NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Om Tampan

Gadis Kecil Om Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cici Novita

"Raj," tiba-tiba Oliv mendekatkan bibirnya di telinga Raj. Bermaksud agar ia bisa mendengar perkataannya dengan jelas.

"A..pa?" jawabnya sedikit kikuk. Bagaimana tidak, jika hembusan nafasnya menggelitik telinga.

"Kamu jangan galau terus, apa gak sebaiknya kamu balas dia dengan cara bikin dia panas ke." usul Oliv yang absurd.

"Bikin panas gimana?" tanyanya datar seperti tidak tertarik dengan usul darinya.

"Bikin dia cemburu, dengan pamer pacar baru di depannya. Buat dia menyesal telah mengkhianati kamu."

"Tapi aku gak punya pacar baru."

"Sama aku aja." jawab Oliv enteng.

"Kamu mau jadi pacar aku?" sejak awal pertanyaan Raj selalu saja datar, tetapi menjurus.

"Iya, secara aku gak kalah cantik dari dia, yang pasti aku lebih muda darinya." dengan bangganya Oliv memuji dirinya sendiri sembari mengibaskan rambutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

First Kiss

"Fio!... Kamu makan coklat?" Terlihat cangkang coklat di dekat mainannya. "Mana coba kakak minta."

"Sudah habis. Fio hanya makan sedikit, soalnya coklat tidak bagus untuk gigi. Kalau kakak mau, ambil saja di kulkas. Semua coklat yang ada disana memang untuk kakak." Ujarnya.

Olivia melirik kearah Rajendra, maksudnya ia meminta penjelasan apa yang di maksud oleh adiknya itu.

Namun Rajendra mengangkat kedua bahunya seolah ia juga tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh Fionna.

"Di kulkas memang banyak coklat. Sebentar aku ambilkan untukmu." Ujarnya sembari melenggang pergi.

Tidak lama kemudian Rajendra kembali dengan membawa coklat berbentuk hati di tangannya.

Olivia sudah menjulurkan tangan untuk meminta coklatnya. Namun Rajendra tidak memberikannya. Ia bersikeras agar Olivia mau di suapi olehnya.

"Aaa....." Ujar Raj hendak menyuapi Olivia oleh tangannya sendiri.

"Apaan sih, kayak anak kecil." Olivia berusaha untuk mengambilnya dengan tangannya sendiri, tetapi sayangnya tangan Rajendra lebih cepat darinya.

"Aaa....." Kembali Rajendra berusaha menyuapinya lagi.

Meski dengan helaan napas panjang, akhirnya Olivia mengalah dan lalu membuka mulutnya, ia mau di suapi olehnya. Tentu saja itu membuat Rajendra puas.

Untung saja Fionna sudah tidak ada di sana, ia telah kembali menghampiri Mom Sinta di perkumpulan ibu-ibu arisan.

"Sini..." pinta Olivia.

"Apa?" Dengan percaya dirinya Rajendra semakin mendekat.

"Coklat. Aku mau lagi..." Olivia menyodorkan telapak tangannya.

"A dulu."

"Nggak. Aku bisa sendiri." Olivia mencoba untuk merebutnya, namun tidak berhasil.

"A Olivia... Apa susahnya untuk membuka mulut." Tukas Rajendra.

"Aku tidak mau..." ia berusaha kembali merebut coklat darinya. Tapi karena keduanya saling kekeh, dan akibatnya Rajendra kehilangan keseimbangan lalu ambruk di atas sofa. Tidak sengaja Olivia pun ikut terbawa terjatuh di atasnya.

Bugh... Sakit sekali ketika hidung mereka berdua saling beradu dengan sedikit keras. Tetapi sepertinya, sakit itu teralihkan karena tidak hanya hidung yang bertabrakan tetapi juga bibir mereka.

Kini keduanya tengah saling pandang satu sama lain. Dengan pikirannya yang berlalu lalang, tidak sadar akan posisi mereka saat ini.

Olivia berada di atas tubuh Rajendra, begitupun tangan Rajendra yang berpegang pada pinggang ramping Olivia.

"Ehem..." Suara seseorang mengejutkan mereka. Membuat keduanya bergegas membenahi posisi masing-masing.

"Bi Ijah!" Ujar Raj.

Bi Ijah hanya tersenyum ketika namanya di sebut. Karena ia hanya ada perlu untuk mencari Olivia.

"Awas kau bi, akan aku potong gajimu. Datang di waktu yang tidak tepat." Gumam Raj dalam hatinya.

"Non Oliv, di panggil nyonya di halaman samping." Ungkapnya.

"Mommy?" tanya Raj. Memastikan siapa yang bi Ijah sebutkan.

"Iya. Nyonya Sekar, nyonya Sinta juga."

"Baik bi. Terimakasih." Ucap Olivia. Lantas ia segera berdiri dan pergi untuk memenuhi panggilan Mommy nya. Rajendra pun ikut mengekor di belakangnya.

Dari kejauhan, Rajendra tampak memicingkan matanya melihat ada seseorang yang asing di antara perkumpulan ibu-ibu itu. Terlihat seorang lelaki muda, tengah berdiri dan sedang tertawa bersama ibu-ibu di sana.

"Olivia cepat kemari..." teriak bu Desi kala melihat Oliv tengah berjalan mendekat.

"Sini-sini... Ini loh kebetulan sekali putra ibu datang kemari untuk menjemput. Sekalian kenalan ini anak ibu yang tadi ibu ceritakan ke kamu." Ujarnya dengan antusias.

Olivia tetap menunjukan sikap ramahnya. Meski ia sedikit muak dengan acara seperti ini, tetapi ia tetap bersikap hormat.

"Hai... Aku Thoriq."

"Olivia." ketika Oliv hendak menyambut jabat tangannya, namun tangan Raj lebih dulu menjabat tangan Thoriq.

"Rajendra." Sembari ia sedikit mempererat pegangannya, membuat Thoriq sedikit meringis karena sakit. Ternyata Rajendra sudah mengibarkan bendera perang lebih awal.

"Ah Oliv. Karena ibu masih lama disini. Boleh temani Thoriq mengobrol di taman halaman depan mungkin." Pinta Bu Desi.

Olivia hanya menjawabnya dengan anggukan.

Sementara ibu-ibu yang lain hanya tersenyum miris. Mereka tahu kalau itu bukan kebetulan, tentu saja Thoriq di hubungi oleh ibunya untuk datang ke sana.

Lantas mereka melenggang pergi dari sana. Tidak lupa Rajendra yang ikut mengekor.

"Aku sering mendengar tentang mu dari ibu." Ujar Thoriq basa-basi.

"Benarkah?"

"Hmm... Ibu benar. Kamu cantik." ungkapnya sembari tersenyum dan menatapnya kagum.

Olivia tersenyum. Sebenarnya gombalan seperti itu sudah terdengar receh di telinganya.

Jangan lupakan ada tatapan menusuk di belakang mereka. Namun tetap di hiraukan.

Thoriq tidak kehabisan akal untuk membuat gombalan kepada Olivia. Kala ia melihat daun kecil yang jatuh tepat di rambut Olivia. Ia hendak mengambilnya.

Namun ketika tangan itu belum sampai, Rajendra lebih dulu masuk di antara mereka berdua dan menjadi penengah. Kini mereka berjalan bertiga beriringan. Di sisi paling kiri ada Thoriq lalu Rajendra, baru Olivia.

"Nah, disana tempatnya bagus untuk mengobrol." Kilah Rajendra sembari menunjuk arah, agar ia tidak terlalu kelihatan sebagai pengganggu.

Dengan tidak tahu malunya, Rajendra bisa di sebut orang ketiga di antara mereka. Bagaimana tidak, gagal sudah modus-modus gombalan Thoriq untuk Olivia.

"Tipe cowok idaman kamu seperti apa?" tanya Thoriq dengan susah payah untuk melihat wajah Olivia, karena terhalang oleh Rajendra yang tingginya lebih tinggi 5 cm dibanding dirinya.

"Mmm... Yang tampan." Jawabnya.

Lantas jawaban itu membuat Thoriq tersenyum percaya diri. Rajendra sedikit gundah di buatnya. Karena meskipun Olivia pernah berkata bahwa standar tampan itu adalah yang seperti dirinya. Namun ia tidak yakin akan hal itu.

"Lalu, hal lain?" tanyanya lagi. Dan lagi dengan susah payah untuk melihat wajah Olivia, karena Rajendra selalu menghalang-halanginya.

"Yang pasti mapan, bertanggung jawab, penyayang, dan....."

Thoriq sudah senyam-senyum saja di buatnya, ia merasa mendapat lampu hijau karena mungkin semua itu ada pada dirinya.

Semakin menggebu saja dada Rajendra karena merasa kesal dan marah. Rasanya ingin ia layangkan kepalan tangannya yang kekar ke kepala lelaki yang menganggu Olivia itu.

"Dan... Berotot sixpack." Lanjutnya.

Mendengar kata-kata terakhir dari Olivia sontak membuat Rajendra kembali sumringah. Dengan percaya dirinya ia mengangkat kerah bajunya, meski ia sedang mengenakan kaos oblong.

Lalu dengan bangga ia sedikit menaikan lengan bajunya untuk pamer otot di tangannya kepada Thoriq.

Apa daya Thoriq yang berawakan cungkring, tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menerima nasib.

Melihat tingkah laku Rajendra yang kekanakan sedari tadi. Membuat Olivia tersenyum. Kemana sifat dinginnya yang melekat selama ini.

"Sebaiknya, kamu banyak berolahraga Bung." Ujar Rajendra kepada Thoriq, sembari menepuk pundaknya seolah memberi semangat tetapi faktanya menjatuhkan.

"Olivia. Tunggu usiamu sudah cukup untuk menikah. Saat itu aku sudah memiliki otot sixpack." Dengan percaya dirinya Thoriq mencoba meyakinkan Olivia.

Sudah semakin mengeras saja kepalan tangan Rajendra. Mungkin jika sedikit lagi Thoriq membuatnya kesal, tangannya benar-benar akan melayang mengenai kepalanya.

1
anonymous
up lagi dong thor yg banyak 😍😔
anonymous
up lagi dong thor 😔
harwanti unyil
terpeso aku
harwanti unyil
kn jadi bingung sendiri
harwanti unyil
jika punya mertua seperti mommy sekar enak kali ya
Anonymous
Up tbr
Anonymous
Upnya jgn lama thor
anonymous
up yang banyak dong tor😍
Anonymous
Up tor
Anonymous
Ntor kok gk pernah up
Anonymous
Up yg banyak tor
Anonymous
Kok gk pernah up tor
Anonymous
Up ntor
Anonymous
Up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!