NovelToon NovelToon
Berkorban Demi Cinta

Berkorban Demi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Morgan Zavierson, dipenjara demi kekasih tercintanya, Kelly Thompson. Akibat kesalahpahaman membuat Morgan membenci sang gadis tersebut.

Apa sebabnya Kelly yang dikenal gadis polos dan ceria, dianggap mengkhianati Morgan? sehingga pada akhirnya Morgan memilih menikahi Zoanna, yang adalah sekretarisnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mantan Yang Kembali

Mansion Morgan

Malam semakin larut, dan kamar mereka yang remang-remang hanya diterangi oleh cahaya bulan yang menembus tirai tipis.

Kelly, yang terlelap di pelukan Morgan, terlihat gelisah. Jari-jarinya yang mungil meremas kuat baju yang dikenakan Morgan, seolah berusaha mencari pegangan dalam mimpi buruk yang menderanya. Keringat dingin mengalir di dahinya, menandakan ketakutan yang sedang dialaminya.

Di dalam mimpi, Kelly kembali ke masa lalu yang kelam. Ruang gelap yang penuh dengan rasa sakit dan siksaan. Jarinya yang dijepit, tamparan yang keras, serta suara tawa yang menyeramkan. Semua itu menghantui tidurnya, membuatnya berteriak tanpa sadar, "Tidak! Tolong lepaskan aku!" ucapnya sambil meremas baju Morgan semakin kuat.

Morgan yang merasakan gerakan dan mendengar teriakan Kelly, perlahan membuka matanya. Ia melihat wajah pacarnya yang dipenuhi keringat dan air mata.

Rasa khawatir dan cemas segera menyelimuti hatinya. "Kelly!" serunya dengan suara penuh perhatian.

Kelly mengeluarkan air mata yang mengalir deras di pipinya. Ia masih terjebak dalam mimpi buruk itu, menggigil dan berbisik ketakutan.

Morgan, dengan lembut namun tegas, memanggil namanya, "Kelly, buka matamu! Jangan takut, aku ada di sini. Bangunlah!" Ia menyentuh wajah Kelly dengan penuh kasih sayang, berharap sentuhannya bisa menarik Kelly kembali ke dunia nyata.

Morgan menggoyangkan bahu Kelly dengan lembut, mencoba membangunkannya dari mimpi buruk yang menyiksa. "Kelly, aku di sini. Kau aman bersamaku," bisiknya sambil menatap wajah Kelly yang penuh ketakutan.

Perlahan, mata Kelly mulai terbuka. Pandangannya masih buram dan kebingungan, tapi sentuhan hangat Morgan membuatnya kembali ke kenyataan.

Kelly menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. "Morgan?" panggilnya dengan suara lirih, seolah memastikan bahwa ia benar-benar sudah terbangun.

Morgan tersenyum lembut, menghapus air mata di pipi Kelly. "Ya, ini aku. Kau aman sekarang," jawabnya dengan suara yang menenangkan.

Kelly memeluk Morgan lebih erat, merasa lega dan aman dalam pelukan orang yang dicintainya. "Aku bermimpi buruk lagi," bisiknya dengan suara bergetar.

Morgan mengangguk, memberikan kecupan di kening Kelly. "Aku tahu, Tapi kau tidak perlu takut. Aku akan selalu ada di sini untuk melindungimu," katanya dengan penuh keyakinan.

Mereka berdua berbaring kembali, dengan Morgan yang terus memeluk Kelly erat-erat. Malam itu, meskipun mimpi buruk menghantui, Kelly tahu bahwa ia tidak sendiri. Dengan Morgan di sisinya, ia merasa lebih kuat dan siap menghadapi apa pun yang akan datang.

"Tidurlah, kamu ada di pelukanku. Kamu sangat aman dan aku akan melindungimu!" ucap Morgan sambil mengelus kepala gadis itu dengan lembut, berharap bisa menenangkan ketakutan yang masih tersisa.

Dengan perlahan, Kelly mulai terlelap kembali setelah merasa nyaman di dalam pelukan pria yang dia cintai. Napasnya yang tadi tersengal-sengal kini mulai teratur, menandakan bahwa mimpi buruk yang menghantuinya perlahan memudar.

Morgan tetap memeluk Kelly erat, memberikan kehangatan dan rasa aman yang sangat dibutuhkan gadis itu.Namun, mata Morgan berkaca-kaca. Ia tidak bisa mengabaikan rasa sakit yang terasa di hatinya saat melihat Kelly dalam kondisi seperti itu.

"Apakah selama ini Kelly menjalani hidup seperti ini? Setiap malam bermimpi buruk dan tidak bisa tidur dengan baik," gumam Morgan dalam hati. Ia merasa tak berdaya, namun juga bertekad untuk membantu Kelly melewati semua ini.

Morgan mengingat hari-hari yang telah mereka lalui bersama, senyum dan tawa Kelly yang selalu memancarkan kebahagiaan, namun kini ia menyadari ada kegelapan yang tersembunyi di balik itu semua. Rasa sakit yang Kelly alami, ketakutan yang menghantuinya setiap malam, membuat Morgan merasa semakin terpanggil untuk melindungi dan mendukungnya.

Ia mengecup kening Kelly dengan penuh kasih sayang, mengusap rambutnya yang lembut. "Aku akan selalu ada untukmu, Kelly. Apa pun yang terjadi, aku akan tetap di sini, bersamamu," bisik Morgan dengan suara yang penuh keyakinan.

Pagi itu cerah, sinar matahari menyinari jalanan yang mulai ramai. Morgan dan Kelly menuju ke suatu tempat yang sudah direncanakan oleh Morgan.

"Morgan, kita mau kemana? Bukankah sudah jam kerjamu?" tanya Kelly yang duduk di samping Morgan.

"Kita akan pergi sarapan. Aku tahu kamu suka makanan di tempat ini," jawab Morgan sambil tersenyum dan tetap fokus menyetir.

"Morgan, ada yang ingin aku katakan padamu!" ujar Kelly tiba-tiba.

"Katakan saja, ada apa?" Morgan menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala.

"Aku ingin bekerja lagi!" Kelly berkata dengan tegas.

"Bekerja?" Morgan menatap Kelly dengan kening berkerut.

"Iya, aku akan coba melamar di restoran lain," jawab Kelly dengan suara mantap.

Morgan menghela napas panjang. "Kamu baru saja sembuh, Kelly. Jangan terburu-buru. Lagi pula, aku bisa membiayaimu," ucapnya sambil menyentuh wajah Kelly dengan lembut.

Kelly menundukkan kepala sejenak sebelum menatap Morgan dengan tekad bulat. "Aku harus mencari kesibukan, Morgan. Agar aku bisa fokus dan tidak terus-terusan teringat masa lalu. Biarkan aku melakukannya!"

Morgan mengangguk perlahan, memahami keinginan Kelly. "Apakah ini yang kamu inginkan?" tanyanya sekali lagi.

"Iya," jawab Kelly sambil mengangguk.

Tiba-tiba, sebuah mobil menabrak bagian belakang mobil mereka dengan keras. Kelly terlempar ke depan, namun tangan Morgan cepat-cepat menahan tubuh Kelly agar tidak terbentur kaca depan.

Suara benturan itu menggema, diiringi jeritan Kelly."Aahh!" Kelly berteriak kaget, tubuhnya gemetar.

Morgan segera memeriksa kondisi Kelly. "Kelly, kamu tidak apa-apa? Apakah ada yang terluka?" tanyanya dengan wajah cemas.

Kelly menggelengkan kepala, meskipun wajahnya masih terlihat pucat. "Aku tidak apa-apa," jawabnya sambil melirik ke arah belakang.

Morgan mengelus kepala Kelly, mencoba menenangkan pacarnya yang masih syok. "Tenang, aku akan keluar dan memeriksa keadaan," ujarnya dengan suara lembut.

Morgan keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian belakang untuk memeriksa kondisi mobilnya. Pengemudi wanita dari mobil yang menabrak mereka tampak panik dan segera keluar dengan ekspresi khawatir.

"Maaf, saya tidak sengaja," ujarnya sambil memandang kondisi belakang mobil Morgan yang rusak cukup parah.

"Bagaimana caranya kamu membawa mobil sehingga hampir membahayakan nyawa orang?" kata Morgan dengan nada tinggi, kemudian menatap wanita itu dengan tajam.

Wanita itu menatap balik Morgan dan terdiam sejenak. Mereka saling bertatapan selama beberapa saat, suasana di antara mereka terasa tegang.

"Apakah mereka sedang bertengkar?" gumam Kelly yang khawatir, lalu keluar dari mobil. Ia berjalan ke bagian belakang mobil dan memperhatikan Morgan dan wanita itu yang masih saling tatap.

"Morgan, tidak kusangka bisa bertemu denganmu di sini," kata wanita itu akhirnya, dengan suara yang terdengar akrab.

"Kamu selalu saja lalai saat membawa mobil," ucap Morgan sambil mengalihkan pandangannya ke arah mobilnya yang rusak.

"Morgan, apakah kalian saling mengenal?" tanya Kelly dengan kebingungan.

"Hanya kenalan lama," jawab Morgan dengan reaksi yang berbeda, seolah menyembunyikan sesuatu.

"Apakah nona ini pacarmu?" tanya wanita itu dengan nada yang penasaran.

"Benar! Namanya Kelly," jawab Morgan.

"Nona Kelly, aku adalah Juny, senang bertemu denganmu," sapa Juny dengan senyum yang ramah.

"Juny? Bukankah mantan Morgan... pantas saja tatapan Morgan begitu fokus padanya," batin Kelly, merasa sedikit gelisah.

Kelly berusaha menyembunyikan perasaannya dan menjawab dengan sopan, "Senang bertemu denganmu juga, Juny."

"Aku akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Ini adalah kartu namaku! Hubungi aku!" ucap Juny sambil memberikan kartu nama pada Morgan.

Morgan menerima kartu tersebut tanpa banyak bicara.

"Kita akan bertemu lagi!" ucap Juny dengan senyum yang tampak dipaksakan, kemudian menoleh ke arah Kelly dengan senyum yang sama.

"Kelly, mari kita pergi!" ajak Morgan yang kemudian masuk ke dalam mobil.

Raut wajah Morgan yang tadinya ceria kini berubah menjadi murung. Dalam perjalanan, suasana tegang dan sepi karena Morgan hanya diam tanpa sepatah kata setelah pertemuan tak terduga dengan mantannya.

"Morgan, apakah nona Juny adalah teman sekampusmu?" tanya Kelly, berusaha mengisi keheningan.

"Bukan! Hanya kenalan biasa, tidak ada yang lain," jawab Morgan singkat sambil tetap fokus menyetir.

Kelly merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Morgan, tetapi ia mencoba menekan perasaannya dan mencari topik lain. "Bagaimana dengan mobilmu? Rusaknya cukup parah. Apakah kita harus membawanya ke bengkel dulu?" tanyanya, mencoba untuk terdengar ringan.

"Tidak perlu, kita pergi makan dulu. Kamu pasti sudah lapar," jawab Morgan dengan senyum yang tampak dipaksakan.

Kelly merasakan kegelisahan yang mendalam. "Yang aku takutkan selama ini, akhirnya terjadi juga. Mantannya kembali dan bahkan dia mengatakan akan bertemu lagi. Hingga saat ini Morgan masih menyembunyikan sesuatu dariku. Setelah bertemu kembali dengan mantannya, suasana hati Morgan langsung berubah," batin Kelly.

"Berhenti di depan sana!" pinta Kelly dengan nada tegas.

"Kenapa? Bukankah kita akan makan dulu?" tanya Morgan, sedikit bingung.

"Aku tidak lapar. Aku ingin mencari pekerjaanku... kamu sudah waktunya masuk kerja. Pergilah!" jawab Kelly dengan senyum yang tampak dipaksakan.

"Tapi kamu belum sarapan," ujar Morgan dengan kekhawatiran.

"Aku akan makan kalau aku lapar. Aku ingin berjalan-jalan sebentar dan mencari udara segar," jawab Kelly.

Morgan menatap Kelly dengan ragu sejenak sebelum mengangguk. "Baiklah, hati-hati di jalan," ucapnya sebelum meninggalkan Kelly di tepi jalan.

Setelah meninggalkan Kelly, Morgan menuju ke kantornya. Saat ingin turun dari mobil, pandangannya tertuju pada kartu nama Juny yang tergeletak di dasbor. Ia mengambil kartu itu, mengamatinya sebentar, lalu turun dari mobil.

Dengan langkah mantap, Morgan berjalan menuju pintu utama perusahaan. Tanpa berpikir panjang, ia membuang kartu nama Juny ke tong sampah di pintu masuk. Namun, perasaan tidak nyaman masih menyelimuti hatinya.

Sesampainya di kantornya, Morgan langsung disambut oleh Robby yang membawa sebuah proposal. "Tuan, wakil perusahaan telah tiba. Proyek yang akan dijalankan di Paris memakan waktu sekitar 6 bulan hingga 1 tahun. Keuntungan yang akan diraup sekitar 1 miliar dolar. Sebuah proyek besar untuk kita," kata Robby dengan antusias.

Morgan membuka proposal itu dengan penuh minat. "Siapa wakilnya? Kenapa mereka memilih perusahaan kita?" tanyanya sambil membaca rincian proyek.

"Namanya adalah Juny Cameron, putri dari pemilik perusahaan itu. Dia yang memilih bekerja sama dengan Anda," jawab Robby dengan nada profesional.

Morgan langsung terdiam mendengar nama mantannya. Pikiran tentang pertemuan tadi pagi kembali menghantui benaknya. Ia tidak menyangka bahwa Juny akan kembali dengan cara seperti ini.

Robby memperhatikan perubahan ekspresi Morgan. "Apakah Anda baik-baik saja, Tuan?" tanyanya dengan khawatir.

Morgan mencoba menguasai diri dan tersenyum tipis. "Ya, aku baik-baik saja. Ini hanya kebetulan yang mengejutkan," jawabnya dengan tenang. "Aku akan mempelajari proposal ini lebih lanjut. Kamu bisa keluar sekarang!"

Setelah Robby keluar dari ruangannya, Morgan duduk di kursinya dan mencoba memfokuskan diri pada pekerjaan. Namun, pikirannya terus berputar-putar antara Kelly dan Juny. Bagaimana ia harus menghadapi situasi ini? Apakah ia harus memberi tahu Kelly tentang proyek miliyaran ini?

1
Citra Merdeka
ya ampun si jaqob kok lemah banget sih 😂
Lasman Silalahi
lanjut
yuning
mau tau kalau Morgan cemburu 😁
Kinara Widya
🤣🤣🤣🤣Kelly kenapa JD suka gigit2 sih....Morgan cemburu pd Markus...panasin terus Markus...biar Morgan kepanasan...🤣🤣🤣🤣🤣
Linda W
Luar biasa
Lasman Silalahi
lanjut
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah cari masalah aja si markus itu. bikin morgan naik darah aja. lanjut lagi donk, ceritanya. makin bagus. aq tunggu kelanjutannya hari ini. klo perlu segera. jangan lama2.
yuning
Markus cari mati 🤣🤣🤣
Citra Merdeka
markuuussssss..... 😁
Kartika Lina
jelaslah kelly berubah setelah sekian banyaknya penderitaan dan kekecewaan yg kelly alami
Kartika Lina
kenapa harus disembunyikan morgan?? apa kau masih menyimpan rasa untuk juny? poor kelly ☹️
Kartika Lina
nyesek bacanya 😭😭😭😭
Kartika Lina
gimana mau ngadu, kamu sendiri aja ga mau ngomong sama kelly, morgan 😡
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah gawat morgan bakalan keluar taringnya, nich jika kelly di sakiti sama orang lain. lanjut lagi donk. bikin penasaran saja kelanjutannya seperti apa pastinya akan lebih seru dg kekonyolan kelly.
Kartika Lina
berasa di posisi kelly baca part ini,, rasanya nyuuutttt,, sakitttt 😭😭😭😭
yuning
makin suka sama Kelly yang bar bar
Lasman Silalahi
lanjut
Kinara Widya
siap2d lempar ke hutan lagi ke habitatnya s babi hutan....🤣🤣🤣
.
Citra Merdeka
mantap Kelly... bar2 dan gak kenal takut walau tidak pandai bela diri 😁
Nabil abshor
😂😂😂😂😂😂😂😂😂 Ya robbb,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!