NovelToon NovelToon
Pesona Teman Papah

Pesona Teman Papah

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / CEO / Beda Usia
Popularitas:57.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arasa Aurelia

BOCIL MINGGIR DULU

MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!!


Rihana seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah, menolak kenyamanan bekerja di perusahaan keluarga. Ia memilih untuk mengasah kemampuannya sendiri di dunia kerja yang sebenarnya. Tak disangka, lamaran magangnya diterima di sebuah perusahaan multinasional ternama di Kota X.

Kegembiraannya mendadak sirna ketika ia dipertemukan dengan CEO muda dan karismatik perusahaan itu. Pria itulah yang merenggut keperawanannya tepat 3 hari lalu dan berhasil menjadi suaminya tepat 1 hari setelah kejadian itu. Lebih mengejutkan lagi, pria itu adalah teman dekat ayahnya, hanya berselisih lima tahun dari sang ayah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arasa Aurelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saya Mau Kamu

Rihana terlihat sangat panik di ruangan UGD, luka Mahendra masih dibersihkan dengan telaten oleh dokter dan beberapa suster yang berada disana.

"Dokter, bagaimana kondisi suami saya?" tanya Rihana dengan suara cemas, matanya tidak lepas dari wajah Mahendra.

Dokter muda itu melepas sarung tangannya, lalu menatap Rihana. "Tenang dulu, kak. Luka jahitannya memang terbuka sedikit, tapi sudah kami berikan penanganan awal. Kita akan lakukan operasi kecil untuk menutupnya kembali."

"Kapan operasinya bisa dilakukan?" tanya Rihana lagi, suaranya terdengar putus-putus.

"Secepatnya, kak. Kami akan siapkan peralatan nya. Sementara itu, coba tenangkan diri dulu. Bapak akan kami rawat dengan baik."

Rihana mengangguk, matanya berkaca-kaca. Dia menggenggam tangan Mahendra erat-erat, berharap suaminya segera pulih.

"Ga usah kerja ya?" tanya Rihana tanpa memalingkan wajahnya

"Kalau saya ga kerja kamu juga ga boleh kerja. Deal?"

Rihana terlihat bingung, bagaimana bisa ia mengundurkan diri dari perusahaan multinasional. Ia memang sudah pasrah jika dipecat, tapi tidak dengan mengundurkan diri dari perusahaan itu.

Untuk sesaat Rihana mencoba berfikir jernih, dengan mantap Rihana menjawab deal. Namun masih tersimpan beberapa cara dipikirannya untuk bisa bekerja tanpa ketahuan oleh Mahendra.

'Setidaknya Mas Mahen sembuh dulu, habis itu terserah deh mau ngapain lagi' batin Rihana

Operasi kecil berjalan sekitar 30 menitan, Rihana senantiasa menunggu didalam ruangan itu sembari menggenggam tangan kekar suaminya. Wajah Mahendra terlihat sangat pucat. Biarpun sudah disuntik bius namun raut wajah kesakitan terlihat jelas diwajahnya.

'Dasar dokter genit, coba kalau mas Mahen ga sakit. Udah aku acak-acak rambutnya' batin Rihana saat melihat mata genit sang dokter terus memperhatikan badan kekar milik suaminya.

Tubuh bagian atas Mahendra tidak ada penghalang sama sekali, hal ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan sang dokter. Sekaligus memeriksa luka di bagian punggung milik Mahendra. Tentunya hal ini membuat dokter bersama suster yang berada disana menjadi salah fokus dibuatnya.

"Bisa langsung pulang kan?" tanya Rihana sedikit ketus

"Bisa kak, nanti saya kasih resep obatnya" ucap dokter wanita itu sembari melayangkan senyum kearah Mahendra.

Rihana yang melihatnya menjadi geram, dengan gerakan cepat Rihana memakaikan pakaian Mahendra. Lalu membawanya keluar dengan terburu-buru.

Sebelum pergi Mahendra menyempatkan diri melempar senyum tipis kearah dokter dan suster yang menanganinya tadi.

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Rihana dengan ketus, tangannya masih mengandeng Mahendra dengan erat sembari berjalan cepat.

"Kamu cantik kalau lagi cemburu" jawab Mahendra

"Enak aja, siapa yang cemburu? om tuh udah tua jangan suka tebar pesona kaya tadi."

Mahendra tidak menjawab lagi perkataan yang keluar dari mulut istri nya. Matanya terus menatap lekat kearah Rihana yang berada disampingnya, senyumnya belum pudar sejak tadi.

"Duduk, aku mau ambil obat dulu" perintah Rihana dengan nada ketus

Pria bertubuh kekar itu menurut, mendudukkan diri diatas kursi panjang yang bisa ditempati sekitar 4 orang. Hanya dirinya yang berada dikursi itu.

"Rihana, lengan saya sakit"

ucap Mahendra sembari memegangi lengan nya, fokus Rihana lagi-lagi tertuju padanya. Senyum jahil terlihat jelas diwajah Mahendra, beruntung Rihana tidak melihat senyuman itu.

"Mau ke dokter yang tadi lagi?" tanyanya lagi

"Ga usah, kamu duduk saja disamping saya. Saya ingin bersandar, sebentar."

Sebenernya Rihana masih kesal dengan Mahendra, tapi melihat wajah Mahendra yang kesakitan membuat nya kasihan. Baru saja Rihana ingin mendudukkan tubuhnya diatas kursi, terlihat dari kejauhan Hans datang bersama Sofia dengan membawakan tas miliknya.

Rihana melambaikan tangannya kearah Sofia dan Hans agar keberadaannya diketahui oleh kedua manusia itu. Sofia memberikan tas milik Rihana kepada pemiliknya.

Sedangkan Hans berdiri disebelah Sofia dengan menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatap nyonyanya. Takut kena semprot lagi olehnya.

"Hans, duduklah disamping suamiku. Katanya dia butuh sandaran" Ucapnya masih dengan nada ketus

Sontak kedua lelaki itu saling memandang, kedua matanya sudah membola karena terkejut.

"Biar Hans saja yang mengurus obatnya, saya ingin ditemani kamu Rihana." jawab Mahendra dengan cepat

"Duduklah Hans, Sofia ikuti aku." perintahnya lagi tanpa menghiraukan ucapan Mahendra. Dengan langkah mantap Rihana dan Sofia kembali mengantri untuk membayar obat Mahendra.

"Ck" Mahendra berdecak kesal karena disampingnya Hans bukan Rihana.

"Rihana dipecat?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari Rihana

"Bagaimana mungkin mereka bisa memecat nyonya, apalagi Pak Bambang sudah mengetahui identitas nyonya." jawab Hans dengan santai sembari mendudukkan bokongnya disamping Mahendra.

"Suruh Bambang untuk memecat Rihana"

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Cahaya matahari siang menyelinap melalui celah tirai beludru, menerangi kamar yang luas dan mewah. Ranjang king size dengan seprai sutra putih tampak begitu nyaman, namun Rihana enggan untuk duduk ataupun berbaring diatasnya. Dari sofa yang didudukinya Rihana dapat melihat dengan jelas seorang pria berbadan kekar sedang menatapnya tanpa henti.

Pandangan pria itu buyar ketika ponsel miliknya bersuara. Ada sebuah notifikasi pesan dari ponsel nya, bergegas pria itu mengetik dengan cepat lalu merapikan penampilannya.

"Mau kemana?" cegah Rihana, ia sudah berdiri tegak didepan pintu kamar miliknya untuk menghadang Mahendra.

Mahendra menarik senyum tipis diwajahnya, pakaiannya sudah rapih, sangat siap untuk bekerja kembali.

"Mau kerja sayang, sebentar saja" jawab Mahendra, posisinya masih berdiri tepat dihadapan Rihana.

"Aku udah ga kerja ya om. Harusnya om juga ga kerja. Sesuai kesepakatan tadi, setidaknya sampai om sembuh"

"Tidak ada yang menarik dirumah ini, saya mau mencarinya diluar" senyuman jahil kembali terlihat diwajahnya yang tampan

"Apa aku harus jadi dokter juga biar menarik dimata om?"

Tanya Rihana sembari mendorong tubuh Mahendra. Dengan gerakan cepat Rihana mengunci pintu kamarnya lalu memasukan kunci kamar itu kedalam bra miliknya.

'Bodo amat, yang penting dia ga keluar. Enak aja mau ketemu dokter genit itu. Dasar bapak-bapak genit' batinya dengan kesal

Posisi Mahendra semakin mendekat kearahnya, dengan terpaksa Rihana terus mundur hingga kakinya menyentuh sudut tepat tidur.

~Brugh

Tubuhnya terjungkal kebelakang, Mahendra yang ingin menangkap nya justru ikut terjatuh bersama Rihana diatas kasur miliknya.

"Tawaran apa yang akan kamu berikan jika saya tetap dirumah?" tanya Mahendra yang berada tepat diatas tubuh istrinya itu.

"Apapun, tapi om jangan pergi." jawabnya secara asal

"Apapun?" tanya Mahendra memastikan, tangannya sudah membelai lembut pipi mulus milik Rihana. Dalam sekejap pipi itu berubah merona dengan sempurna.

Mahendra yang melihatnya tak kuasa menahan senyum. Ditatapnya mata coklat milik istrinya dengan begitu intens, seakan menuntut jawaban yang ditunggunya sejak tadi.

Rihana menganggukkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban, debar jantung antara keduanya semakin tak karuan. Hingga suara barinton milik Mahendra kembali terdengar oleh telinga Rihana

"Kalau begitu saya mau kamu"

"A-aku?"

"Iya sayang"

1
💝F&N💝
ayo dilanjut.....
dhanyx
lanjut thor...
Qaisaa Nazarudin
Nah kan ku bilang juga apa,Pasti Xavier datang mau ngerebut Leana kembali.. Sebenarnya apa sih masalah mereka? sampai Prabu nekat banget misahin keluarga kecil Xavier..🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Ya ialah Rihana lagi panik-paniknya mikir keluarga,Lha kamu sibuk dengan ena..ena..gimana Rihana gak emo..haiiss..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Pasti Xavier datang bawak pengawal untuk merebut Leana kembali..
Qaisaa Nazarudin
Lha bukannya tadi katanya main tangan ya..🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Oh Xavier suaminya Leana,Berarti tuh bocah anak nya Xavier kan,Jadi Xavier juga berhak dengan anaknya,Apa Xavier begitu kejamnya sampai menyiksa istri dan anaknya?
Qaisaa Nazarudin
Apakah karna ini juga mereka sekeluarga harus hidup terpisah??
Qaisaa Nazarudin
Aneh hubungan keluarga Rihana..🤔🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Modus Mahen berhasil..👏👏👏🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Ketagihan Mahen,Maklum udah lama ngejomblo wkwkwkwk
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Ahen tuh kaya,tampan,manis aja tuh sikap caranya ngelayani Rihana,Kok bisa ngelajang sampai tua gitu,gak mungkin kan dia gak punya pacar?? 🤔🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Lha ku pikir umur ya masih 30-31 gitu, Ternyata udah tue.ya..😂😂
Ripah Ajha
keren sekali🥰
Tutik Lestari
up dong Thor, sy suka karya nya 👍👍
Aleika_mama
untung bacanya pas malem tor/Shy/
Retno Anggiri Milagros Excellent
Rahina masih cemburu ya.. hahaha
Retno Anggiri Milagros Excellent
ga cemburu RIHANA dengan dokter cantiknya?
Retno Anggiri Milagros Excellent
paniknya sang istri nambah rasa cintanya ya.. 🤭😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!