Rahasia Memaulakan Suamiku

Tamara segera bangun lalu duduk di sofa sambil memijat kepalanya yang terasa pusing.Mertuanya masih menatapnya dengan tatapan sinis,entah apa yang membuat mertuanya begitu jahat padahal wanita itu sangat menginginkan cucu darinya tapi sikapnya tidak ada lembutnya sedikit pun.

" Ahh akhirnya kamu datang juga,sini duduk lihat istri yang kamu pilih ini bisa-bisanya dia tidur seharian di sofa mahal yang kamu beli." Ucap Sarah menarik tangan Doni duduk di sofa.

Tamara menoleh ke arah mertuanya,dia tidak menyangka mertuanya begitu pintar menjelekkan dirinya di hadapan suaminya.

" Ngapain kamu tidur disini?memangnya kamu tidak ada kerjaan,kalau mau tidur kenapa tidak di kamar,kalau sofa ini rusak memangnya kamu punya uang untuk menggantinya?" Ucap Doni dengan wajah datar sedikit pun tidak ada perhatian kepada istrinya.

" Itu mas,aku tidak tau kenapa badan ku rasanya lemas sekali aku seperti kehabisan tenaga." Jawab Tamara dengan nada lemah.

Padahal jelas-jelas Doni menyadari perubahan wajah Tamara,kulit wajahnya yang pucat,bibirnya yang pecah-pecah serta suaranya yang sangat lemas tapi Doni sama sekali tidak mau tau dengan keadaan Tamara.

" Mungkin dia hamil,kenapa tidak kamu beli saja alat tes kehamilan?"

"Aku yang beli? kenapa harus aku,bukankah kalian yang sangat menginginkan anak,mama saja yang pergi belikan atau suruh asisten rumah tangga kenapa sulit sekali." Jawab Doni ketus lalu dia pergi meninggalkan keduanya di ruang tamu.

" Hahahaha....Lihat..!! lihat itu suami mu,terlihat jelas kalau dia tidak menginginkan anak darimu,dia bahkan tidak peduli dengan keadaan mu,makanya jadi wanita itu tau diri sedikit,anakku sama sekali tidak menginginkanmu,dia hanya ingin bermain darimu." Ucap Sarah dengan nada sombong dan angkuhnya.

Tamara menelan ludahnya sendiri,matanya mulai berembun, tapi dia berusaha menahan diri untuk tidak menangis sepertinya pria itu benar-benar tidak akan membuka hati untuknya membuat Tamara kecewa.

" Ma sikap mas Doni memang begitu,kalau dia tidak menginginkan anak ini kenapa dia menghamili ku,kalau dia tidak mencintaiku kenapa dia menghabiskan uang untuk menikahi ku bahkan membawa ku bulan madu di luar negri,jadi stop ma memprovokasi aku dan juga mas Doni bagaimana pun dia saat ini dia tetap suami ku,kalau masalah alat tes kehamilan aku bisa beli sendiri." Ucap Tamara sembari beranjak dari tempat duduknya lalu meninggalkan mertuanya.

Tamara masuk ke kamar tamu di sana dia duduk sendirian,dia menyeka air mata yang sudah tidak bisa di tahannya lagi,dadanya begitu sesak melihat sikap Doni yang begitu acuh terhadapnya .

Setelah hatinya mulai tenang dia masuk ke dalam kamarnya,dia ingin mengambil uangnya yang ada di kamar,dia terpaksa membeli alat tes kehamilan sendiri karena tidak satu pun manusia yang punya perasaan di rumah itu.

" Sekalipun kamu hamil semuanya tidak akan berubah,jangan sok manja di hadapan ku,urus dirimu sendiri karena aku memang tidak terlalu mengharapkan semua ini,hanya kamu dan mama yang menginginkan ini." Ucap Doni setelah Tamara masuk ke dalam kamar.Sementara pria itu berbicara dengan tatapan tetap fokus ke ponsel yang ada di tangannya.

Tamara mengabaikan ucapan suaminya,dia memilih langsung keluar dari kamar meninggalkan suaminya setelah mengambil uang dari tasnya.

" Baiklah mas,kalau kamu tidak mengharapkan anak dariku,seandainya memang aku hamil aku akan merawatnya sebaik mungkin,paling tidak sebagai bapak biologis kamu bertanggung jawab atas hidupku dan juga anakku kelak,hanya itu yang bisa ku harapkan saat ini." Ucapnya.Tamara menyeka wajahnya lalu dengan penuh semangat dia pergi ke apotek.

Tamara segera kembali ke rumah setelah membeli beberapa biji alat tes kehamilan.Dia segera membawa alat itu ke kamar mandi sebenarnya petugas apotek menyuruh melakukannya pagi hari karena di pagi hari hasilnya lebih akurat,tapi karena dia tidak sabar akhirnya dia mencoba saat ini juga.

Jantung Tamara berdebar lebih cepat,dia sangat berharap segera hamil tapi jauh di lubuk hatinya dia sedikit khawatir karena tidak ada yang mendukungnya di rumah itu termasuk suaminya.

Deg....

Jantung Tamara seakan berhenti berdetak saat melihat hasilnya yang positif,perasaannya campur aduk bahagia,takut, khawatir semuanya bercampur menjadi satu.

" Ya Allah,semoga ini yang terbaik,dan semoga juga aku kuat dan sabar menjalani pernikahan ini." Ucapnya dalam hati.

" Mas aku positif hamil,aku ingin jatah bulanan ku di tambah karena aku sudah hamil aku butuh biaya tambahan untuk membeli vitamin dan juga susu." Ucapnya setelah kembali ke kamar dan memberikan hasil testpack nya.

Doni menatap benda kecil itu sekilas,setelah itu dia kembali fokus menatap ponselnya,dia sama sekali tidak ada reaksi apa pun dia benar-benar tidak peduli dengan kehamilan Tamara.

" Mas kamu dengar apa yang aku katakan_

"Oke aku dengar..!! aku tau apa maksudmu,aku akan kasih tambahan karena itu yang kamu inginkan, kamu memanfaatkan kehamilan mu itu untuk meminta uang kepada ku,dasar wanita matre." Ucap Doni memotong ucapan Tamara.

"Mas..!!!" Tamara menghela napas berat,dia kesal sekali melihat Doni yang selalu pergi meninggalkannya jika mereka sedang berdebat.

" Kamu yang membuatku jadi begini mas,memangnya kalau bukan uang apa lagi yang di harapkan dari laki-laki cuek sepertimu,kamu selalu mengabaikan aku,menatap ku dengan tatapan merendahkan,aku harus mengumpulkan banyak uang darimu sebelum aku melahirkan anak mu." Ucap Tamara.

*****

Doni keluar dari mobilnya,dia menemui Abian di apartemennya,perasaannya saat ini benar-benar kacau,dia tidak menyangka pria simpanannya bisa memberikan anak untuk istrinya.

" Kamu datang sayang tumben kamu menemui ku disini?" Ucap Abian setelah Doni duduk di sofa.

"Tamara hamil,barusan dia pingsan setelah di cek ternyata dia hamil." Ucap Doni sambil minum anggur merah yang diberikan Abian.

" Apa hamil? baguslah, bukankah itu yang kamu harapkan mulai sekarang tidak ada satu pun manusia yang mencurigai mu sebagai manusia tidak normal." Jawab Abian dengan wajah tenang.

" Aku tidak bahagia,aku tidak senang sama sekali bagaimana bisa aku membiayai anak yang bukan darah daging ku,kenapa aku harus membiayai darah daging mu?"

"Gila kamu,bukannya kamu yang menyuruhku menghamili istrimu,kenapa kamu berubah seperti ini,ingat Doni di hari tua mu nanti kamu butuh anak dan istri untuk menjaga dan merawat mu,sekalipun itu bukan darah daging mu anggap saja itu sebagai anak mu besarkan dia dengan penuh kasih sayang." Ucap Abian menasehati Doni yang keras kepala.

❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️