Damned ... I Love You !!!

" Kau sudah selidiki dia ? "

" Tak semudah itu mencari tahu tentang jati diri seseorang , tapi aku rasa lepas dari semua yang ada di pikiranmu ... Istrimu adalah wanita yang luar biasa bos ! Buktinya dia bisa memikat hati Tuan dan Nyonya besar bukan !? " sahut Darius yang merasa sebenarnya ada masalah yang muncul di rumah tangga Lucas , hanya saja ia tak berhak tahu karena hal ini bukan ranahnya .

" Aku ingin secepatnya kau mendapat informasi itu , apapun caranya ! Bagaimana dengan tender yang kau bicarakan tempo hari !? " tanya Lukas duduk di kursi kebesarannya , mengambil satu berkas yang tadi di bawa oleh sahabatnya .

" Kita memang kalah kali ini , mungkin memang kita tidak beruntung . Aku sudah periksa dan semuanya murni kesalahan kita . Next kita hanya harus lebih teliti lagi ! "

" Sudah kau pastikan tidak ada kebocoran data !? "

Darius tampak tidak menjawab , pria muda itu hanya terlihat menghembuskan nafas beberapa kali .

" Pagi tadi ahli IT kita lapor jika ada indikasi yang mendeteksi adanya percobaan pencurian data . Dan aktivitas itu berasal dari rumahmu , kau tahu jika semua perangkat yang menyimpan data perusahaan di bawah pengawasan ahli ahli kita . Dan aku sudah memastikan jika semua itu benar "

Semua data perusahaan memang diawasi oleh satu divisi yang mengatur , mengolah dan melindungi semua data yang ada tanpa kecuali . Dan Darius sendirilah yang memimpinnya karena selain Lucas , Phillipe juga sangat mempercayainya .

Lucas mengepalkan kedua tangannya , pria itu teringat dengan laporan yang menyebutkan jika sebelum pergi dari mansion istrinya sempat pergi ke ruang kerjanya dan waktu itu tepat dengan matinya kamera penjaga . Dirinya semakin yakin jika Amy ada kaitannya dengan semua ini . Hampir saja ia tertipu dengan kepolosan dan kecantikan wanita itu .

" Tapi jangan khawatir karena semua masih aman bos ! Aku tahu apa yang kau pikirkan "

Lucas hanya diam dan meneruskan pekerjaannya , dia merasa percuma adu argumentasi dengan sahabatnya . Walau belum mengenal istrinya tapi Darius selalu membela wanita itu . Seolah Amy adalah wanita sempurna yang terbaik di dunia ini .

" Jika begitu sekarang aku akan ke Gregory mendampingi divisi keuangan kita yang akan presentasi disana . Dan sebentar lagi kau juga akan ada meeting dengan klien , sekitar setengah jam lagi mereka akan tiba "

" Cerewet ... aku ingat itu "

*

" Jadi kau benar benar Alan Macgregor ? Kau CEO perusahaan ini !? Ya Tuhan ... Aku tidak bisa percaya ini ! " lirih Amy menutup mulutnya dengan kedua tangannya , reflek wanita itu kemudian berdiri karena merasa tak sopan jika harus duduk santai dengan sang pemilik perusahaan .

" Ckk duduklah Nona , aku akan jelaskan semuanya "

lngatan Amy kemudian berputar pada kejadian yang lalu saat pertama kali mereka saling mengenal di kafe , saat dia menyeret pria itu untuk berlari mencari ruang ganti dan saat pria itu memberinya semangat ketika dirinya berada di ruang wawancara .

" Saya berdiri disini saja Tuan , saya minta maaf dengan apa yang saya lakukan selama ini . Tapi sungguh saya tidak bermaksud menyusahkan anda ! "

Gaya bahasa formal yang terdengar dari wanita di depannya membuat Alan harus tersenyum sekaligus menghela nafasnya . Dia tahu akan menghadapi suasana canggung seperti ini ketika wanita pujaannya mengetahui jati dirinya .

" Aku tak bermaksud menipumu Nona , semua yang tejadi mengalir begitu saja . Dan aku memilihmu untuk posisi sekretaris ini karena aku bisa melihat kau adalah pekerja yang gigih dan pantang menyerah . Aku tahu hal itu karena aku adalah saksi hidup bagaimana lelahnya dirimu berlarian hanya untuk mengikuti wawancara kerja .... "

" Maaf ... " Amy sekilas memandang ke arah ruang tempat ia kemarin berganti pakaian . Sekarang dia yakin jika ruang itu adalah ruang pribadi milik pria di depannya . Pantas saja saat itu dengan santainya Alan mengajaknya masuk bahkan meninggalkan baju gantinya di tempat ini . Dia juga sudah berkali kali mengatakan hal yang tidak tidak tentang CEO Gregory , dan itu artinya ia mengatakan hal itu langsung pada Alan .

" Aku terima jika kau ingin bersikap formal padaku di sini . Tapi aku harap kita masih bisa jadi teman jika tidak sedang ada di perusahaan "

" T-tapi saya ... "

" Aku memaksa kali ini Nona " sahut Alan sekali lagi tersenyum manis pada wanita yang masih terlihat sangat gugup di depannya .

" Duduk dan bacalah ini ... Danisa sudah meninggalkan catatan ini untuk sekretaris pengganti . Dia adalah sekretaris yang mengundurkan diri karena hal yang sangat mendesak . Catatan itu berisi semua tugas yang selama ini dia kerjakan , dan kau bisa mempelajarinya sedikit demi sedikit . Aku sendiri yang akan terus memantaumu "

Perlahan Amy duduk dan menerima sebuah memo yang diberikan Alan , dia bernafas lega karena setidaknya memiliki panduan tugas dari sekretaris yang lama . Dan sepertinya sang CEO bukanlah monster naga menyebalkan seperti yang ada dipikirannya .

" Ehhmm terimakasih , jika begitu aku ehh ... maksudnya saya bisa memulainya sekarang . Saya permisi Tuan , anda bisa memanggil saya jika memang ada yang diperlukan " ujar Amy kemudian beranjak ingin keluar ruangan . Kemarin ia sempat melihat jika sekretaris duduk di luar ruangan yang tepat ada disamping ruang kantor CEO .

" Kau mau kemana Nona ?! "

" Bukannya meja saya ada di luar !? "

" Tidak , mulai sekarang kau akan bekerja di ruangan yang sama denganku . Kita akan lebih mudah berkomunikasi , bukannya aku sudah mengatakan jika aku sendiri yang akan menjadi mentormu "

" Baik ... tentu saja " kata Amy tak bisa menghilangkan rasa gugupnya . Apalagi dia merasa bersalah karena beberapa hari ini dia bahkan tidak tahu jika akan adalah pemimpin tertinggi perusahaan tempatnya bekerja .