NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode¹⁹

Pada akhirnya…

Huan Wenzhao tetap tak tega mengabaikannya!

“Meski aku tak menyukaimu, tapi kalau kau mati tak akan seru lagi,” katanya acuh tak acuh. Kemudian membawa mereka ke kediaman keluarganya dan memanggil dua orang terapis. Satunya laki-laki, satunya lagi perempuan. Lalu keduanya dirawat di dua kamar berbeda. Li Asoka di kamar Huan Wenzhao, burung birunya dirawat di kamar pelayan wanita.

Sementara para terapis itu bekerja, Huan Wenzhao menunggu di meja teh dalam kamarnya.

An Zuya berdiri cemas di belakangnya. Tak tahan memendam kekhawatirannya, pengawal itu membungkuk mendekatkan mulutnya ke telinga Huan Wenzhao. “Tuan Muda! Kenapa membawanya kemari?” Bisiknya sedikit risih.

“Menurutmu harus membawanya ke mana?” Huan Wenzhao balas berbisik. “Asrama Sekolah Kekaisaran? Paviliun Jiandie?”

An Zuya langsung terdiam.

Paviliun Jiandie adalah markas besar sekte mata-mata di mana Huan Wenzhao menjabat sebagai ketua.

Li Asoka tersenyum sinis mendengar bisikan mereka. Kemudian mengerling melewati bahu terapis yang sedang membungkuk di tepi ranjang membalut lukanya. “Kau pikir aku tak tahu di mana markas rahasia kalian?” Sindirnya.

An Zuya mengerjap dan menelan ludah. Lalu buru-buru meluruskan tubuhnya.

Huan Wenzhao balas mengerling melewati bahunya dan balas menyindir. “Meski kau tahu, apakah kau pernah berhasil masuk?”

“Cih!” Li Asoka berdecih sembari mendelik. Tapi tak mengatakan apa-apa lagi.

Huan Wenzhao tersenyum puas dan menyesap tehnya.

“Sekte kami terkenal sebagai sekte paling misterius bukan karena tak bisa ditemukan,” tutur Huan Wenzhao sambil menurunkan cangkir tehnya ke meja. “Tapi karena tidak satu pun orang luar berhasil menerobos.” Lalu ia mengerling ke arah penyihir itu sekali lagi, “Bahkan dewa purba sekali pun!” Ia menambahkan.

Li Asoka tak menanggapinya.

“Tidak seperti seseorang,” sindir Huan Wenzhao. “Terkenal sebagai sosok misterius, tapi banyak mulut di belakang!”

Li Asoka mendengus kesal. Lalu terbatuk-batuk.

“Sudahlah!” Huan Wenzhao beranjak dari tempat duduknya. “Aku tidak akan bercanda lagi,” katanya melembut. “Kaupulihkan diri saja dengan tenang!” Ia menandaskan. Kemudian melangkah keluar dari kamarnya, diikuti An Zuya di belakangnya.

Diam-diam Huan Wenzhao mengeluarkan esensi dewa Li Asoka yang telah dimurnikan dari racun dalam cincin penyimpanannya dan menjentikkannya ke arah penyihir itu, tepat ketika kesadarannya mulai tenggelam.

Ia tahu racun dalam tubuh Mayor Li telah berhasil dinetralisir, begitu pun dengan racun yang mencemari esensinya.

Ancaman racun itu sudah berlalu!

Seharusnya sudah tidak ada masalah, pikir Huan Wenzhao sambil bergegas ke kamar yang satunya.

“Boleh aku masuk?” Panggilnya dari depan pintu.

“Silahkan, Tuan Muda!” Sahut terapis wanita di dalam ruangan.

Huan Wenzhao melangkah ke dalam dan terkesiap melihat wujud si burung biru.

Ternyata memang cantik! Huan Wenzhao membatin takjub. Lalu mengerjap menyadari tatapan terapis wanita itu. Sayangnya dia sangat cerewet! Ia menambahkan dalam hatinya. Kemudian mendesah dan menggeleng-geleng. Sulit dipercaya peri cerewet seperti dia bisa menjadi pengawal rahasia seorang dewa mata-mata!

Ia mendekat ke tempat tidur dan mengeluarkan esensi peri milik wanita cantik yang terbaring di ranjang pelayan itu dan mengembalikannya.

Esensi itu berbentuk bola cahaya berwarna biru.

Ketika Huan Wenzhao mengeluarkannya, terapis wanita di tepi tempat tidur itu langsung tercengang. “Jiwa Sejati!” Desisnya dengan takjub.

Jiwa Sejati adalah esensi roh purba generasi pertama yang paling langka. Hanya satu-satunya di alam semesta, dari generasi ke generasi. Kekuatan kuno yang diperebutkan semua ras. Ras peri, ras iblis, siluman, manusia dan dewa.

Dikatakan pemilik Jiwa Sejati dengan tubuh abadi bisa menentang langit.

Beruntung usia peri ada batasnya. Meski umurnya bisa mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu tahun, tetap akan berakhir mati. Tidak seperti dewa yang memiliki tubuh abadi.

“Barang berharga seperti ini… Tuan Muda rela memberikannya?” Tanya terapis itu.

“Barang berharga ini miliknya,” jawab Huan Wenzhao tanpa ekspresi. “Lagi pula aku tidak berniat menentang langit.”

Benar juga, pikir terapis itu meremehkan. Tuan Muda kaya yang manja sepertimu mana mungkin mengerti! Batinnya mencela.

Diam-diam terapis itu mengerling ke arah Huan Wenzhao dan mengerutkan dahi. Wajah serius Huan Wenzhao mengejutkannya mengingat reputasi pemuda itu. Apa dia benar-benar Tuan Muda? Pikirnya merasa janggal.

Huan Wenzhao sedang berkonsentrasi mendorong masuk esensi itu ke dalam tubuh pemiliknya dengan tenaga dalam.

Esensi itu meresap ke dahi pemiliknya dan masih membutuhkan sedikit waktu lagi.

Kedua pasien itu baru saja melewati masa kritis ketika seorang wanita melabrak ke paviliun Huan Wenzhao dan berteriak murka di seberang pekarangan.

“BERANDALAN KECIIIIIIIL…!”

Rupanya ibu Huan Wenzhao. Entah kenapa ia datang dengan begitu murka.

Huan Wenzhao tersentak dan terbelalak. “Nyonya! Kenapa kau kemari?” Tanyanya tergagap-gagap.

“LANCANG!” Hardik ibunya sambil berkacak pinggang. “Aku ini ibumu!”

Huan Wenzhao mengernyit dan memaksakan senyum.

“Panggil aku Ibu!” Geram ibunya dengan rahang mengetat.

Huan Wenzhao mendesah dan mengusap bagian belakang kepalanya. “Bu Huan," kelakarnya dengan raut wajah memelas.

“Kau—” ibunya menudingkan telunjuk ke wajah Huan Wenzhao.

“Aiya!” Huan Wenzhao mendekat pada ibunya. “Nyonya jangan marah,” bujuknya. “Kalau ada masalah, sebaiknya bicarakan baik-baik. Benar, kan?”

“Bagus sekali kau, ya?!” Geram ibunya sambil menggulung lengan hanfu-nya dengan sikap menantang. “Sudah berani menyelundupkan wanita dalam kamarmu, dan sekarang kau bilang bicarakan baik-baik?”

“Siapa yang bilang aku menyelundupkan wanita?” Sergah Huan Wenzhao. “Aku menyelundupkan pria juga!” Ia menambahkan.

“Apa?”

.

.

.

Kembali ke ibu kota, Huan Wenzhao dihadapkan pada masalah Yang Zhongyu.

Tiga hari sudah berlalu sejak ia menolong Mayor Li.

Dan selama tiga hari itu, sementara Li Asoka dan pengawal rahasianya dirawat di kediaman Adipati Agung, Huan Wenzhao dan An Zuya harus bolak-balik asrama, Kota Pangkalan dan kediaman Adipati Agung. Sesekali kembali ke markas mereka.

Terjebak dalam perkara tiga alam yang berlainan. Dunia fana, dunia tengah dan dunia atas.

Sungguh merepotkan!

Namun yang paling merepotkan dari ketiga perkara itu adalah perkara dunia fana.

Sekarang Mayor Li telah pulih sepenuhnya dan sudah kembali ke Kota Pangkalan sebagai burung mata-mata.

An Zuya dan peri burung cerewet itu kembali pada tugasnya masing-masing.

“Sudah saatnya aku kembali ke sekolah dan membuat kehebohan,” katanya pada Lu Binghe.

Kedua pengawal cantiknya sudah siaga di pekarangan. Siap, antar, galak!

Meski begitu, tetap saja Huan Wenzhao datang terlambat.

Kemunculannya di pintu kelas disambut tatapan tajam Guru Wang dan cibiran mulut semua orang.

Huan Wenzhao memasang senyum imut tanpa dosa yang membuat semua orang mengutuk dalam hatinya.

Amit-amit!

“Huan-Wen-Zhao…” Guru Wang menggeram tertahan dengan gigi bergemeretak. Keduanya tangannya terkepal di atas meja.

“Guru Wang!” Huan Wenzhao menyapa dengan sopan dan membungkuk menautkan kedua tangan di depan wajah. Sebuah plakat perlindungan kaisar menggelantung di jemarinya.

Dan seketika seisi kelas serentak menahan napas.

Guru Wang menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Mencoba sebisa mungkin meredam semua amarahnya. Mata dan mulutnya terkatup menahan kesal. Plakat perlindungan kaisar, batinnya getir.

Siapa yang tidak tahu bahwa seseorang yang memegang plakat perlindungan kaisar berada di bawah perlindungan langsung dari kaisar.

Salah satu orang yang tidak boleh disinggung. Menyinggungnya, sama saja dengan menyinggung kaisar.

Dan sekarang, dengan sengaja Huan Wenzhao memamerkannya, mengikatkan talinya di sela-sela jemari tangannya seperti cincin dan membiarkan plakatnya menggelantung begitu saja untuk dilihat semua orang.

Betul-betul kampungan! Pikir semua orang.

“Silahkan…” Guru Wang menunjuk ke tempat duduk pelajar dengan telapak tangannya sambil memaksakan senyum.

Huan Wenzhao membungkuk dengan sikap sopan yang jelas dibuat-buat sambil balas tersenyum dengan terpaksa juga. Lalu berjalan pelan menyeberangi ruangan menuju tempat duduknya.

Seisi kelas berpaling halus pura-pura tak melihatnya ketika ia melintas.

Mencapai pertengahan gang antara deretan bangku-bangku, Huan Wenzhao terhenyak dan terbelalak.

Tempat duduknya di sisi pelajar wanita paling cantik itu telah ditempati seseorang.

Kenapa dia di sini?

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Shi
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Klik
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Sembilαn βenuα
😂😂😂😂😂
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hentooopz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!