"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"
~Anindita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSP ~ Bab 22
Dua hari berlalu.
Setelah satu minggu berada di Filipina, Papa Herman dan Hendrik kembali melanjutkan perjalanan bisnis ke Kamboja. Maudy juga ikut dalam perjalanan bisnis suami dan papa mertuanya itu.
Seperti yang Hendrik janjikan pada dirinya kalau dirinya akan langsung memblokir Carla dari kontak whatsapp nya dan juga mengganti nomor ponsel setelah dirinya keluar dari Filipina. Jadi sesampainya di Kamboja, Hendrik langsung membeli kartu seluler dan mendaftarkan kartu seluler itu menjadi nomor whatsapp nya yang baru.
Mengetahui suaminya membeli kartu seluler baru dan mengganti nomor whatsapp nya dengan nomor tersebut, jelas saja Maudy bertanya apa alasan suaminya mengganti nomor. Dan jawaban Hendrik yang memang sudah Hendrik persiapkan membuat Maudy percaya dengan alasan suaminya. Maudy sama sekali tidak curiga dengan alasan yang Hendrik berikan.
Kamboja.
Pukul 22.00 waktu Kamboja.
Sudah dua hari mereka di Kamboja. Hidup Hendrik kembali tenang karena tidak ada Carla yang mengganggunya. Dan rencananya mereka akan berada di Kamboja selama kurang lebih sepuluh hari.
Mengetahui Maudy sudah selesai datang bulan, Hendrik langsung mengajak Maudy untuk main sekop-sekopan. Maudy yang juga sudah lama tidak di sekop suaminya pun mengiyakan ajakan Hendrik.
Tapi cara bermain mereka kali ini agak berbeda. Jika biasanya Hendrik tidak ingin mematikan lampu saat main sekop-sekopan bersama Maudy, kali ini mulai dari awal pemanasan sampai ke permainan inti mereka bermain di gelap-gelapan.
Maudy sempat bertanya alasan Hendrik mematikan lampu, karena Maudy tau suaminya itu tidak suka main sekop-sekopan di gelap-gelapan. Dan jawaban Hendrik yang mengatakan ingin mencoba hal baru, membuat Maudy percaya.
Padahal saat ini Hendrik sedang menyembunyikan jejak kepemilikan yang ditinggalkan Carla yang belum juga hilang. Jangankan hilang, pudar saja belum karena malam sebelum Hendrik meninggalkan Filipina, Carla menebalkan jejak kepemilikan dibagian-bagian yang paling sensitif ditubuh Hendrik.
Dan setelah selesai bercinta pun, sebelum menyalakan lampu, Hendrik buru-buru memakai pakaiannya.
💋💋💋
Keesokan paginya.
Pukul 08.00
Hari ini hari Minggu. Hari libur untuk Hendrik karena hari ini tidak ada jadwal bertemu dengan klien.
"Eugh..." lenguh Maudy sambil mengerjapkan matanya.
Setelah matanya terbuka sempurna, Maudy langsung mera.ba nakas untuk mengambil ponselnya.
Melihat sudah jam delapan pagi, Maudy pun membangunkan Hendrik.
"Mas... bangun Mas, udah jam delapan. Kita gak sarapan?" ucap Maudy sambil menepuk-nepuk lengan Hendrik.
"Sebentar lagi Sayang, masih ngantuk banget." balas Hendrik dengan mata yang masih tertutup.
Maudy hanya menghela nafasnya kasar. Tak lama Maudy kepikiran untuk menghubungi Mama Meri untuk video call dengan Hanna.
Sayangnya lima kali Maudy menghubungi nomor Mama Meri, sang mama tak kunjung menjawab panggilan video nya.
Mau tidak mau Maudy menghubungi Dita.
Sus Dita. Itulah nama Dita yang dimasukkan Maudy ke dalam buku telepon ponselnya.
Tak perlu waktu lama, tepat di nada sambung kelima Dita menjawab panggilan video Maudy.
💋💋💋
Bandung.
Pukul 08.00
Bandung dan Kamboja memiliki waktu yang sama.
Saat Dita baru saja selesai memandikan Hanna, tiba-tiba ponselnya berdering.
Dengan menggendong Hanna, Dita pun berjalan menuju meja tempat dia meletakkan ponselnya.
Bu Maudy. Itulah nama Maudy yang Dita simpan dalam buku telepon ponselnya.
Melihat nama majikannya, cepat-cepat Dita menjawab panggilan video Maudy. Dita tau Maudy menelponnya bukan untuk bicara dengannya melainkan untuk melihat Hanna, jadi Dita langsung mengarahkan kameranya ke wajah Hanna.
"Halo sayangnya Mama..." ucap Maudy begitu melihat wajah Hanna di layar ponsel.
Hanna tidak menjawab, dia malah memalingkan wajahnya dari layar ponsel Dita dan melihat wajah Dita.
"Itu Mama, dek. Halo Mama." ucap Dita mengajarkan Hanna agar membalas sapaan Maudy. Tapi sayangnya Hanna malah membenamkan wajahnya di pundak Dita.
Kamboja.
Sedangkan di sebelah Maudy, ada Hendrik yang tiba-tiba membuka mata begitu mendengar suara Dita.
Hendrik seperti mengenal suara yang ada diseberang telepon. Suara wanita yang pernah dia sakiti enam tahun lalu.
💋💋💋
Bersambung...
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁