Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Yang Baik
🌺🌺🌺
Ku tatap sebuah ruko yang cukup besar di depan ku, di dalam nya berjejer rapi manekin yang tersemat dengan pakaian yang cukup mewah. Menarik nafas dalam sebelum ku langkahkan kaki ini untuk berkutik di dalam nya.
"Selamat pagi nona.." sapa lelaki paruh baya yang kini menyambut ku.
"Pagi pak Jac, apa kabar?" sambut ku. Ya, dia adalah Jac kaki tangan ibu ku. Pak Jac terlihat memperhatikan ku
"Baik nona, mari silahkan masuk!" jawab nya. Aku pun masuk, dan sana sudah berjejer beberapa pegawai sepertinya mereka menyambut ku. Salah satu dari mereka maju mendekat. Ibu memintaku untuk menggantikan nya mengelola butik beberapa hari karena dia bersedia menerima ajakan om Carlos untuk di perkenalkan pada keluarga besar di Italia.
"Selamat datang mbak, apa kabar?"sapa seorang wanita sepantaran dengan ku.
"Alhamdulillah baik Bella" balas ku.
"Bella nanti yang akan membantu anda nona" ujar Jac memberi tahu.
"Kalian perkenalkan ini adalah nona Syakilah dia yang akan menggantikan nyonya Nuri sebelum kembali, kalian mengerti!" kata Jac memperkenalkan ku pada beberapa pegawai ibu.
"Mengerti pak!" jawab serentak mereka.
"Hey, jangan tegang gitu, mulai sekarang kita akan bekerja bersama-sama dan saling bantu, Ok!" aku mencoba mencairkan suasana.
"Baik nona.." jawab mereka serempak.
"Satu lagi, jangan panggil aku nona, panggil mbak saja!" pinta ku, karena mereka terlihat masih sangatlah muda, sepertinya baru lulus SMA. Mereka pun mengangguk.
"Ok, kalian semua bisa kembali bekerja" kata Bella.
"Mari mbak saya antar ke ruang mbak" ajak Bella padaku. aku pun mengangguk, sedangkan Jac kembali mungkin ke perusahaan milik om Carlos yang ada di kota ini. Bella adalah salah satu wanita yang bekerja di klub menjadi wanita bayaran, dia sekarang masih setia ikut bekerja dengan ibu, sedangkan yang lain ibu membiarkan mereka memilih jalan mereka masing-masing, ada yang masih menjadi wanita malam dan ada pula yang sudah memiliki pendamping hidup sedangkan Bella memutuskan akan selalu bersama ibu. Karena kata Bella ibuku adalah sosok yang begitu peduli pada Bella dikala semua orang tak perduli pada nya.
"Silahkan mbak, ini adalah ruangan mami" ujar Bella mempersilahkan aku masuk ke dalam.
"Terima kasih" aku pun memutuskan untuk masuk dan menelisik ruang kerja ibu ku, yang cukup nyaman, di sana juga ada mesin jahit dan terlihat beberapa gambar di atasnya. Dulu ibu memang suka menjahit di kampung milik nenek ku. Tapi setelah melahirkan aku dan kembaran ku ibu pamit pada nenek dan kakek untuk mencari ayah yang merantau ke kota. Ku lihat beberapa desain baju yang ada di atas meja.
Ternyata butik cukup ramai pelanggan ibu juga banyak yang datang, aku pun memutuskan untuk menyapa juga membantu melayani para pelanggan dengan baik.
"Permisi.." suara seorang wanita yang seumuran dengan ibuku dia terlihat cukup berkelas meski dengan pakaian yang tertutup juga sebuah niqab yang tersemat di wajah nya tapi aura kecantikan nya terpancar dari mata indah nya, dan mata itu mengingatkan ku pada seseorang yang ku rindukan.
"Permisi.." lagi kata wanita itu baru menyadarkan ku dari lamunan.
"Ah,, silahkan nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanyaku, wanita itu juga sepertinya memperhatikan ku.
"Hem,, Aku ingin mencari beberapa kemeja untuk anak ku" ujar wanita itu.
"Oh, silahkan nyonya, mari!" ujar ku ramah seraya mengajak ke deretan pakaian laki-laki, disana sudah lengkap mulai dari kemeja, jas, dan beberapa jas mahal berjejer.
"Apa kamu bisa bantuin saya memilih" ujar wanita itu. Dan aku pun mengangguk.
"Terima kasih, usia anak ku sekarang 25 tahun" lanjutnya mengulas senyum terlihat dia begitu senang.
"Anak anda suka warna apa?" tanyaku ketika menemani wanita itu.
"Warna yang kalem" jawabnya. Aku pun memilih beberapa kemeja juga celana ternyata semua pilihan ku cocok.
"Terima kasih banyak anda sudah berbelanja di butik ini" ujar ku saat mengantar wanita itu keluar. Wanita itu tersenyum lembut padaku.
"Terima kasih juga karena sudah membantu, pasti anak saya sangat suka" balasnya.
"Itu sudah menjadi tugas saya nyonya" jawab ku.
"Panggil aku umi nak!" serunya, aku pun mengulas senyum tapi jujur ada rasa yang entah lah aku sendiri bingung untuk mengungkapkan.
"Kamu seusia anak ku," lanjutnya lembut. Aku pun mengangguk.
"Senang bertemu dengan mu"
"Saya juga senang bertemu dengan a-umi" balas ku. Wanita itu mengangguk seraya mengucap salam sebelum dia pergi. Aku memperhatikan nya masuk ke dalam mobil mewah dengan beberapa pengawal yang mengiring bahkan pengawal itu menaiki mobil sendiri.
"Apa langganan ibuku memang orang-orang yang berkelas?" tanya ku ketika Bella menghampiriku di pintu.
"Hem,, tapi baru kali ini mbak aku melihat betapa berkelasnya wanita tadi terlihat sampai bodyguard nya saja sebegitu banyak nya" kata Bella.
"Tapi aku salut mbak, meski begitu tapi beliau tidak sombong" lanjut Bella. Ya, memang benar kata Bella wanita itu sangat ramah walaupun dia seorang yang mungkin kaya raya, tidak seperti kebanyakan wanita konglomerat yang angkuh dengan harta nya. Eh,, tapi keluarga Tante Nura juga sangat baik mereka juga salah satu crazy rich bahkan perusahaan nya di berbagai negara. Saat kepikiran Tante aku jadi kangen sama Arkan. Dua hari lalu aku izin sama Tante Nura untuk beberapa hari karena harus menggantikan ibu mengurus butik, dan Tante Nura memberikan izin meski sebenarnya dia baru saja kembali dari Turki. Jujur saja aku merasa tak enak hati. Pulang nanti aku putuskan untuk mampir ke toko.
"Assalamu'alaikum.." salam ku ketika masuk ke dalam toko kue.
"Wa'alaikum salam" jawab Tante Nura dan juga Arkan yang duduk bersama sepertinya menikmati makan malam.
"Kak Syakilah" Arkan kini berdiri, dia mencium punggung tangan ku, sekarang Arkan akan beranjak remaja.
"Duduk sini Syakilah, kebetulan kamu datang, kita makan bersama!" ajak Tante Nura, aku pun menghampiri Tante, kebetulan para pekerja sudah pulang.
"Terima kasih Tante" ucap ku seraya duduk bersama mereka.
"Kamu baru dari butik?" tanya Tante, seraya mengusap bibirnya dengan tisu. Aku mengangguk.
"Umi, kita main ke butik nya kak Kilah ya!" pinta Arkan. Tante Nura mengangguk.
"Ok sayang, sekalian kita cari baju untuk ke acara pesta paman Tom dan bibi Asiyah" kata Tante Nura.
"Om Fernando gak ikut pulang?" tanya ku.
"Baba masih sibuk disana, kak bagaimana kalau kakak ikut kita ke acara pesta, ya kan umi?" tawar Arkan. Tante Nura pun mengangguk.
"Tapi kakak kan gak kenal-"
"Ah, kamu jangan khawatir yang punya acara itu masih keluarga Tante, nanti Tante kenalin sama kak Asiyah dia baik banget lho" terang Tante Nura.
"Mau ya kak?" harap Arkan.