NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tidak ada pilihan lain

Pak Anton tertunduk pilu dengan sandiwara yang disampaikan oleh ibunya Alfin. ia tau betul, alasan kaburnya mereka berdua. Akan tetapi. karena Alfin pernah mengatakan bahwa ia sangat menyayangi keluarganya, mau tidak mau. pak Anton terpaksa mengurungkan niatnya, untuk membongkar segala sandiwara yang disampaikan oleh ibunya Alfin.

"Kalau begitu kami dari pihak kepolisian bersama warga dan perangkat RT, mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya ibuk. untuk mendapatkan informasi selanjutnya, kami akan menyebarkan anggota di kota Medan untuk penyelidikan lebih lanjut melacak keberadaan anak ibuk," ucap pihak kepolisian bersama-sama meninggalkan rumah mewah itu.

"Haah, gimana lah ini. segalanya jadi semakin rumit karena ulah mereka berdua," gumam ibu seraya memegangi keningnya dengan satu tangan.

...****************...

Dari gelapnya tempat itu mulai terulang kejadian aneh yang sebelumnya pernah Alfin alami. dirinya tiba-tiba terdampar lagi, pada satu tempat yang gelap gulita tak berujung.

"Astaghfirullah! kenapa aku kembali ke tempat ini lagi?" gumam Alfin menoleh ke kiri dan kanan yang hanya dipenuhi oleh kegelapan. Dirinya tidak bisa bertutur kata langsung melalui mulut. kecuali menggunakan batinnya untuk berbicara.

Di balik gelapnya, tempat itu. mulai di sadari kejadian aneh yang terulang kembali. dengan tampaknya, setitik cahaya putih yang mulai membiasakan cahayanya di penghujung jalan. Terlihat sosok bayangan hitam, seorang perempuan. yang terlihat, semakin jauh membelakanginya, berdiri di penghujung jalan. diantara biasan cahaya yang mulai merembeskan pantulan putih terangnya yang sangat menyilaukan mata, kearah Alfin.

"Permisi, kau yang memperingati ku waktu itu kan? aku sangat berterimakasih pada dirimu mu, karena telah menyelamatkan kami dari kejadian itu. aku tak tau lagi, bagaimana pilihanku selanjutnya. jikalau dirimu tak memperingati ku waktu itu, apalah dayaku saat ini," ucap Alfin seraya berlinang kan air mata dengan senyuman manisnya, menatap sosok perempuan itu dari kejauhan.

"Syukurlah kalian selamat, yakinlah dengan segala keputusan, yang akan dirimu ambil Fin. doaku akan selalu menyertaimu," ucap perempuan itu yang terurai bersamaan dengan biasan cahaya yang mulai menerangi gelapnya tempat itu.

"Sebelum kau menghilang Disana, bolehkah aku ikut bersama mu? setiap pertemuan kita yang lalu, hati ku ini selalu saja pilu. dengan rasa rindu yang tak terbayangkan oleh kata siapkah engkau sebenarnya," ucap Alfin yang berlari sekuat tenaga, berusaha menggapai sesosok perempuan itu.

"Ingatlah Fin! belum saatnya dirimu sampai di tempat ini, masih banyak jalan lain yang akan kau tempuh. kuat-lah nak, doaku akan selalu menyertaimu," ucap perempuan itu yang mulai terurai sepenuhnya bersama biasan cahaya yang sangat menyilaukan mata Alfin. membuatnya, terbangun seketika dari pingsannya.

Alfin yang baru saja bangun dari pingsannya di kagetan dengan belaian tangan kecil yang masih meng usap-usapi rambutnya, dengan satu tangan. Alfin yang sedikit mendongak, menatap raut wajah kakaknya yang terukir lemas, terlelap. setelah Berjam-jam tenggelam dalam kesedihan. air matanya, tampak membekas diantara sudut daun matanya. Tubuhnya, terlihat sangat lesu terstandar lemah di sudut gedung yang sangat sempit. mengapit, mereka berdua diantara megahnya gedung bertingkat. Rasa dingin mulai menusuk kulit berhembus kan angin diantara sempitnya celah gedung megah itu. perasaan syahdu saat itu tak terbayangkan oleh kata-kata. Dengan sekuat tenaga Alfin berusaha menggerakkan satu tanganya, berupaya meng usapi wajahnya yang telah basah dipenuhi oleh genangan air mata kakaknya.

"Aku bangga padamu kak, sesulit apapun rintangan yang kian datang menghadang. kau selalu saja ada di sisiku, susah senang selalu kita hadapi bersama," gumam Alfin saat menatap raut lelah wajah kakaknya.

Alfin tersenyum bahagia dengan keyakinan kakaknya setiap mengambil keputusan. meskipun berujung seperti ini. tidak ada penyesalan dalam hatinya, karena segala musibah yang terjadi terjadi, malah semakin memperkuat ikatan persaudaraan mereka untuk saling percaya, melindungi satu sama lain. tidak ada lagi yang lebih berharga dari itu.

Alfin yang terlentang lemah dengan sandaran paha kakaknya sebagai bantalan. sangat dikagetkan dengan suara keroncongan yang berasal dari perut kakaknya Doni, yang terdengar jelas di sebelah telinganya. dengan sekuat tenaga Alfin mengangkat kedua tangannya menatap jari-jari kecilnya yang mungil.

"Meskipun hanya Dengan sehelai pakaian tipis yang kami punya. tak mungkin lagi kami kembali kerumah itu. meskipun segala barang keperluan dan makanan kami tertinggal di sana. untuk sekarang, kami harus bisa hidup mandiri," gumam Alfin lirih terukir dari raut wajahnya yang sudah lelah dengan banyaknya musibah yang kian datang bertubi-tubi.

"Kakak Alfin tinggal bentar ya, Alfin cari makanan untuk kita dulu," ucap Alfin mengusap air mata kakaknya.

Dengan tertatih-tatih kaki mungilnya, melangkah pelan dengan sehelai ranting sebagai alat bantunya berdiri. meskipun tak beralasan kaki, Alfin tetap menyelusuri panasnya jalan itu yang di sinari oleh teriknya cahaya matahari sore yang terasa perih menusuk kulit. dengan hingar-bingarnya kota Medan yang dipenuhi oleh berbagai jenis kendaraan dan pejalan yang kaki lalu lalang di mana-mana. Setiap ia meminta makanan selalu saja orang-orang menjauhinya.

Karena tak kunjung diberikan makan oleh orang-orang Alfin yang sudah sangat kelelahan karena teriknya matahari sore itu membuat kepalanya terasa sangat sakit kembali, menyebabkan kearah bajunya mulai di basahi oleh keringat dingin,

"Aku harus kuat, demi mendapatkan sedikit saja makanan untuk kakak," gumam Alfin berusaha menelusuri setiap tempat untuk meminta makanan.

Setiap ia meminta selalu saja cacian dan hinaan yang selalu saja ia dapatkan. Bahkan buruknya ranting yang digunakan sebagai pegangannya berdiri sengaja di patahkan oleh beberapa orang remaja yang menjahilinya.

Dengan sangat tertatih-tatih Alfin menatap kearah 3 buah Tong sampah di tengah alun-alun kota, yang dari kejauhan tampak dihinggapi oleh lalat-lalat yang menggerogoti sampah buangan dari potongan buah-buahan dan beberapa siswa makanan busuk di dalamnya, dengan tekat yang kuat Alfin menutupi hidungnya dengan tangan kiri. Dan Tangan satunya lagi, berusaha mengais-ngais tumpukan sampah itu demi mendapatkan sedikit saja sisa makanan layak untuk mereka makan. Tapi apalah daya tong sampah itu hanya dipenuhi oleh tumpukan Pampers bayi yang berbalutkan beberapa makanan busuk yang tak layak di makan.

Dengan mendongak memandangi langit Alfin memejamkan matanya mengadu pada semesta."Yaa Allah, berikan hamba mu ini kemudahan yaa Allah, demi mengisi sedikit saja kekosongan di dalam perut ini yang telah terasa sangatlah perih,"

Hari yang cerah itu mulai diselimuti dengan kabut tebal yang bergabung menjadi satu, hembusan angin kencang membawa daun-daun dan debu hitam di pinggir jalan bertebaran kemana-mana. doa yang disampaikan remaja ini kepada langit menggetarkan Awan seolah-olah langit hendak runtuh, karena merasakan pedihnya perut remaja ini.

Setelah membuka mata Dari kejauhan matanya tertuju pada sebuah toko roti yang dipenuhi oleh banyaknya pengunjung yang mengantri. sebagian dari mereka ada seorang remaja bersama orangtuanya memegang sebuah roti di tangan kanannya, mulutnya belepotan selai coklat yang masih membekas jelas di pipinya. Raut wajah remaja itu begitu bahagia terukir sangat jelas kebahagiaan yang ia dapatkan berbeda dengan alfin dan kakaknya. yang kini hanyalah gelandangan kusut yang sangat kelaparan. ia hanya bisa meneguk air liurnya saking tergodanya dengan roti itu.

Seketika itu juga timbul rencana buruk di dalam benak Alfin, untuk mencari salah satu roti yang terpajang rapi di lemari toko itu. karena kakaknya yang sudah sangat kelaparan dan perutnya juga sangat perih Alfin terpaksa sembunyi-sembunyi menggapai roti itu di balik ramainya kerumunan pembeli.

"Haah, dapat juga. sekarang aku harus pergi dari sini," gumam Alfin seraya memasukkan roti tersebut di dalam bajunya.

Pemilik toko yang sibuk melayani orang-orang yang membeli barang dagangannya, menyadari ada orang remaja kumuh yang mendekati susunan rotinya dengan menaruh curiga terhadap gerak-gerik remaja itu pemilik toko langsung menggertak nya.

*Oi! Kamu ngapain di situ? Mencuri ya," gertak pria itu berlari ke arah Alfin.

Alfin yang mengendap-endap hendak pergi dari sana seketika sangat dikagetkan dengan pemilik toko yang telah menyadari bahwa remaja ini mencari roti miliknya. dengan sekuat tenaga Alfin berlari sejauh mungkin sembari memeluk roti tersebut dengan kedua tangannya. Tapi apalah daya, kakinya yang letih tak kuat berlari sejauh mungkin. mengakibatkan dirinya, di tendang sekuat tenaga oleh pemilik toko roti yang berusaha mencegatnya untuk kabur dari tempat itu. seketika membuat Alfin jatuh terkapar diatas aspal.

"Agh,, ampun pak," Rintih Alfin merasa sangat kesakitan akibat wajahnya tergores Akibat panasnya aspal. meskipun begitu, tangannya tetap saja memeluk sekuat roti yang ada dalam bajunya itu.

"Haah? Minta ampun, masa pencuri meminta ampun makan ini," ucap pemilik toko yang menghantam beberapa kali bogem mentah ke wajah Alfin menyebabkan bibinya pecah disertai darah yang bertebaran kemana-mana keluar dari bibirnya.

Mengetahui hal itu karyawannya yang sibuk melayani pembeli. bersama-sama meninggalkan barang dagangannya demi memberikan pelajaran pada pencuri roti, di tokonya tempatnya bekerja. Bersama-sama mereka memberikan pukulan dan tendangan yang bertubi-tubi kerah tubuh Alfin yang menyebabkan pipi, kaki, dan punggungnya membiru akibat tendangan dan pukulan keras yang ia dapatkan di sekujur tubuhnya.

"Agh... Ampun bang," rintihan Alfin berusaha menahan rasa sakit di sekujur tumbuhnya sampai-sampai air matanya hendak menetes.

"Makan nih anjing," ucap karyawannya yang masih tetap saja memukuli remaja itu dengan sekuat tenaga.

"Sudah-sudah, jangan dilanjutkan lagi," ucap pemilik toko yang berusaha melerai pemukulan yang dirasa sudah terlalu berlebihan.

sekumpulan orang dewasa yang memukulinya terlihat tertawa terbahak-bahak setelah merasa puas mereka pergi meninggalkan remaja itu yang meringkuk kesakitan seraya tetap saja melindungi roti yang masih ada di dalam genggamannya. Alfin sangat bersyukur karena roti yang dicurinya itu tidak diambil kembali oleh pemilik toko. tampak senyuman serakah terukir indah di wajahnya.

"Maaf kan hamba ya Allah, hamba terpaksa mencari roti ini untuk mengisi kekosongan di dalam perut ini ya Allah. suatu hari nanti roti ini akan hamba ganti kembali ya Allah," gumam Alfin lirih dengan perasaan pilunya.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!