NovelToon NovelToon
Berkorban Demi Cinta

Berkorban Demi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Morgan Zavierson, dipenjara demi kekasih tercintanya, Kelly Thompson. Akibat kesalahpahaman membuat Morgan membenci sang gadis tersebut.

Apa sebabnya Kelly yang dikenal gadis polos dan ceria, dianggap mengkhianati Morgan? sehingga pada akhirnya Morgan memilih menikahi Zoanna, yang adalah sekretarisnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Rumah

Morgan menyentuh wajah Kelly dengan lembut, matanya penuh dengan keinginan untuk menenangkan. "Kelly, lupakan apa yang terjadi. Mulai hari ini kita akan jalani hidup yang bahagia," ucapnya dengan suara penuh keyakinan.

Kelly menatap Morgan dengan tatapan yang penuh keraguan. "Apakah kamu yakin kita akan bahagia? Hanya kita berdua tanpa ada orang ketiga?" tanyanya, merujuk pada mantan Morgan.

Morgan menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Mana mungkin ada orang ketiga di antara kita. Zoanna bukan siapa-siapa bagiku," jawabnya dengan tegas. "Setelah kamu sembuh, tinggallah di rumahku. Aku akan melindungimu!"

Kelly menarik napas panjang, menatap Morgan dengan tatapan kecewa yang tidak bisa disembunyikan. "Tidak perlu! Aku sudah tidak apa-apa, biarkan aku jalani hidupku seperti biasa. Aku sudah mandiri dan melalui semua ini selama ini," jawabnya, suaranya terdengar getir. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Morgan darinya.

Morgan meraih tangan Kelly, mencoba meyakinkannya. "Tapi, aku tidak bisa tenang kalau kamu tinggal sendirian," ujarnya, suaranya mengandung kekhawatiran yang mendalam.

Kelly menarik tangannya dari genggaman Morgan. "Apakah kamu berencana melepaskan Billy? Kalau dia bebas, aku pasti akan menjadi incarannya lagi."

Morgan menatap Kelly dengan penuh ketegasan. "Tentu saja tidak, aku akan membalas semua yang dia lakukan padamu. Percayalah!" jawabnya sebelum memeluk Kelly kembali, mencoba menenangkan ketakutan yang dirasakannya.

Namun, dalam pelukan Morgan, Kelly merasa tidak nyaman. Ia menyandarkan kepalanya di dada Morgan, tetapi pikirannya penuh dengan kekhawatiran.

"Morgan, walau aku dalam pelukanmu, aku merasa tidak nyaman. Aku tidak berani terlalu berharap padamu agar lukaku tidak semakin dalam. Aku tidak akan marah kalau kamu menjawab pernah mencintai Juny, mantanmu. Tapi karena kamu menyembunyikan dariku, aku merasa sangat waspada dan takut. Bagaimana kalau suatu hari dia kembali lagi? Apa kamu akan seperti sekarang, begitu peduli padaku?" batin Kelly, hatinya diliputi rasa waspada.

Tidak lama kemudian, Markus datang dengan membawakan bunga dan buah-buahan. "Hai, Nona cantik. Kita bertemu lagi!" sapa Markus dengan senyum lebar.

Kelly, yang masih berada dalam pelukan Morgan, melepaskan dirinya dengan terkejut. "Tuan Markus?" tanyanya, mengenali pria yang datang.

"Iya, kita bertemu lagi. Bagaimana dengan kabarmu?" tanya Markus sambil memberikan bunga itu kepada Kelly dan meletakkan buah yang dia beli di atas meja.

"Terima kasih!" ucap Kelly sambil menerima bunga itu dengan senyum tulus.

Morgan, yang merasa sedikit terganggu dengan kehadiran Markus, bertanya, "Apakah kamu tidak bekerja hari ini?"

Markus mengangguk. "Bekerja! Aku lewat sini, jadi singgah dan menjenguk Kelly dulu," jawabnya santai.

Kelly menatap Markus dengan mata yang berbinar. "Aku ingin melihat kangurumu!" ucap Kelly tiba-tiba, membuat Markus terkejut.

"K-kang-kanguru?" tanya Markus dengan gugup, tak menyangka permintaan Kelly.

"Iya," jawab Kelly dengan senyum kecil.

Morgan mengerutkan kening, penasaran dengan pembicaraan ini. "Sejak kapan kamu memelihara kanguru? Kenapa aku tidak tahu?" tanyanya kepada Markus, matanya menatap tajam.

Markus tertawa kecil, mencoba meredakan suasana. "Oh, itu hanya lelucon. Aku memang pernah bercerita tentang kanguru yang aku lihat di kebun binatang saat berlibur ke Australia.

"Tapi yang kamu beritahu padaku adalah kanguru yang ada di rumahmu, kamu adopsi saat dia masih kecil. Selain itu, kamu menamakan dia Morgan. Aku rasa tidak salah ingat," ujar Kelly sambil berpikir keras.

Markus menatap Morgan dengan gugup, lalu menunduk. Situasi semakin canggung di antara mereka.

"Morgan? Nama kanguru itu Morgan?" tanya Morgan, berjalan mendekati Markus dengan ekspresi penasaran dan sedikit curiga.

Markus tersenyum gugup, mencoba mencari alasan. "Aku hanya bercanda saja," jawabnya dengan cepat, berusaha meredakan ketegangan.

Kelly menatap Markus dengan bingung. "Apakah tidak ada kanguru di rumahmu?" tanyanya, mencoba memastikan kebenaran ceritanya.

Markus menggelengkan kepala, sambil berusaha terlihat tenang. "Tidak, sebenarnya aku sudah mengirimnya kembali ke Australia," jawabnya dengan nada yakin, berharap Kelly mempercayainya.

"Oh, ternyata begitu," ucap Kelly dengan nada sedikit kecewa, menunduk. Harapannya untuk melihat kanguru yang dikisahkan Markus pupus.

Morgan menatap Kelly dengan penuh perhatian, mencoba menenangkan perasaannya. "Apakah kamu ingin melihat kanguru itu?" tanyanya dengan lembut.

Kelly menggelengkan kepala perlahan. "Tidak! Tadinya aku mengira masih ada di rumahnya," jawabnya dengan senyum.

Morgan mengelus punggung Kelly dengan lembut, berusaha menghiburnya. "Kalau kamu menyukainya, Suatu hari, kita bisa pergi ke Australia dan melihat kanguru bersama-sama," ujarnya, berusaha mengalihkan perhatian Kelly dari kekecewaannya.

"Tidak perlu! Aku hanya penasaran saja," jawab Kelly.

Markus memberikan senyuman gugup kepada Morgan dan Kelly. "Aku harus pergi, Morgan, jaga Kelly dengan baik. Kalau ada apa-apa, hubungi aku!" pamit Markus sebelum segera bergegas pergi, terlihat ingin menghindari Morgan.

Kelly menatap kepergian Markus dengan keheranan. "Kenapa dia terburu-buru?" tanyanya.

Morgan mengangkat bahu, mencoba untuk bersikap santai. "Biarkan saja, dia memang seperti itu," jawabnya.

Kelly masih penasaran. "Aku lupa tanya, dia adalah temanmu?" tanyanya.

"Iya, kenalanku," jawab Morgan, berusaha menghindari detail lebih lanjut.

Kelly mengingat sesuatu yang pernah didengarnya. "Apakah dia memiliki tiga kembar?" tanyanya. "Yang satu membawa mobil mewah, yang satu supir taksi, dan satu lagi supir bus? Tapi sekarang aku lupa, yang tadi adalah siapa."

Morgan tertawa kecil, mencoba meredakan kecurigaan Kelly. "Dia hanya bercanda. Tidak usah peduli. Markus adalah orang yang suka bekerja keras sehingga dia bisa menjadi supir taksi atau bus dalam satu malam," jawabnya dengan alasan yang terdengar masuk akal.

Beberapa hari kemudian, Kelly telah berganti pakaian dan merasa lebih baik setelah dirawat di rumah sakit. Lukanya sudah membaik, dan tanpa menunggu Morgan, ia membuat keputusan untuk pulang ke rumahnya. Setelah menyelesaikan proses administrasi, ia beranjak pergi dari rumah sakit.

Tidak lama kemudian, Morgan tiba di rumah sakit dan berpapasan dengan Kelly di lorong."Kelly, kamu keluar hari ini?" tanya Morgan dengan sedikit terkejut.

"Iya, aku sudah sembuh. Aku ingin pulang," jawab Kelly dengan tegas.

Morgan mengerutkan kening, merasa cemas. "Bukankah kemarin aku sudah memintamu tinggal beberapa hari lagi? Kenapa tiba-tiba berubah dan tidak runding denganku?" tanyanya dengan nada khawatir.

Kelly menghela napas, mencoba menjelaskan perasaannya. "Aku hanya muak di rumah sakit terlalu lama. Makanya aku ingin pulang. Tolong jangan memintaku tinggal di sini lagi!" jawab Kelly, menatap Morgan dengan serius.

Morgan mengelus kepala Kelly dengan penuh perhatian, mencoba memahami perasaannya. "Baiklah, kalau kamu sudah buat keputusan. Aku akan mengantarmu pulang," kata Morgan dengan lembut.

Mereka berjalan bersama menuju pintu keluar rumah sakit. Di sepanjang perjalanan, Morgan memastikan Kelly tidak merasa kesulitan. Sesampainya di mobil, Morgan membuka pintu untuk Kelly dan membantunya masuk dengan hati-hati. Setelah itu, dia duduk di belakang kemudi dan mulai mengendarai mobilnya.

Di dalam mobil, suasana agak hening. Kelly menatap keluar jendela, menikmati pemandangan yang sudah lama tidak dilihatnya. Morgan mencuri pandang ke arah Kelly, berusaha memastikan dia merasa nyaman.

"Aku senang kamu merasa lebih baik," ucap Morgan akhirnya, mencoba memecah keheningan.

"Iya," jawab Kelly yang masih menatap luar jendela tanpa menoleh ke arah Morgan.

Tidak lama kemudian, Kelly tertidur di dalam mobil karena efek obat yang masih ada di dalam tubuhnya. Morgan, melihat keadaan Kelly yang tertidur pulas, memutuskan untuk membawa gadis itu ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Morgan dengan hati-hati menggendong Kelly dan membawanya ke kamarnya. Ia menidurkan Kelly dengan lembut di atas tempat tidur, berusaha agar tidak membuatnya terbangun.

"Kelly pasti karena efek obat yang membuatnya begitu mengantuk," pikir Morgan sambil menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh gadis itu.

Morgan sendiri kemudian melepas jasnya dan menuju ruang ganti pakaian. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur dan mengenakan jubah tidur. Setelah selesai, ia kembali ke kamar dan berbaring di samping Kelly.

Dengan hati-hati, ia memeluk Kelly dalam dekapannya, merasakan kehangatan tubuh gadis itu di sampingnya. "Sudah tiga tahun aku tidur tanpa memelukmu. Mulai hari ini aku akan selalu melakukannya agar kamu bisa tidur dengan nyenyak," ucap Morgan dengan lembut, mengecup dahi Kelly.

Kelly yang terlelap tidak merasakan apapun, namun kehangatan dan perlindungan yang diberikan Morgan membuatnya tidur dengan tenang. Malam itu, Morgan merasa lega bisa menjaga Kelly di sisinya, memastikan dia aman dan nyaman.

Di luar, angin malam berhembus pelan, membawa suasana tenang ke dalam rumah. Morgan menatap wajah Kelly yang tertidur, merasa bahagia bisa mendekapnya lagi setelah sekian lama. Dalam diam, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu melindungi Kelly, apa pun yang terjadi.

"Gadis ku ini masih tidak berubah, Walau sudah 3 tahun berlalu. Terkadang masih seperti anak-anak. Usiamu masih begitu muda dan harus mengalami mimpi buruk ini. Aku akan menyembuhkanmu. Walau dengan cara apapun," batin Morgan.

Pukul 21.00, Kelly terbangun dan membuka matanya, menyadari dirinya tidur dalam pelukan Morgan. Perasaan hangat dan nyaman memenuhi hatinya saat merasakan dekapan lembut Morgan.

"Morgan, aku selalu merindukan saat-saat seperti ini. Dulu kamu selalu mengatakan akan melindungiku, bahkan saat aku sedang tidur. Aku mengira kamu akan memeluk Zoanna setelah kalian menikah. Tapi walau tanpa dia, aku juga masih merasa tidak tenang. Karena aku tidak tahu siapa yang kamu pilih ketika Juny dan aku ada di hadapanmu," batin Kelly, merenungkan perasaannya.

Tak lama kemudian, Morgan membuka matanya dan menyentuh wajah Kelly dengan lembut. "Sudah bangun?" tanya Morgan sambil tersenyum. "Kamu pasti sudah lapar. Aku akan membuatkan makanan untukmu!" lanjut Morgan sambil mengecup dahi Kelly.

Kelly memandang Morgan dengan rasa campur aduk di dalam hatinya. "Kenapa kamu membawa aku ke sini?" tanyanya.

"Aku ingin melindungimu, walau apapun yang terjadi," jawab Morgan dengan tulus.

"Apakah ini adalah janjimu?" tanya Kelly.

"Iya, Semua yang aku katakan adalah janjiku," jawab Morgan.

"Apakah kamu yakin bisa melakukannya hanya untukku?" tanya Kelly.

"Tentu bisa! Kamu tidak percaya?" tanya Morgan dengan senyum.

"Bukan tidak percaya, Aku hanya takut kalau kamu tidak sanggup melakukannya," jawab Kelly.

"Ingat dengan janjiku, aku akan melakukannya untukmu," ucap Morgan dengan senyum.

Keesokan harinya, Morgan mendatangi sebuah rumah di mana Billy sedang dirawat di sana. Tempat itu jauh dari keramaian kota, sebuah rumah tua yang dijadikan tempat perlindungan sementara.

"Kakak, kenapa aku dibawa ke sini? Tempat apa ini? Kenapa bukan rumah sakit?" tanya Billy yang duduk di atas kasur dengan wajah bingung.

Morgan duduk di kursi di ujung kasur, menatap adiknya dengan tatapan tegas. "Rumah sakit? Seharusnya kau merasa beruntung karena masih hidup," jawabnya dengan nada dingin.

Billy tampak semakin bingung dan cemas. "Apa yang kakak maksudkan? Bagaimana dengan Kelly? Apakah dia sudah ditahan?" tanya Billy dengan nada panik.

Morgan mendekat, menatap Billy dengan tatapan penuh amarah. "Kelly berada di tempat yang aman. Aku akan melindunginya dengan nyawaku. Siapapun yang berani menyentuhnya akan kupotong jarinya," jawab Morgan dengan suara rendah namun penuh ancaman.

"Kau harus bertanggung jawab atas semua yang telah kau lakukan. Tidak ada lagi tempat bagimu untuk lari. Ini adalah akhir dari permainanmu," lanjut Morgan dengan nada dingin sambil melempar sebuah amplop besar ke atas kasur. Tidak tahu apa isi dalamnya!

1
Citra Merdeka
ya ampun si jaqob kok lemah banget sih 😂
Lasman Silalahi
lanjut
yuning
mau tau kalau Morgan cemburu 😁
Kinara Widya
🤣🤣🤣🤣Kelly kenapa JD suka gigit2 sih....Morgan cemburu pd Markus...panasin terus Markus...biar Morgan kepanasan...🤣🤣🤣🤣🤣
Linda W
Luar biasa
Lasman Silalahi
lanjut
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah cari masalah aja si markus itu. bikin morgan naik darah aja. lanjut lagi donk, ceritanya. makin bagus. aq tunggu kelanjutannya hari ini. klo perlu segera. jangan lama2.
yuning
Markus cari mati 🤣🤣🤣
Citra Merdeka
markuuussssss..... 😁
Kartika Lina
jelaslah kelly berubah setelah sekian banyaknya penderitaan dan kekecewaan yg kelly alami
Kartika Lina
kenapa harus disembunyikan morgan?? apa kau masih menyimpan rasa untuk juny? poor kelly ☹️
Kartika Lina
nyesek bacanya 😭😭😭😭
Kartika Lina
gimana mau ngadu, kamu sendiri aja ga mau ngomong sama kelly, morgan 😡
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah gawat morgan bakalan keluar taringnya, nich jika kelly di sakiti sama orang lain. lanjut lagi donk. bikin penasaran saja kelanjutannya seperti apa pastinya akan lebih seru dg kekonyolan kelly.
Kartika Lina
berasa di posisi kelly baca part ini,, rasanya nyuuutttt,, sakitttt 😭😭😭😭
yuning
makin suka sama Kelly yang bar bar
Lasman Silalahi
lanjut
Kinara Widya
siap2d lempar ke hutan lagi ke habitatnya s babi hutan....🤣🤣🤣
.
Citra Merdeka
mantap Kelly... bar2 dan gak kenal takut walau tidak pandai bela diri 😁
Nabil abshor
😂😂😂😂😂😂😂😂😂 Ya robbb,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!