NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:349.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22~ A lot of change

Beberapa lembar file yang terpampang baru saja ditaruh oleh Tama di meja kerja Prasasti, membuat si empunya meja menoleh pada orang yang baru saja datang secara tiba-tiba dan duduk begitu saja di samping laptop.

"Target Ammar bergerak ke Dewata. Unit Jalak bersama skadron X sudah memantau, dia ada bertemu dengan beberapa terduga." ucap Tama.

Prasasti hanya menyunggingkan senyum getir ikhlas tak ikhlasnya, "surat tugas belum turun..." jawabnya masih mengetik beberapa laporan.

"Sebentar lagi palingan..." Tama menepuk-nepuk pa hanya jenuh, sementara Pras menggeliat mengusir rasa penat lalu menaruh kedua lipatan tangan di belakang kepala seraya menyandarkan punggung di kursi, "Dina gimana yo, Tam..." Pras menerawang langit-langit ruangan.

Alis Tama tak bisa untuk tak mengangkat sebelah, "gimana apanya?" heran Tama, ngga punya istri mumet, punya makin ruwet. Bukankah masalah panai ia tak perlu dipusingkan dengan hutang yang menggunung?

"Dia takut tinggal sendiri di rumah. Hari ini saja dia ngungsi di rumah Saga." ucapnya terkadang harus bagaimana menjelaskan sosok Dina, menjengkelkan, kasihan, gemas, pengen lempar dari bumi tapi pengen uyel-uyel terus ta masuki kantung celana?

Tama hanya mendengus, "black shadow melempem sama bojo, moso sama juniormu, kamu galak Pras, tapi sama istri ngga bisa tegas..."

Prasasti menggeleng, sungguh untuk kali ini Tama tak akan paham. Lain perkara, lain soal....di satu sisi ia ingin membuai Dina dengan sikap setianya agar tumbuhlah rasa percaya Dina padanya, ingin Dina merasa nyaman hidup bersamanya dan jelas ketegasan harus diusir jauh dari sini. Namun di satu sisi, pekerjaannya teramat penting, itu adalah sumpah setianya di atas kedaulatan negri dan ketegasan Pras akan sangat dibutuhkan.

Pekerjaan yang akan banyak menyita waktu, pekerjaan yang akan sering meninggalkan keluarga memasuki daerah konflik dan berbahaya demi terciptanya perdamaian.

Benar saja, tak lama setelah itu seorang rekan berseragam lain masuk ke ruangan dan menyela obrolan keduanya, "lapor ndan! Danru memanggil letnan satu Prasasti Dirgantara untuk segera menghadap!"

"Terimakasih."

Tama langsung beranjak dari meja, "bener tah? Wes, aku ke keluar dulu..."

Prasasti mengangguk dan bergegas menyudahi kebimbangannya untuk segera menghadap.

Obrolan bersama Zea berhasil mengusik jiwanya, awalnya ia sempat merebahkan diri bersama Zea dan baby D di ruang depan rumah Saga berteman kipas angin yang membuai hari gerahnya, Zea bahkan sengaja menggelar kasur darurat agar mereka bisa melantai di tengah cuaca panas siang ini sambil merasai nikmatnya rehat sejenak dari aktivitas keibuannya.

Bukannya tertidur seperti biasa yang ia lakukan jika sedang bersama Zea dan Cle setiap sepulang sekolah, matanya justru enggan terlelap teringat akan ucapan Zea.

Akhirnya dengan memberanikan diri dan tekad yang kuat, Dina memilih pamit dan pulang.

"Ngga akan ada setan siang-siang, Din..." gumamnya memberikan sugesti positif untuk dirinya sendiri, "setan takut sama manusia beriman, dan saat ini....gue udah hafal Al Baqarah sampai ayat 8."

Dina melangkah mantap menuju rumah sambil menenteng kunci dan dompet ponsel.

Terlihat sepi, meski sayup kehangatan ia dengar dari beberapa rumah tetangganya, mungkin istri bersama anak-anaknya.

Ia menghela nafas kasar di depan pintu yang mendadak seperti gawang lawang sewu, angker angker bersejarah, karena dari gawang pintu ini pula lah sejarah pernikahannya dimulai.

Diputarnya gagang kunci tua setua penghuninya, "ngga ada gantungan lain gitu, selain dari bulu kuda gini? Bulu ketek kek..." cibirnya melihat gantungan kunci rumah Pras, satu kata menurutnya, jelek! Besok ia akan dengan sengaja ke mall membeli beberapa squishy milk bun sebagai pengganti gantungan bulu kuda ini.

Kondisi rumah yang masih sama saat ia tinggalkan, cukup rapi karena tak begitu banyak barang yang bisa diberantakin disini.

"Bismillah..." lirihnya masuk. Dina mengangguk paham, besok ia akan pulang ke rumah, mengambil sedikit barang-barang miliknya sebagai teman disini.

Dina membiarkan pintu rumah terbuka barang setengahnya, lalu menyalakan televisi biar ramai dan ia merasa tak sendirian. Kemudian ia melengos ke arah belakang, memulai semuanya dari kamar.

"Begini kah rasanya menjadi ibu rumah tangga?" lirihnya dalam hati, Dina mulai menyapu, membereskan dan mengepel.

Awalnya ia cukup dibuat kewalahan, "kok begini sih...becek?!" sehingga dirinya harus kembali mengelap lantai dengan lap kering. Maklum lah, ia tak pernah sekalipun mengerjakan tugas bersih-bersih begini sekalipun di kost'an. Banteran manggil house keeping.

Ia menjatuhkan dirinya di atas karpet tipis sambil tertawa sendiri dalam kucuran keringat yang membanjiri badan, "capek gila..." ia juga tak lupa mengangkat tangannya ke atas demi melihat kuteks-kuteks indah nan mahalnya berkurang ke glowingannya karena detergen dan sabun colek, entah benar atau tidak hasil kerjanya yang ngabisin sabun sebungkus plus air se-bak demi mencuci satu stel baju Pras dan satu stel bajunya bekas semalam.

Ia ingat juga telah merapikan pinggiran bak dari botol-botol kosong berserakan, "ini apa-apaan, botol kosong dipajang menuhin pinggiran bak, om Pras jorok banget pake segala dibalik-balikin ngga ada kerjaan!" ia meraup itu dan memasukannya dalam keresek sampah.

...

"Nasi---nasi," gumamnya mengingat-ingat, lantas di tengah enaknya rehat ia teringat jika nasi untuknya dan Pras tak akan cukup untuk sampai ke waktu malam. Dina kembali ke dapur dan menanak nasi. Pekerjaan yang membuatnya terlupa dengan rasa takut.

Sore menjelang, Pras sudah selesai dengan pekerjaan. Surat tugas selanjutnya pun sudah turun, hanya tinggal ia saja yang meminta ijinnya pada si milk bun.

"Ga, sorry sudah merepotkan." langkahnya menyamai Saga untuk menjemput Dina disana. Namun kenyataannya nihil.

"Dina udah balik om, dari tadi siang malah..." ucap Zea.

"Balik? Oke deh bu Ze, makasih.. " Pras bergegas pulang ke rumah demi menemui Dina yang dalam pikirannya pasti sedang manyun menunggu Pras, jangan sampai hari ini ia justru mengompol di celana gara-gara lama menunggu Pras, "kenapa ngga tunggu aja sih!" gerutunya bergegas setengah berlari.

"Ndii," ia langsung masuk tanpa membuka sepatu terlebih dahulu khawatir melihat pintu rumah yang terbuka. Pikirannya sudah jelek saja.

Langkah Pras memelan ketika menjumpai sosok gadis manis yang sepertinya baru selesai mandi terlihat dari rambutnya yang masih basah dan tampilan Dina yang segar sedang menarik seragam lorengnya dari tali jemuran beberapa jengkal.

Wajahnya cukup dibuat syok melihat Dina yang membalikan badan tengah membawa baju-baju kering ke arahnya, "ngga ada niat mau bantuin bawa nih?!" sungutnya menyadarkan Pras.

"Oh iya," bergegas ia menerima baju-baju kering nan bersih itu dari tangan Dina.

Pandangan Dina turun ke arah kaki Pras dan berdecak ngamuk, "bagooossss! Dina udah cape-cape nyapu plus ngepel sampe 2 kali loh, om masuk pake sepatu," sinisnya.

"Kotor dong!!!" sewotnya menginjak kaki yang terbalut sepatu delta itu dengan masih memakai sendal jepit rumahnya. Pras terkekeh geli.

"Ketawa lagi, Dina serius...Dina tuh capek tau, rumah om udah kaya sarang kecoa, kotor, berantakan.. Dina udah sapu, pel, beresin barang-barang, masak nasi...." sungutnya melengos masuk ke dalam dan meraih gelas bersih demi membuat kopi favorit Pras, sementara Pras menaruh baju-baju itu di atas karpet dan kembali untuk menghampiri istri yang entah sejak kapan mau bersikap layaknya istri pada umumnya, siapapun yang membuat ini terkhusus Tuhan ia mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Pras membuka sepatunya dan duduk di kursi meja makan, dua gelas berisi air putih dan kopi tersaji di depannya.

"Ngga mau tau, abis ini Dina minta jatah gelato, abis capek jadi ibu rumah tangga nih! Perlu dikasih reward sampe kuku Dina begini...ngga glowing!"

Sewot, inilah Dina....banyak mengeluh? Inilah Dina-nya, Pras semakin gemas melihat gadis ini.

"Andi nyuci? Nyapu, ngepel? Hebat!" puji Pras meminum apa yang sudah disajikan Dina.

Gadis itu menggidikan bahu jumawa, "biasa aja." Lalu siapa yang mengatakan capek sampe persis ayam sekarat barusan? Pras kembali melemparkan tawanya.

"Oke, Andi pengen apa tadi? Gelato? Oke kita beli..." angguknya, "setelah abang mandi...oke cantik,"

Dina mengangkat alisnya sebelah berusaha biasa saja dengan rayuan maut si penggombal receh di depannya, padahal ia sudah kelojotan hampir runtuh iman, lelaki begini ngga boleh dikasih ekspresi berlebih, mesti jual mahal.

"Oke, jangan lama. Dina udah siap dari tadi..."

Tangannya terulur membuka kancing seragam satu persatu, "oh, jadi mandi tuh karena emang udah ada plan mau minta pergi, kirain buat nyambut suami..." dengusnya. Dina memutar bola matanya, "bukannya om yang bilang, om mah ngga minta muluk-muluk disambut pake omelan juga ngga apa-apa..." jawab Dina nyebelin, gadis ini sudah tertawa melihat wajah masam Pras.

"Handuknya udah di gantungan situ, jangan lupa nanti taro disana lagi, Dina ngga mau nyium bau handuk basah di kamar."

"Siap tuan putri..." jawabnya mengehkeh dan masuk ke dalam kamar mandi. Perbuatan baik apa yang telah dibuatnya akhir-akhir ini, sehingga Allah begitu baik padanya dengan membolak-balikan hati Dina menjadi lebih baik.

"Alhamdulillah." syukurnya. Ia menaruh handuk di cantelan dan menanggalkan seluruh pakaian dalammmnya, namun Pras celingukan melihat pinggiran bak yang rapi dan bersih, "sampo saya mana?"

"Ndiii!" teriaknya dari dalam, sementara Dina mengernyit sewot, "apa sihh?!"

"Sampo abang mana?"

"Sampo yang mana?!! Bukannya abang udah ngga punya sampo ya?! Sekalian beli deh nanti!" mendengus menggerutu, "heran deh. Sampo abis bukannya beli, doi tadi pagi mandi pake apa sih, sabun colek?"

"Ck. Masa iya saya mandi pake sabun colek..." dumel Pras, padahal lumayan tuh di botol yang ia balikan itu masih ada beberapa tetes sisa-sisa kejayaannya untuk sampoan beberapa hari, apalagi kalo ditambah air.

.

.

.

.

.

1
Merli Merliyanti
hahahah black shadow kan mantu mamii suami nya si snow white mih,,/Facepalm//Facepalm/
ᵗᵈᵏ𝐌𝐞ⁿ𝐲ᵉˢᵃ𝐥ᵐ𝐞𝐧ᶜᶦ𝐧ᵗᵃᶦ👙
si mami mah gak tau aja kalo si Dina dluan misuh misuh gegara Pras si bilng Balck shadow 🤣🤣🙈... snow white itu si Dina loh mami🤭
Vike Kusumaningrum
Ah milk Bun, didoain pagi sore siang malam, sadar² mau lempar pake golok. hahahha ngakak brutal. 🤭🤣🤣
Jenong Nong
haiyyahhhhh mamiiiii....balck shadow tuh menantu kesayangan mam ...g tahu ya...🤣🤣❤❤❤🙏🙏🙏
Yuni widiyarti
udah Din kantidak jadi snowhite lagi dah bangun juga. jadi favorit nya black shadow saja ya
Aan Azzam
astaghfirullah 🤦🏻‍♀️udah serius juga 😔pas sesi terakhir malah ambyar 🤣🤣🤣🤣 lanjuuuuuttt...
Azzahra Azka Lestari
mami ga tahu julukan nya si mantu😂😂😂
Azzahra Azka Lestari
mami mah lurus2 bae ga cocok lah kalo ma anak2 somplah😂😂😂
Azzahra Azka Lestari
wuih gimana jadinya kalo dijemput mobil ampibhi yaaa...😂😂😂
🌸ReeN🌸
alah si mami, gak bakalan nyambung mi, obrolan cle sama dina dah level absurd paling tinggi, org luar angkasa aja gak ngerti
Ney maniez
black shadow itu jodoh ny snow white 🤭🤭😂😂😂😂
Ney maniez
yg sedih di bikin ketawa,,,
semangat andiiii
mrs.yudi🌽
moo diajak pulang nyebrang antartica kayaknya wkwkwk
mrs.yudi🌽
mami cukup tegar
mrs.yudi🌽
sedih 😥
mrs.yudi🌽
sabar din, dunia medis udah sebegitu berkembangnya, akan ada treatment untuk andinya mas pras😉
mrs.yudi🌽
tapi ngangenin dan ga mau ditinggal kan, din?
Zee Zee Zubaydah
semangat Dina,,kamu pasti bisa lewati cobaan ini
lanjut dong teh ,stelah skian lama gak up bisa dong,double up ✌️✌️🙏🙏🥰🥰
Lilyana [Off]
akhirnya ada waktu buat baca ini🥲
🍝 saRINGMIN ~ Ai shiteru
malah ngelawak kakaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!