reni makan nasi uduk

"dari shena, udah bolos ngerepotin pula ni anak" omel ika

Leopun menerima notifikasi dari darel , saat ini dia berada dibawah pohon bersama lini yang asik makan es krim

"tumben banget nih bocah jadi anak nakal" ucap leo melihat isi notifikasi

"kenapa sayang, pesan dari siapa itu" tanya lini menyuapi es krim ke leo

"oh ini, dari darel kayaknya dia bolos" jawab leo

"oh ya, ngak papa kali sekali kali" ucap lini lanjut menyuapi leo

"kita kayak gini kayak pacaran beneran ya" ucap leo, lini tersenyum

"iya, emang kita pacaran, cuman kita jatahin aja kapan selsai pacaran nya" bisik lini ke leo

"kenapa ngomongnya bisik, bisik gitu" ucap leo

"ya kalau ada, yang dengarkan aku malu" ucap ljni tersenyum gemes

"awwh, kok pipi aku di cubit sih" ucap lini cemberut

"habisnya kamu lucu banget, bikin gemes" ucap leo tersenyum, lini pun tersenyum juga di akhiri dengan tawa mereka berdua

dari kejauhan Naura yang melihatnya ingin sekali menyingkirkan lini dari leo

"Naura lo ngapain sih natap mereka terus ngak penting, tahu ngak mending cari cara biar bisa singkirin lini dan si shena anjing itu" ucap Laura

Naura menoleh "aku pasti bakalan bikin dia pergi dari leo dan bumi ini" tekad Naura

Laura yang melihat itu tersenyum jahat

Kembali lagi ke shena dan darel

Mereka menghabiskan banyak waktu untuk keliling jakarta dan menikmati berbagai jajanan sampai permainan di kota itu mereka rasakan bahkan banyak penyanyi jalanan yang mereka lihat dan mereka juga ikut bernyanyi seperti pengamen, mereka juga pergi ke tempat para pengrajin melakukan berbagai praktek membuat sebuah karya tak terasa sudah sore

"darel udah sore nih, yok kita ambil barang kita" ajak shena

"ayook" ucap darel

Ika dan leo yang di bebankan oleh pasutri itu menunggu mereka di jalanan yang berjarak dari sekolah 10 m

"di suruh siapa nunggu disini" tanya ika karena sedari tadi mereka tidak ada yang berbicara

"di suruh darel, kan dia bolos" ucap leo

"shena juga bolos, jangan jangan mereka pacaran" ucap ika

"emang kenapa kalau mereka pacaran, kamu suka sama darel" tanya leo

"ngak masalah sih, aku juga ngak suka sama darel, kalau mereka pacaran kae pasti bakalan musuhin darel" jawab ika, darel mangut mangut

"oh, lo suka kae, kae juga suka sama lo" ucap leo, ika menatap nya dengan tatapan bingung

"suka dari mananya, tiap jalan di pikiran dia cuman shena" ucap ika sendu

"tapi dia perhatian kan sama lo" ucap leo

"ya kadang kadang tapikan dia memperlihatkan rasa sukanya ke shena secara terbuka dan ugal ugalan" ucap ika

"lo tahu ngak kenapa kae suka sama shena" ucap leo membuat ika penasaran

"diaaaa... " ucap leo terpotong karena darel dan shena sudah sampai

"sorry ya ika ngerepotin lo" ucap shena

"iya ngak papa, aman kok" ucap ika

"kalian lagi ngomongin apa serius banget" tanya darel

" ada deh kalian ngak perlu tahu" kompak ika dan leo

"cieeee" goda shena

"husssh, pacar lini ini" ucap ika melotot

"eh iya lupa" ucap shena cengengesan

"ya udah gue balik dulu ya" kata leo

"balik pakek apa, sini gue anter aja pakek speda gue" kata darel

"kalau lo maksa" kata leo mengedikkan bahu

"lo mau gue anter juga ngak ika" tanya shena

"ngak usah lo pasti capek, gue bakal di jemput sama ayah" ucap ika

"oh oke deh gue duluan" ucap shena

Shena baru mengayunkan sepedanya tiba tiba ada mobil hitam berhenti 4 pria berbadan kekar yang seram "mau ngapain kalian lepasin "mengangkat badan shena dan masukkan ke dalam mobil dan pergi melaju seperti mobil balap

" SHENAAA!! " teriak mereka

Darel, ika, leo yang melihat itu mengejar shena, namun mobil itu sudah keburu jauh

"gimana nih shena mau di bawa kemana" khawatir ika, bahkan air matanya sudah mengalir

"tenang ika kita bakalan cari shena sampai ketemu, kamu mending bawa sepeda shena pulang, aku dan leo bakalan cari motor" ucap darel

Ikapun setuju dan membawa pulang speda shena

darel dan leo segera pergi mereka tidak menuju polisi malahan pergi ke tempat yang tak seharusnya

"kalian mau apain aku!!! dasar pria tua bangsat!!!, tolooooooong!!, darel tolong aku" teriak shena , shena diikat kedua tangan dan kakinya, ke 4 pria itu hanya diam saja mereka menggunakan kacamata hitam shena terus berteriak namun di luar mobil tidak ada yang mendengar suaranya padahal banyak sekali orang orang yang pulang kerja