Kebohongan Istriku

Kebohongan Istriku

Antara Jin Aladin Dan Cicilan

Prang!

Suara pecahan kaca terdengar. Tidak terlihat apapun, dunianya menjadi gelap. Bahkan Titania, tunangannya memutuskan hubungan, akibat kondisi Candra Firgon saat ini.

"Lebih baik aku mati saja?" Teriak Candra yang mengalami kebutaan akibat kecelakaan. Meraba-raba area sekitar mencari benda tajam.

Sedangkan seseorang dengan setelan jas rapi menunjukkan senyuman kariernya. Majikannya sudah gila akibat putus cinta, itulah yang ada dalam benak Petter (Asisten Candra), seseorang yang bertugas mengurus semua aset yang ditinggalkan mendiang orang tuanya.

"Tuan muda mau bunuh diri?" Tanya Petter, dijawab dengan anggukan kepala oleh Candra.

"Carikan aku pisau yang tajam!" Ucap sang pianis kaya, diiringi isak tangis.

Sedangkan Petter memijit pelipisnya sendiri."Kalau bunuh diri masuk neraka."

"Tidak peduli! Hidupku, karierku, bahkan Titania pergi meninggalkanku..." Gumamnya benar-benar terdengar lebay bagi seorang Petter.

"Wanita bisa dicari, tuan muda. Untuk karir anda sudah kaya. Lagipula, kebutaan anda hanya sementara. Setelah menemukan donor kornea, maka semuanya akan teratasi." Kalimat dari Petter berusaha tersenyum.

"Kamu tidak mengalaminya! Kamu tidak akan mengerti!" Tuan mudanya kembali menangis meraung-raung bagaikan anak kecil.

Petter menghela napas kasar."Lalu apa yang membuat anda ingin bunuh diri?" Tanyanya mencari solusi.

"Titania...dia meninggalkanku." Masih saja Candra menangis, meraba-raba mencari senjata untuk bunuh diri.

"Jadi jika anda memiliki pasangan anda tidak akan bunuh diri?" Tanya Petter, dijawab dengan anggukan kepala penuh keyakinan oleh Candra.

"Baik! Sebagai jin Aladin yang mengabdi karena uang saya akan mengabulkannya. Seperti apa tipe wanita anda?" Petter kembali bertanya.

"Cantik, aku ingin dia secantik Titania. Aku ingin wanita yang cerdas. Dia juga harus setia bersedia menemaniku, walaupun aku buta. Dia tidak boleh mata-mata dari perusahaan lain. Tidak boleh matre---" Kalimat Candra disela.

Petter berusaha tersenyum, benar-benar berusaha keras tersenyum."Tapi Titania matre dan tidak setia."

"Karena itu aku ingin yang tidak matre dan setia!" Bentak Candra tidak ingin dibantah.

"Baik..." Petter menghela napas menatap ke arah catatannya tentang tipe wanita idaman tuan mudanya.

Dimana mencari wanita seperti ini? Di planet mars!? Mungkin itulah yang ada dibenaknya.

"Satu lagi! Kamu harus membawa satu kandidat. Dan itu harus langsung cocok. Karena aku tidak mau malu karena membuat semacam sayembara atau kompetisi."

Jedar!

Kalimat terakhir membuat sang jin Aladin, eh salah sang asisten menjatuhkan buku kriteria yang dibawa tuannya. Gila! Bagaimana caranya mencari pasangan langsung cocok.

"Ji...jika gagal?" Tanya Petter gugup.

"Aku lebih baik mati saja, karena tidak memiliki teman hidup!" Candra menarik selimut. Memasukkan dirinya.

Sedangkan Petter merasa dunianya runtuh. Bagaimana tidak, jika tuan mudanya mati, maka dirinya akan kehilangan pekerjaan. Mana ada yang akan mempekerjakan lulusan SMU dengan gaji tinggi, walau secerdas apapun.

Ditambah lagi, dirinya tengah mencicil rumah dan mobil. Belum lagi biaya kuliah adiknya, cicilan emas ibunya, ayahnya yang baru membeli lahan dikampung mengirimkan pesan agar dirinya mengirim uang untuk membeli pupuk.

Gila! Candra yang kekanak-kanakan ini tidak boleh mati.

"Saya akan mencari secepatnya."

"Besok bawa wanita itu kemari. Aku ingin mendekatinya perlahan."

Kalimat malu-malu tapi bagaikan hukuman mati untuk Petter.

"Ba...baik. Tapi tuan muda harus tetap hidup."

Asisten yang menutup pintu, kemudian melangkah keluar dengan langkah gontai. Dimana dirinya harus mencari yang sesuai, bahkan kecantikannya harus mengalahkan atau setara dengan Titania.

Hingga dirinya menatap ke arah cermin, wajahnya tersenyum. Hanya sampai orang gila, manja itu dapat melihat kembali.

*

Keesokan harinya, dalam rumah Petter yang dibelinya dengan jalan mencicil.

Orang itu ...kita sebut saja orang, karena saat ini dirinya tengah hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian dada hingga pahanya yang indah. Rambut panjangnya yang biasanya tertutup wig kini dibiarkan tergerai.

Petter, itu adalah identitas palsu yang dibuatnya kala melamar pekerjaan sebagai pelayan pria 8 tahun lalu. Hingga dari pelayan statusnya meningkat menjadi asisten pribadi tuan muda Candra. Mendapatkan kepercayaan karena kecerdasannya, walaupun dirinya hanya lulusan SMU.

Nama aslinya? Giovani, kali ini setelah 8 tahun terpaksa harus merias diri menjadi wanita. Hanya agar tuan mudanya tidak bunuh diri akibat patah hati.

Sudah 8 tahun dirinya terbiasa menggunakan suara Petter, kali ini dirinya menggunakan suara Giovani yang centil.

"Ih! Tuan Candra ganteng!" Gumamnya menatap ke arah cermin."Astaga... menjijikkan!" Teriaknya mengumpat pada dirinya sendiri, menutup wajahnya menggunakan tangan.

Tapi sejenak dirinya menggeleng, harus bertahan demi pekerjaan, cicilan, dan paling penting uang. Tugasnya mengembalikan semangat hidup Candra. Hanya sampai menemukan donor kornea, lalu pergi dan menghilang kembali pada identitas Petter.

Giovani memakai riasan, serta minidress wanita yang kemarin dibeli olehnya.

Candra tidak memiliki perusahaan, tapi memiliki cukup banyak saham dan aset bergerak, warisan mendiang ayah Candra.

Tugasnya sebagai Petter hanya mengawasi dan melaporkan serta memberikan tindakan jika terjadi penyimpangan. Mengingat Candra lebih senang hidup bebas sebagai pianis, juga betapa bucin nya tuan muda itu jika sudah jatuh cinta.

Menghela napas kasar, sepatu hak tinggi dikenakan olehnya. Berparas benar-benar bening, dalam artian cantik dalam level maximal.

Beberapa rencana disusun oleh Giovani. Yang pertama, selama menjadi kekasih dirinya harus menjauhkan Candra dari keramaian. Menghindari lebih banyak orang yang mengetahui tentang wajah Giovani.

Yang kedua, setelah Candra bisa melihat kembali dirinya harus segera menghilang. Kemudian kembali pada identitasnya sebagai Petter, asisten profesional bak jin Aladin.

"Ok! Saatnya berangkat..." Ucap Giovani meninggalkan rumah yang cicilannya sama dengan cicilan mobilnya, akan lunas dalam waktu setahun lagi.

Mesin mobil dinyalakan oleh sang wanita cantik rupawan. Menuju rumah sakit tempat tuan muda Candra yang kaya dan manja tinggal.

Mata semua orang tertuju padanya kala turun dari mobil. Bagaimana tidak sebagai Petter benar-benar terlihat tenang dan menawan. Tapi sebagai Giovani bak dewi yang kebetulan nyasar ke bumi.

Bahkan salah seorang dokter yang masih memakai pakaian operasi ingin melangkah mendekatinya.

Ada juga seorang cleaning service yang membawa air pel, tertegun akan pesonanya. Hingga bertabrakan dengan sang dokter bedah. Air pel melayang membasahi sang dokter dan cleaning service, yang terjatuh.

Gadis cantik itu hanya tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

Hingga menghela napas kasar, telah sampai pada ruangan tempat Candra berada.

Tok!

Tok!

Tok!

"Masuk!" Suara Candra terdengar dari dalam sana tepat pada setelah dirinya mengetuk pintu.

"Siapa?" Tanya Candra, bangkit, membawa tongkat meraba-raba area sekiranya. Mengingat dirinya yang mengalami kebutaan saat ini.

Dirinya mulai mendekat, memegang lengan Candra membimbingnya untuk duduk."Perkenalkan namaku Giovani, gadis yang dikirimkan Petter untuk bertemu dengan tuan muda tampan..." Ucapnya mengeluarkan suara asli, tidak seperti suara Petter yang merupakan suara bariton dibuat-buat.

"A ...aku Candra. Omong-ngomong dimana Petter?" Tanyanya.

"Dia sedang pergi ke luar kota, ada masalah di salah satu tempat tuan muda berinvestasi. Tapi itu bagus bukan? Jika berdua kita dapat saling mengenal dengan baik..." Giovani tersenyum benar-benar berusaha tersenyum.

"A...aku ingin mengenalmu lebih dekat." Candra memegang jemari tangan Giovani.

Sedangkan Giovani mengerutkan keningnya berusaha bertahan."Dasar sialan! Baru ketemu sudah pegang-pegang!" Batinnya, tidak menyadari dirinya juga memegang lengan Candra.

"A...aku juga, tapi aku tipikal orang pemalu yang tidak suka keramaian. Bagaimana jika kamu melakukan perawatan di rumah."

"Kita bisa tinggal di villa dekat danau."

"Kenapa kamu begitu mempercayaiku?" Tanya Giovani tidak mengerti.

"Karena Petter adalah satu-satunya orang yang aku percayai. Dia hanya akan memperkenalkanku pada orang baik." Keyakinan sang tuan muda buta, membuat hati sang jin Aladin terhentak. Dirinya membohongi tuan muda yang begitu percaya padanya.

"Jangan pegang-pegang!" Pekik Giovani, dengan suara wanita manja.

Terpopuler

Comments

Ide'R

Ide'R

Baru baca lagi karya author..lama rehat dulu..❤️❤️

2024-09-30

0

༄༅⃟𝐐Dena🌹

༄༅⃟𝐐Dena🌹

jangan pegang2 🤣🤣🤣

kocak

2024-09-20

0

Bzaa

Bzaa

awal yg menarik.. semangat otor 💪😘

2024-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!