NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjauh Dariku

Aku mulai menjauhi Sekar. Bergabung dengan anak-anak itu.

Sekar selalu bersikeras mendekatiku. "Menjauh dariku" Lirih bisikku saat aku melewatinya, dikala dia akan mendekatiku. Aku tidak ingin mereka menyakiti dia.

Aku tukar tempat duduk, duduk di belakang sendiri, bersama tiga orang itu. Siang hari, saat jam istirahat, selalu ada roti di kolong mejaku. Aku mulai kesal dengan kebaikannya. Sulit bagiku untuk mengucapkan 'terima kasih' padanya.

Sekar selalu berada di peringkat teratas. Tiga orang itu, membencinya. Mereka adalah pelaku yang selalu menyembunyikan tas Sekar.

Selalu saja, setiap jam olahraga aku melihat Sekar bersusah payah membawa tongkat panjang yang dia gabung dari dua tongkat pramuka.

"Haha, si Bisu itu. Kesusahan. Siapa suruh, Ibunya menyuap wali kelas"

Itu tidak benar. Aku tau kondisi perekonomian keluarga Sekar. Sekar anak yatim. Mereka hidup dari uang asuransi Ayahnya dan Ibunya bekerja di pabrik udang. Pada dasarnya, Sekar memang rajin sekolah.

Aku menunggu mereka pergi untuk berganti baju baru membantu Sekar. Mata Sekar terlihat berlinang. Dia mengenggam kedua tanganku dengan telapaknya yang dingin dan gemetar. Kenapa aku tidak bisa melawan mereka?

Aku melemparkan tas Sekar.

Bukan ini yang kuinginkan.

Menendang tasnya hingga bukunya berserakan.

Maafkan aku.

Meninggalkannya tanpa menoleh ke belakang.

Sialan, aku ingin menangis rasanya. Aku lelah berpura-pura begini. Tapi, aku takut mereka akan menyakiti Sekar lebih parah lagi.

Bersabarlah, lagi pula masa SMP akan berlalu. Saat SMA nanti, aku akan meminta maaf padanya dengan benar.

Itu yang kuharapkan. Sayangnya, aku hanya manusia. Manusia yang bisa berencana. Semuanya, berjalan sesuai takdir.

AKU KEMBALI BERTEMU DENGAN SEKAR DI SMA.

...----------------●●●----------------...

Ini seperti karma bagiku. Aku selalu bermimpi buruk. Tiga anak yang sering membully di SMP itu, salah dari keduanya masuk di SMA yang sama denganku. Ini karena sistem Zonasi.

Tentunya, tidak luput dengan Sekar. Aku mulai menyadari akan perasaanku. Aku sering melirik ke arahnya dari tempatku saat aku ada kesempatan. Tapi,- "Gavin, apa yang kamu lihat, hmmm?" Aku terpaksa berpacaran dengan orang yang paling tidak ku sukai di kelas.

Dia selalu mencari perkara dengan Sekar. Namanya, Clara. Dia adalah primadona sekolah. Dia juga memiliki pengaruh besar dengan anak-anak perundung lainnya. Ini satu-satunya caraku untuk mengurangi perundungan Clara terhadap Sekar.

"Cape. Ah. Aku ke toilet dulu"

Seandainya saja aku tau Sekar akan bersekolah di sini, aku tidak akan mendaftar di sekolah ini, dan memilih sekolah swasta. Padahal, Sekar memiliki peringkat tertinggi di kelas dan dia diurutan nomor 4 dengan nilai paling tinggi di sekolah. Seharusnya, dia bisa masuk di sekolah impiannya. SMAN 1. Kenapa dia memilih masuk di SMAN 3? Apa dia hanya iseng mengikutiku?

Sialan.

Aku semakin merasa bersalah padanya. Sampai kapan aku akan berpura-pura. Karena Clara, Sekar tidak memiliki satu pun teman di sekolah.

SRAKKKKK!

Lembaran kertas berhamburan saat aku baru sampai di pintu masuk kelas. Aku melihat ke arah suara Sekar berasal. Disana- Lagi-lagi Clara merudung Sekar.

"Astaga, Ay~ Lihatlah... Sini-sini" Aku sungguh membenci Clara. Aku ingin putus dengannya.

Dia menunjukkan tulisan tangan Sekar. Dan Sekar langsung berlari ke arahku. Menarik kertas-kertas binder di tangan Clara dengan kuat. "E...ASSS!!!" Suara Sekar sungguh melengking.

Clara dengan cepat mendorong Sekar hingga punggung Sekar terhantam pinggiran meja dan melempar kertas binder itu keluar jendela. Kertas itu sungguh berhamburan.

Sekar menangis disana. Aku sungguh lelah dengan hal ini. Aku mencoba membantu Sekar. Mengambil lembaran kertas yang di buang Clara.

"WHY DID YOU!-"

"Clara, aku mulai lelah dengan ini. Diamlah" Aku tak bisa meninggikan suaraku kepada Clara. Dia memiliki tempramen yang buruk.

Aku hanya berkata seperti itu, rumor tentangku sungguh menyebar di satu sekolah. Perundungan terhadap Sekar semakin parah.

...----------------●●●----------------...

Masih di kelas X, aku datang terlalu pagi di kelas Seni. Memainkan gitar di sana. Sekar tiba dan dia sungguh menjaga jarak denganku. Ya, ini jalan yang baik untuknya dan untukku.

Aku terus memainkan gitar itu, sesekali aku kepergok melihatnya. Jantungku berdebar dengan kencang dan entah mengapa, dia langsung mengalihkan pandangannya dengan cepat. Melanjutkan menulis di bukunya.

Sekar memang suka menulis cerita sejak dulu. Aku tidak keberatan namaku ada di novelnya. Bukankah itu, sebuah keberuntungan? Aku perlahan mendekat ke arahnya. Melihat apa yang dia kerjakan. Dia sedang mengambar dan menoleh ke arahku begitu saja.

Aku sangat kaget. Dia juga terlihat kaget. Langsung menganti posisi duduknya dengan bersandar di dinding kelas. Astaga.

"Sekar, apa kau tak terganggu dengan mereka yang membullimu?" Masih ada kesempatan bagiku, sebelum anak kelas datang.

Dia menunjukkan tangan kanannya dengan mengerakkan ibu jari dan jari telunjukknya seperti tanda menyempit [🤏]. Mungkinkah "Maksudmu sedikit?" Dia sungguh mengangguk.

Aku menghela napas cukup panjang. "Kenapa kau tidak pindah sekolah saja?. Bukankah disini lingkungannya buruk untukmu?" Dia mengeleng.

"Dasar keras kepala. Kalau aku jadi kau, aku lebih memilih pindah sekolah" Aku meninggalkan Sekar begitu saja.

Pertanyaan 'Apakah dia sakit hati' selalu ada dipikiranku. Aku merasa buruk. Aku selalu melarikan diri terhadap apapun masalah yang ada di hadapanku.

Semakin hari, Clara semakin menjadi. Hingga suatu hari di kelas 11, Sekar dekat dengan adik kelas yang terkenal, namanya Khanza.

Aku tau tentang adik kelas itu. Dia memiliki perawakan yang tinggi. Wajahnya memiliki paras Arab. Dari rumor yang beredar, Ayah Khanza adalah seorang bandit yang terkenal di kota. Itu salah. Ayah Khanza hanya seorang Bos Debitur. Ayahku pernah meminjam uang darinya dalam jumlah yang banyak. Dan ujung-ujungnya, Ayahku selalu dikejar-kejar pegawai Ayahnya Khanza.

Khanza pernah datang beberapa kali dihadapanku. Dia bocah yang berani.

"Hei, aku tidak peduli kau teman sekelas atau cinta pertamanya-"

Cinta pertama? Apa maksudnya?

Dia (Khanza) berdiri dihadapanku, menarik kera seragamku. "-Sekar berhak merasakan indahnya masa SMA. Sekali saja, aku mendengar kau mengatakan sesuatu yang menyakitinya lagi, jangan harap besok bisa datang sekolah dengan jalan kaki"

Sialan, dia mengancamku.

Setiap hari, di setiap saat dia ada kesempatan, dia selalu masuk ke kelasku. Menemui Sekar. Aku tak mengerti dengan rasa sesak yang kurasakan ini. Ini bukan rasa takut dari ancamanannya saat itu. Ini lebih ke rasa, aku takut ada sesuatu yang hilang.

Ini tidak nyaman. Aku tak bisa fokus dengan sambilanku. Memecahkan piring di kedai, salah mengantarkan pesanan, Ah- Sialan.

"Gavin, mending kamu pulang. Biar kita yang lanjutin" Kakak-kakak pekerja tetap di kedai itu, memang orang yang perhatian.

Aku selalu merasa tak enak dengan mereka. Mereka semua, tau tentang sifat ayahku.

...----------------●●●----------------...

Aku pulang ke rumah karena paksaan mereka.

Jantungku berdegup dengan kencang saat melihat sepasang sepatu Ayahku ada di rumah. Ini kacau. Aku membuka pintu perlahan dan- "PRAKKK!!! PYAR!!!" Hantaman dari botol miras yang di minum Ayahku, jatuh tepat di kepalaku.

Rasa sakit ini, tidak terlalu terasa karena sudah biasa. Hanya saja, aku selalu tak terbiasa dengan omongan tetangga setiap kali ada keributan di rumah.

Sensasi sesuatu yang hangat mengalir di kepalaku. Aku menyentuh keningku. Ini sungguh darah.

"KENAPA AKU PULANG TIDAK ADA SATUPUN LAUK DI RUMAH?!"

Percuma aku menjawabnya, dia mabuk. Aku meninggalkannya keluar rumah. Mengunci pintu itu agar dia tidak keluar.

Kepalaku pusing dan perih. Aku membersihkan kepalaku di wastafel dekat dengan taman balai desa. Masih merembes darah. Aku menutupnya dengan telapak tanganku. "Besok juga kering" Aku memiliki uang untuk beli kapas, tapi begitu. Aku tidak bisa membuang uangku hanya untuk luka kecil ini.

1
Introvert
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Introvert
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Introvert
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!