Kita tidak pernah tau bagaimana Tuhan akan menuntut langkah kita di dunia. Jodoh.. meskipun kita mati-matian menolaknya tapi jika Tuhan mengatakan bahwa dia yang akan mendampingimu, tidak akan mungkin kita terpisahkan.
Seperti halnya Batu dan Kertas, lembut dan keras. Tidaklah sesuatu menjadi keindahan tanpa kerjasama dan perjuangan meskipun berbeda arah dan tujuan.
KONFLIK, SKIP jika tidak sanggup membacanya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Kenyataan pahit tersimpan ( 1 ).
Bang Shano geram sampai mencabut senjata dari pinggangnya. Amarahnya tak terkendali membakar rongga dada, memanaskan kepala hingga menusuk jantung.
"Kalau kau bela dia, kita putus..!!!" Ancam Syafa.
Berhubung sudah mendapatkan bukti yang kuat, Bang Shano pun tidak peduli apapun lagi hingga membuat Syafa marah.
"Aku hamil anakmu. Kamu tidak mau tanggung jawab?????" Teriak Syafa.
Langkah besar Bang Shano menghampiri Bang Hananto, melihat lengan itu masih merangkul Jena istrinya.
Bang Hananto hanya menyunggingkan senyum melihat sahabatnya begitu cemburu. Bahkan di sela keadaan genting, Bang Hananto masih sempat menggoda Bang Shano seolah hendak mengecup bibir Jena.
Tak tahan melihat semuanya, Bang Shano mengacungkan senjata, beberapa orang anak buah Syafa bereaksi.
"Show time Shan. Habisi dia, aku jaga Jena." Ucap Bang Hananto membuat Bang Shano bingung untuk sesaat. Namun saat Bang Hananto mengacungkan senjata, Bang Shano mulai paham.
Segera Bang Shano menangani Syafa. Ia tidak ingin lagi berurusan dengan wanita iblis macam Syafa.
"Kamu mau bunuh aku. Aku hamil anakmu, Bang." Teriak Syafa.
"Saya tidak merasa pernah menyentuhmu." Kata Bang Shano.
"Kamu mau bilang tidak ingat??? Aku berselingkuh dari suamiku karena semua janjimu. Aku menolak suamiku demi kamu. Ini anakmu." Syafa begitu emosi.
Bang Shano melirik Jena. Ia takut Jena akan marah mendengar ucapan Syafa apalagi saat ini mereka semua sedang berhadapan secara langsung.
Jena seakan biasa saja, ia meneguk segelas minuman tapi Bang Hananto merebutnya. "Ingat anak, Jen..!!! Ayo, kamu kuat."
Tatapan Jena tajam menatap Bang Shano. Kedua pasang bola mata itu saling menatap tanpa ucap.
"Demi Allah Abang nggak selingkuh." Kata Bang Shano.
Tak banyak bicara, anak buah Syafa segera menyerang Bang Shano, Bang Hananto dan juga Jena. Tak buang waktu, Jena dan Bang Hananto segera bertindak.
Bang Shano sempat terkejut dan tidak fokus melihat Jena lihai menggunakan pistol.
Saling serang dan baku hantam pun terjadi. Jena dengan tangkas membalas penyerbuan. Bang Shano mencemaskan banyak hal terutama soal kehamilan Jena.
Pertempuran tidak terhindarkan, Bang Shano dan Bang Hananto bergerak melindungi Jena. Tak lama Bang El dan Bang Dewo tiba. Mereka berusaha menyelesaikan misi secara menyeluruh hingga satu tembakan mengarah pada Jena, Bang Dewo pun sigap menghadang tapi ternyata Bang Shano menghadangnya lebih dulu.
doooorr..
"Bang Shano..!!!!!"
"Abaaaang..!!!!!!!" Pekik Jena.
"Pergi dari sini..!!!!!!" Perintah Bang Shano.
Jena menolak tapi Bang Shano meminta Bang El dan Bang Hananto untuk membawa Jena keluar dari cafe tersebut.
"Cepaaaaatt...!!!!!" Bentak Bang Shano. "El, tolong amankan anak dan istri saya..!!" Sambung Bang Shano memberi perintah.
...
Bang El seperti terpukul, jika saja tidak ada pohon tumbang di jalan tadi mungkin kini masalah sudah selesai tanpa bekas menyakitkan seperti ini.
Flashback Bang Elgran on..
"Sumpah.Bang Shano bukannya mau berkhianat, Bang. Saya saksinya, Bang Shano memang sengaja mendekati Syafa untuk mengambil bukti tentang kelompok mafia tersebut. Abang tau sendiri Syafa itu tidak seberapa pintar. Bejo memanfaatkan dia hanya demi bisnis dan melemahkan Abang juga Bang Shano melalui kejadian kecelakaan yang menewaskan orang tuanya beberapa tahun yang lalu." Kata Bang Shano.
Risha turut prihatin mendengarnya, Bang Hananto tak kalah sedihnya. Bisa-bisanya Bang Shano menanggung semua kejadian ini sendirian padahal tragedi kecelakaan tersebut adalah kesalahan tidak di sengaja dari mereka berdua.
"Tapi masuk ke sarang mafia sendirian sangat bahaya. Apa maksudnya?????" Tanya Bang Hananto.
"Hati Bang Shano tidak seluas hati Abang. Perasaannya masih terpukul kehilangan calon bayinya tapi ada satu hal lagi yang belum bisa Bang Shano ikhlaskan. Perkosaan terhadap Syahila masih membekas. Hati-hati sekali Bang Shano mengatur semua ini agar Jena tidak 'tersentuh tangan' Syafa. Maka dari itu penyergapan ini terkesan lambat dan mengulur waktu. Bang Shano ingin membalas setiap sakit hatinya secara perlahan." Jawab Bang El.
braaaaaakk..
Seisi ruangan menoleh, Bang El segera membuka pintu rumah Bang Hananto. Setengah mati Bang El terkejut melihat Jena pingsan di depan rumah seniornya itu. Bang El segera mengangkatnya masuk kedalam rumah Bang Hananto.
:
"Bagaimana, dok?" Bang Hananto cemas karena pasti ada beban moral melihat istri sahabatnya pingsan di rumahnya.
"Hamil, Pak." Jawab dokter.
Risha pun ikut menangis mendengarnya. Sebagai seorang wanita, ia pun ikut merasa bahagia meskipun mungkin dirinya sama sekali tidak bisa punya anak lagi.
"Yakin, dok?" Tanya Bang Hananto.
"Insya Allah saya yakin." Jawab dokter.
"Bantulah Bang Shano dan Jena agar masalah ini segera selesai. Jena harus menjalani kehamilannya dengan tenang. Lagipula masalah ini ada andil salah Abang juga di masa lalu." Kata Risha.
Bang Hananto mengurut keningnya mondar-mandir kesana kemari. "Abang harus bagaimana, dek?? Watak Shano keras sekali."
"Bang Shano pencemburu berat. Coba Abang buat siasat ada main dengan Jena. Saya yakin Bang Shano pasti kebakaran jenggot." Usul Bang El tapi kemudian menyadari ada Risha disana. "Maaf.. Maaf.. Hanya sekedar saran."
Bang Hananto ikut melirik dengan gusar. Tapi tiba-tiba Risha semakin menangis dan hal itu membuat Bang Hananto takut.
"Abang juga nggak mau ada saran gila begini." Sambar Bang Hananto menengahi.
"Sebenarnya.. Sebenarnya Risha menyimpan satu rahasia dari Jena. Tapi Risha pun ragu." Kata Risha.
"Apa dek??? Kamu harus bilang, semakin cepat kita tau, semakin cepat masalah ini clear. Situasi ini tidak hanya menyangkut kita ataupun rumah tangga, tapi juga untuk keamanan bangsa. Penggelapan senjata dan narkotika adalah musuh negeri..!!!!!" Ucap Bang Hananto sedikit keras.
"Hmm.. Sebenarnya.. Begini, Bang.. Aduh gimana ya." Risha pun gelisah.
"Deeeekk......!!!!!" Bang Hananto sampai meninggikan nada suaranya.
.
.
.
.
bukanya istri bang Rinto itu Anya ya??🤦🤦
aku mampir LG nih di cerita kak Nara