Dihamili Tuan Impoten
Hujan turun dengan derasnya membuat sosok gadis yang baru saja selesai bersiap tampak kesal menatap keluar jendela kamarnya, dimana air hujan terus berjatuhan dengan leluasanya membasahi tanah.
Padahal niatnya hari ini untuk mencari pekerjaan di luar. Namun cuaca tak mendukung langkahnya untuk menjemput rezeki.
"Aduh, Feni bakalan marah nih kalau aku sampai terlambat" ucap gadis berambut sebahu dengan warna rambut tiga varian warna, merah, kuning dan abu.
Walaupun demikian, sama sekali tidak mempengaruhi penampilan gadis cantik super bar bar yang disapa Hani Handoko atau sering dipanggil Hani sweet oleh bapak-bapak satu kompleks perumahannya. Bahkan menjadi ciri khas sosok gadis yang menjadi primadona di kompleks nya.
"Bibi, jas hujan ku mana?" teriak Hani sembari melangkah keluar dari kamarnya. Dia melangkah ke dapur untuk menemui bibi nya yang sedang memasak.
"Ada di rumah Bude Santi. Bibi lupa mengambilnya tadi malam" teriak sosok wanita paruh baya yang sedang memotong sayuran di dapur. Rupanya wanita itu adalah bibi nya.
"Yaaa, terus aku harus bagaimana sekarang, bibi. Masa aku harus hujan-hujanan hanya untuk mengambil jas hujan di rumah Bude Santi sih" ucapnya kesal sambil mengerucutkan bibirnya menatap kearah sang bibi, sosok wanita hebat yang sudah mengurusnya sejak bayi sampai sekarang dengan usianya sudah menginjak 23 tahun. Bahkan bisa dibilang dialah sosok yang menggantikan peran ibunya.
Ibu kandung Hani meninggal dunia setelah berhasil melahirkan putrinya, hingga terjadi pendarahan hebat sampai-sampai nyawa ibunya tak tertolong. Karena itulah mengapa surga ada di telapak kaki ibu, karena seorang ibu harus berjuang bahkan bertarung nyawa untuk melahirkan buah hatinya. Jadi jangan coba-coba menyakiti ibumu apalagi sampai durhaka kepadanya, begitulah yang selalu tertanam dalam pikiran seorang Hani sweet, sang primadona kompleks Permadani.
Sedangkan ayahnya memilih menikah kembali dan memiliki keluarga baru tanpa memperhatikan lagi sosok putrinya Hani yang masih bayi pada waktu itu. Padahal Hani sangat membutuhkan kasih sayang seorang ayah. Sehingga sang bibi lah yang berstatus single parent yang berperan ganda merawatnya pada waktu itu.
Mengenai keluarga baru sang ayah, Hani sama sekali tidak mempermasalahkannya, yang jelasnya ayahnya bahagia, cukup itu saja.
Terus dimana ayahnya sekarang berada? Jawabannya adalah Ayah Hani sudah meninggal dunia satu tahun yang lalu karena menderita stroke.
Hani sangat terpukul kehilangan sosok ayahnya, walaupun semasa hidup almarhum sang ayah tidak memperhatikannya, namun Hani tetap berbakti kepada ayahnya, dia bahkan sampai menyisikan sedikit gaji serabutan yang diterimanya selama ini untuk biaya pengobatan almarhum sang ayah, namun takdir berkata lain, ayahnya harus berpulang ke Rahmatullah meninggalkannya, meninggalkan istri dan dua saudara tirinya.
"Ya mau bagaimana lagi, bibi kan orangnya pelupa. Jadi jangan salahkan bibi jika jas hujan mu tertinggal di rumah Bude Santi" ucap Halimah membela diri. "Ya sudah, sana telepon mas kurir biar anterin jas hujan kamu kemari" tambahnya sambil mengupas kentang.
"Kelamaan bibi, kalau begitu Hani pinjam jas Hujan anak tetangga sebelah. Soalnya Hani sudah telat nih" ucap Hani lalu mencium pipi Halimah, membuat wanita paruh baya itu tersenyum teduh menatapnya.
"Bibi, kalau begitu Hani berangkat dulu. Jangan lupa doakan Hani supaya bisa diterima kerja hari ini" ucap Hani dengan suara cemprengnya.
"Aamiin, doa bibi selalu menyertaimu, nak. Hati-hati di jalan, jangan ngebut" sahut bibi nya disertai nasihatnya.
"Siap bibi" teriak Hani sambil berjalan menuju pintu keluar. Sedangkan Halimah sibuk memasak untuk makan siang mereka.
Tepat sekali saat membuka pintu rumah, Hani dikejutkan dengan tiga bapak-bapak yang sepertinya sedang apel pagi di depan rumahnya.
"Selamat pagi neng Hani Sweet" sapa ke tiga bapak-bapak yang berkumpul di depan rumahnya yang sedang memperbaiki genteng rumah tetangga. Kesemuanya memakai jas hujan, mengingat hujan masih turun dan tak pasti kapan redanya.
Hani hanya tersenyum ramah menatap para bapak-bapak alias penggemarnya, maklum lah dirinya sosok primadona kompleks.
"Mau kemana neng Hani sweet? rapi amat? padahal lagi turun hujan" tanya salah satu bapak-bapak.
"Mau cari kerja pak" jawab Hani sambil meninggikan suaranya mengingat suara hujan masih terdengar bising.
"Wah rajin amat neng Hani sweet" sahut bapak satunya.
"Bapak doakan semoga neng Hani sweet dapat kerja hari ini " sahut bapak tadi.
"Iya pak, terima kasih" balas Hani disertai senyuman dan anggukan kepala.
Sudah tak heran bapak-bapak mendengar jawaban dari Hani, mengingat sudah hampir sebulan gadis cantik yang menjadi primadona kompleks jadi pengangguran belakangan ini.
Setelah berhasil meminjam jas hujan milik tetangga, Hani langsung melajukan motornya menuju lokasi yang dishare oleh Feni, sahabatnya. Tidak peduli dengan hujan yang masih mengguyur wilayah setempat, yang jelasnya dia tiba tepat waktu.
Hani menepikan motornya sesuai perintah dari ante google. Dilihatnya alamat yang dishare oleh Feni dan alamatnya memang betul sekali.
"Loh, bukannya ini villa?" ucap Hani sembari mengamati bangunan dua lantai yang tampak mewah di lihat dari depan, samping, belakang dimana pun sisinya.
"Sebaiknya aku hubungi Feni dulu. Apa maksudnya dia memintaku datang ke villa. Awas ya kalau sampai anak itu ngerjain aku" ucap Hani dengan mulut komat-kamit yang siap mengomeli sahabatnya.
"Kamu sudah sampai Hani?" tanya Feni di ujung telepon.
"Ya, aku baru-baru sampai" jawab Hani dengan judesnya.
"Ya sudah kamu masuk saja, pintu gerbangnya tidak di kunci. Kalau ada satpam yang menahan mu, katakan saja bahwa kamu pelayan baru di Villa itu atau bilang saja kamu itu ponakan Bi Lilis" jelas Feni panjang lebar.
"APA! Jadi tawaran pekerjaan mu adalah pelayan Villa! Feni, aku pikir kamu akan mengajakku kerja di kantoran" ucap Hani dengan kesalnya hingga urat-urat di keningnya langsung bermunculan.
Soalnya sahabatnya tidak mengatakan dengan jujur pekerjaan apa yang akan ditawarkannya dan seperti apa basic nya. Kalau cuma menjadi pelayan Villa, tidak perlu dirinya harus repot-repot bersiap-siap layaknya akan bekerja di kantoran.
"Sorry Hani, aku tidak bermaksud untuk menyinggung. Tapi, sangat mustahil bagimu untuk kerja kantoran, soalnya kamu cuma lulusan SMA." ucap Feni dengan jujurnya membuat Hani hanya mampu tersenyum miris sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Mentalnya Hani seperti baja, jadi tak mudah bagi Hani tersinggung dengan ucapan sahabatnya maupun ucapan yang lebih menyakitkan orang-orang di luar sana.
"Terus dari mana kamu dapat lokernya?" tanya Hani to the poin.
"Emm...aku dapat loker dari asisten rumah tanggaku, kebetulan saudaranya yang kerja di villa itu, namanya Bi Lilis. Makanya aku tidak berkata jujur sama kamu, soalnya kamu sangat butuh pekerjaan bukan" ucap Feni menjelaskan.
"Iya, aku memang butuh pekerjaan, tidak apa-apa, Feni. Aku tidak punya pilihan lain selain menerima pekerjaan ini. Kalau tidak cocok ya mending kabur saja" ucap Hani tersenyum dan merasa pekerjaan menjadi pelayan tidak akan memusingkan baginya.
"Ya sudah, kerja yang rajin biar Bi Lilis makin respect sama kamu" ucap Feni sambil tertawa kecil.
"Iya bos ku" sahut Hani tersenyum hingga panggilan telepon mereka berakhir.
Terlihat satpam yang menjaga Villa itu menghampiri Hani. Dengan lugasnya Hani menjelaskan perihal kedatangannya. Setelah itu Hani di arahkan masuk ke dalam Villa, dimana sosok Bi Lilis sudah menunggu kedatangannya.
Bersambung....
Selamat datang kembali di cerita terbaru author. Semoga kalian suka 🤗.
Mohon maaf aku hapus cerita sebelumnya, karena kondisiku kurang sehat kemarin-kemarin takutnya teman-teman bosan menunggu update bab terbarunya 🙏🙏🙏
Jangan lupa di favoritkan dan beri like, komen, vote dan kasi ⭐⭐⭐⭐⭐ ya, terima kasih teman-teman 🙏🙏🙏😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Sophia Aya
mampir Thor
2024-11-19
0
Fatma
alhamdulilah gak di hapus
semangat update kk
2024-08-16
1
lala
akhirnya rilis lagi🤭
2024-08-13
0