NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shakila bersedih

Wajah Shakila yang semula tersendu penuh kesedihan seketika berubah menjadi senyum tipis diliputi kebahagiaan. entah apa yang mendasarinya Yang jelas bahwa kesedihan atas kehilangan sang suami hanyalah akting Semata.

"Capek juga pura-pura menangis, sampai rahang ku terasa kaku." gumamnya sambil memijat-mijat bagian pipi yang terasa kebas, akibat terlalu sering berteriak di hadapan orang-orang, supaya terlihat menjiwai dengan akting yang sedang ia perankan.

Shakila membaringkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap ke arah langit-langit membayangkan kehidupan yang indah yang akan ia jalani selanjutnya. mulai dari mengelola restoran sampai hidup bersama dengan pria pujaan, keinginan itu sudah ia ungkapkan terhadap Akmal, ketika mereka makan di salah satu restoran mewah bahwa Shakila ingin memiliki tempat makan yang sama. di mana para pengunjung bersedia menggelontorkan banyak uang untuk makanan yang sedikit.

"Mulai minggu depan aku akan menata ulang kembali desain restoran yang terlalu agak klasik, aku akan merubahnya menjadi gaya modern supaya bukan hanya orang tua saja yang mampir ke sana, bahkan anak-anak pejabat ataupun anak konglomerat mereka merasa bangga ketika berkunjung ke restoranku. memang hidup itu kadang butuh perjuangan untuk menikmati sebuah pencapaian yang begitu luar biasa."

Shakila terus bergumam memikirkan apa saja yang akan dilakukan setelah kepergian suaminya, sampai dia merasa lelah hingga akhirnya matanya pun mulai terpejam dengan sempurna diikuti dengkuran halus yang keluar dari bibir indah. Shakila terlarut dalam impian-impian kebahagiaan.

Truk, truk, truk...!

"Shakila, Shakila....! Kamu sedang ngapain di dalam?" terdengar ketukan dari luar pintu, namun tidak membuat wanita yang sedang lelap terganggu.

"Shakila, Shakila.. apa kamu baik-baik saja?" tanya suara seorang wanita yang terdengar mulai panik karena tidak mendapat jawaban dari anaknya.

Dor, dor, dor....!

"Shakila, Shakila...!" Panggil Safa dengan berteriak agar orang yang di dalam bisa segera membuka pintu. namun dari dalam kamar tidak ada jawaban membuatnya semakin merasa panik takut anaknya berbuat hal yang macam-macam yang tidak diinginkan oleh siapapun.

Setelah beberapa kali mencoba menggedor pintu dan tidak mendapatkan balasan dari dalam kamar, Safa pun berlari menuju ke lantai bawah untuk memberitahu suaminya. namun Rojali yang mendengar kegaduhan dia sudah berada di tangga dengan Tatapan yang dipenuhi rasa heran dan pertanyaan.

"Ada apa kok berisik banget? kita sedang bergakung, kita tidak boleh bertengkar." ingat Rojali sebagai kepala keluarga yang harus selalu menasehati anak dan istrinya.

"Bapak kalau berbicara suka aneh-aneh saja, siapa yang berantem? anak kita Shakila tidak keluar dari kamar, ibu takut terjadi sesuatu kepadanya."

"Terjadi sesuatu bagaimana?"

"Halah Bapak kok pikirannya dangkal banget, anak kita sedang diliputi kesedihan karena ditinggal oleh suaminya yang sangat dia cintai. Siapa tahu saja di dalam? Aduh jangan sampai terjadi, naudzubillah....!" ujar Safa Tidak melanjutkan pembicaraan.

Mendengar penjelasan dari istrinya, Rojali pun seketika paham dengan segera dia pun berlari menuju kamar anaknya, tanpa berpikir panjang kepala keluarga itu melakukan hal yang sama menggedor pintu anaknya.

Mendengar keributan di luar Shakila pun membuka mata kemudian memfokuskan pandangan mengumpulkan roh-roh halus yang masih tertinggal di alam mimpi. dia pun mengingat kembali ke kejadian yang sedang dialami dengan segera dia pun bangkit kemudian membuka tasnya yang berada di samping lalu mengambil obat tetes mata agar dirinya terlihat masih bersedih atas kepergian Ramlan.

Dengan wajah yang dibuat Melas, Shakila berjalan dengan gontai menuju ke pintu kamar, sebelum membukanya Shakila menarik nafas terlebih dahulu memastikan kembali apakah wajahnya sudah terlihat sedih ataupun tidak.

Ceklek!

Kunci kamar pun dibuka diikuti dengan pintu yang melebar, Safa berlari memeluk anaknya menghujani dengan tangisan, Bahkan dia mendaratkan ciuman lembut di kepalanya. sehingga kedua wanita itu kembali menangis meratapi nasib yang menimpa keluarga, namun yang berbeda Shakila hanya berpura-pura sedangkan Safa menangis dengan penuh kasih sayang takut sesuatu hal yang buruk menimpa anak semata wayangnya.

"Sudah kamu tidak boleh bersedih, kamu tidak boleh melakukan hal yang bodoh yang akan merugikan kita semua. kamu harus kuat karena kamu tidak sendirian menghadapi seluruh masalah ini. masih ada ibu dan bapak yang akan menyayangimu." ujar Safa terus menenangkan anaknya.

"Iya Bapak sudah ajarkan untuk hidup Tegar dalam menghadapi semua cobaan, dan ingat ketika kita dicoba maka akan ada hikmah yang bisa kita ambil. sudah kamu jangan menangisi kepergian suamimu, yang harus kita lakukan sekarang mendoakannya." tenang Rojali yang memeluk kedua wanita yang ia cintai sehingga mereka pun menumpahkan air mata bersama.

"Siapa juga yang merasa sedih atas kehilangan pria kasar dan sombong itu, aku malah bersyukur dia segera mampus, supaya aku bisa hidup bahagia dengan pria pujaanku dan mengelola restoran yang begitu mewah." gumam Shakila dalam hati yang berbeda dengan kenyataannya.

Ibu dan ayah itu terus menenangkan anaknya yang sedang ditimpa musibah dengan penuh kasih sayang. mereka tidak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya. Shakila ditegarkan dan diberikan motivasi bahwa kehidupan yang akan ia jalani selanjutnya akan lebih bahagia, meski tidak ada seorang pendamping yang begitu perhatian seperti Ramlan. mereka tidak tahu kalau sifat asli Ramlan sangat kasar terhadap anaknya

Setelah tangisnya berhenti Shakila pun diajak duduk di tepian ranjang yang berada di kamar sambil terus diberikan sentuhan lembut, agar anaknya kuat menghadapi masalah yang sedang menimpanya.

"Jadikan semua ini pembelajaran buat kehidupan kita kedepannya dan kita doakan Ramlan supaya dia diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala." ucap Safa yang tidak pernah bosan mengingatkan anaknya.

"Aku tidak akan tenang sebelum Shakila tahu Siapa pembunuh suamiku ketemu dan dihukum dengan hukuman yang setimpal."

"Kamu jangan khawatir masalah itu karena pihak kepolisian sedang berusaha mencari pelaku tabrak lari. benar apa yang dikatakan ibumu daripada kita menyesali dan menangisi orang yang sudah tidak ada, mendingan kita mendoakannya. bapak dan ibu berencana akan mengadakan tahlilan nanti malam, Apakah kamu setuju dengan ide kami yang sangat menyayangi menantunya?" Timpal Rojali yang menyampaikan tujuan istrinya mendatangi Shakila untuk berdiskusi masalah Ramlan.

"Iya, Ibu dan Bapak sudah memutuskan bahwa nanti malam kita akan mengadakan tahlilan, soalnya walaupun itu tidak wajib Tapi alangkah baiknya kita mendoakan orang yang sudah meninggal, karena apapun doanya pasti akan dikabulkan."

"Aku terserah kalian saja pikiranku sedang kalut dan tidak bisa digunakan untuk berpikir jernih." jawab Shakila sambil menyeka cairan bening yang terus membasahi pipinya.

"Kalau begitu kamu setuju. Jika di rumah kita mengadakan acara tahlilan almarhum suamimu, karena bapak yang sebagai orang tua harus mendapatkan izin dari orang yang paling wajib mengurusnya."

"Aku ngikut aja Pak."

"Syukur kalau kamu setuju, sekarang kamu tidak boleh bersedih apalagi dengan melakukan hal-hal yang di luar batas kewajaran. Bapak sangat tidak setuju kalau kamu terus mengurung diri di dalam kamar, kamu harus bergairah menyembuhkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif. sekarang ayo kita urus suamimu dengan baik sesuai dengan ajaran agama yang kita anut."

Shakila hanya menganggukkan kepala kemudian pelukan hangat dan erat pun ia dapatkan kembali dari kedua orang yang sangat menyayanginya. suasana di luar semakin lama semakin sore, matahari yang berada di atas mulai menurun ke sebelah barat, memamerkan cahaya kuning keemasan, membuat Siapa saja yang berada di bawah sinarnya merasa betah untuk hidup lama di dunia. anak-anak kecil terdengar riang bermain di Jalan Komplek Perumahan. ada yang bermain bola, ada yang bermain petak umpet, Ada pula yang bermain kucing-kucingan, sesuai dengan permainan seusianya, diawasi oleh orang tua yang duduk di bangku-bangku taman sambil bersosialisasi dengan tetangga di tengah kehidupan keras Kota Jakarta.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Nil Caryo
saya juga pernah digituin thor
Nil Caryo
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Nil Caryo
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Nil Caryo
Anjayyyy akhirnyoo
Nil Caryo
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Nil Caryo
Thorrr saling mendukung yukk
Nil Caryo
gwe suka penggambaran suasana lu
Nil Caryo
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!