seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
teh dan anggur
sementara itu di suatu tempat di sekolah. Sasha Astra, Folium, Alice dan Ielen duduk di meja yang sama. Teko teh ada di tengah meja tersebut bersama banyak cemilan. Ielen kemudian mengambil wadah berisi kubik gula dan memasukkan lima ke dalam tehnya. Sasha menatapnya dengan aneh, bukan karena ia memiliki kesukaan pada gula. Namun karena tubuhnya di balut perban, mulai dari bahu, lengan kanan, dahi kiri dan mata kirinya. Walau dengan semua luka itu dia terlihat senang senang saja.
"h-hey... L-lukamu terlihat lebih parah dari yang aku duga... Apa tidak apa ?" tanya Sasha sengan khawatir.
Ielen tertawa bangga. "hahaha ! Tidak apa, aku malahan senang ada penyihir sekuat dirimu. Membuatku yakin ada penyihir lain yang lebih kuat dariku dari pada nama nama yang sudah terkenal. Di sisi lain, aku tumbuh dan dewasa dalam perang. Luka seperti ini sudah biasa"
Namun di antara semua orang Oslar terlihat tidak senang. "kau pantas mendapatkannya... Kau bilang akan menahan diri... Tetapi kau malah menggunakan mantra peledak massal..."
"hehehe... Mau bagaimana lagi. Aku terpojok... Maaf yah..."
Sasha menggelengkan kepalanya. "tidak apa, pada akhirnya kamu juga yang kena..."
Astra yang daru tadi diam meminum Teh akhirnya bicara. "Kalau aku lihat dari pertempuran tadi... Aku menyadari Sasha tidak menggunakan mantra penyerang sama sekali"
Folium mengangguk, sambil bersandar ke belakang punggungnya. "iya... Aku juga mau bertanya... Apa alasannya"
Sasha melihat ke arah Alice. Alice menatapnya balik dan dia mendapat kode untuk menjelaskannya dari Sasha. "Sasha itu seorang summoner... Semua mantranya hanya berisi mantra pelindung dan yang menggangu pergerakan musuh... Setidaknya itu yang dia jelaskan kepadaku..."
Ielen mengangguk angguk. "ah iya... Itu yang kamu katakan kepadaku"
Oslar langsung membanting cangkir tehnya. "tunggu ! Kau sudah tahu mantra yang di miliki Sasha, sementara dia tidak tahu apa pun soalmu ? Itu pelanggaran. Apakah kamu tidak ingat aturan yang sudah saya tetapkan? setiap orang harus bertarung secara setara di arena dan tidak ada bentuk keuntungan apa pun. Dan yang kamu katakan itu adalah salah satu bentuk keuntungan"
Ielen menghela nafasnya. "oh ayolah ! Mari kita realistis saja... Dalam keadaan yang sesungguhnya itu tidak akan di gunakan. Malahan peraturan ini sering di langgar, karena para murid menontin satu sama lain dan secara tidak langsung mendapat informasi strategi dan mantra mereka... Sudah ah... Malas debatnya... Mendingan kita minum minum..."
Ielen menepuk tangannya. Seorang pelayan masuk membawa ember berisi es dan botol anggur. Oslar menatap Ielen dengan kesal. "kau membawa alkohol ke sekolah ?!"
"tidak, tentu saja tidak. Area arena tidak di hitung sebagai lingkungan sekolah. Ini lingkungan arena... Sudah-sudah ! Ayo aku tuangkan"
"k-kau ! Haaaah... Sudahlah... Berdebat denganmu membuatku sakit kepala..."
Teko teh dan cangkir teh tersebut di gantikan dengan gelas anggur tinggi. Ielen menuangkan cairan merah itu lalu memberikannya kepada setiap orang di meja. Kecuali Sasha.
"huh ? Mana punyaku ?"
Semua orang melihat ke arah Sasha dengan bingung. Astra langsung saja bertanya. "kamu belum berumur 20 tahun... Di negeri ini ilegal untuk umur di bawah 20 untuk minum..."
Sasha terlihat terkejut. "Memangnya kalian berpikir aku umur berapa ?!"
"kamu... 18... Bukan ?" ucap Astra debgan terus terang.
"apa yang kau bicarakan ?! Aku 25 tahun !"
"huh ?! T-tidak mungkin, Bohong !"
"kenapa aku harus berbohong ?! Aku 25 tahun.. "
Astra dengan tidak percaya. "i-itu berarti..."
Folium sambil meminum anggur itu. "Sasha lebih tua di banding Astra..."
"k-kalian tidak mungkin percaya dengannya kan ? M-maksudku lihatlah wajahnya ?"
"wajahku ? Ada apa dengan wajahku ?"
Oslar memperhatikan wajahnya. "wajahmu sangat muda... Mungkin 18 sampai 19 tahun..."
Ielen mengangguk. "yaaah... Kalian tahu apa ? Masa bodo kalau dia mabuk jangan di tolongin" Ielen kemudian mengambil satu cangkir lagi dan memberikannya kepada Sasha.
Sasha terseyum lebar. Batanya bergemilangan melihat anggur itu. (waaah ! Aku lebih suka bir sih... Tetapi... Anggur juga boleh ! Hehehe... Yang penting alkohol...)
Sasha meminum anggur itu dengan. Rasanya kompleks dengan aroma harum yang menghibur hidungnya. Mereka minum sambil berbincang lebih jauh. Pada akhirnya dua botol anggur itu habis. Namun lima dari mereka menghabiskan satu botol. Satu botol lainnya di habiskan oleh Sasha sendiri. Senua orang terkejut dengan kemampuan minum Sasha.
"hey... K-kamu tidak mabukkan ?"
"ala yang kamu bicarakan ?"
Astra mengangkat dua jarinya. "Sasha... Ini berapa ?"
"dua, aku tidak rabun bodoh..."
Folium tertawa. "hahaha... Gila... Kami semua hanya minum satu gelas loh... Kamu sendiri minta tamba tambah sampai satu botol habis..."
"heh... Aku rasa itu bukti nyata Sasha benar benar berumur 25 tahun... Hahaha" Ielen sambil menghabiskan gelasnya."
Tiba-tiba seorang ksatria tinggi dengan armor tebal dan halbert di tangan kananya, masuk ke ruangan. "permisi... Astra, dan Sasha... Kalian di panggil oleh sang raja..."
Astra lalu bertanya. "pengawal kerajaan? Ada masalah apa ?"
Sang pengawal kerajaan itu hanya mengatakan dua kata "black serpent...." mendengar itu semua orang di ruangan terdiam. Astra langsung berdiri dan menghampiri pengawal kerajaan itu. "Sasha ! Ayo cepat !"
"a-ada apa ? Kenapa aku ? d-dan... Apa itu black serpent ?"
"akanku jelaskan. Sekarang ikut saja..."
Sasha berdiri dan ikut dengan Astra dan di kawal oleh pengawal kerajaan. Sasha langsung melamun mendengar dua kata yang di ucapkan pengawal kerajaan itu. (black serpent ? Itu nama boss undead di underworld bukan ? Ada apa ? Apa dia muncul di permukaan. Bukan boss yang begitu kuat aih tapi menyebalkan... Minion undeadnya banyak banget... Haa deh... Aku stuck melawan boss itu lima jam gara gara jumlah undeadnya... Tapi itu ketika aku masih berlevel 40 an sih... Sekarang harusnya tidak jadi masalah)
Sesampainya di ruang tahta. Astra berlutut di hadapan ayahnya. Begitu juga Sasha kepada raja. Keadaannya tegang. Terlalu intense, wajah sang raja terlihat pucat dan Gail ada di sisi raja berdiri tegak. Tetapi gerakan tubuhnya menunjukkan ketidaknyamanan.
Sang raja mulai berbicara. "berkat kalian berempat, Gail, Astra, Sasha, dan Oslar, walau dia tidak ada di sini. Negeri Angran dan Forlass telah mencapai persetujuan damai. Aku ucapkan terimakasih, semoga usaha kita dapat melemahkan Bellum dengan cara apapun"
Mendengar kedua negeri telah berdamai karena aksi dan pilihannya membuat Sasha ingin tersenyum. Namun ia menahannya karena ia sedang berhadapan dengan raja.
(yess ! Rencanaku berhasil ! Artinya aku bisa pergi ke negeri Forlass tanpa menjadi buronan. Di sisi lain ujian dewa pengetahuan masih lama. Mungkin aku bisa berkunjung ke negeri Forlass sebelum itu...)
Sang raja kemudian berbicara. "Sasha... Ada yang ingin amu tanyakan kepadamu..."
(huh ?)