assalamualaikum,
hai jumpa lagi dengan saya vera
novel ini menceritakan perjalanan seorang wanita yang menantikan pendamping hidupnya.
lailatul zahwa seorang wanita karir yang berencana menikah setelah wisuda S2 nya. ia pun pergi ke acara wisuda dengan membawa setumpuk undangan dan dibagikan kepada teman temannya juga beberapa orang dosen.
namun takdir berkata lain, laila harus kehilangan calon suaminya beberapa hari sebelum janur kuning melemgkung. laila terpuruk dan mengurung diri hingga ia mendapat teguran dari perusahaan tempat ia bekerja.
ahirnya dengan berat hati laila melepaskan pekerjaan yang ia dapat sebagai bonus dari predikat comlude sarjana nya. ia dipanggil bekerja dengan posisi yang cukup bergengsi, bukan sebagai karyawan biasa.
ahirnya laila memutuskan menjalankan usaha mama dan menjemput jodoh disana. sudah banyak pernikahan orang yang ia rancang dan laksanakan sehingga menjadi meriah dan meninggalkan kesan bahagia yang bisa di kenang seumur hidup.
dan laila pun berharap ia juga bisa menata pernikahannya sedemikian rupa dengan lelaki yang mencintainya. dan mampu mendampinginya sampai ajal memisahkan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vera irmayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ACARA MASAK - MASAK
laila tetap melajukan mobilnya dengan perlahan. karena jika ia menambah kecepatan sedikit saja pasti mendapat teguran dari kakek yang setia di sebelahnya.
"naaa gini dong kalau setir mobil itu yang kalem, kamu kan perempuan, jangan ikut - ikutan kaka dan papamu" jelas kakek dengan suara lembutnya
"iya nduk nenek pernah hampir copot jantungnya waktu diajak kakakmu jalan - jalan" jelas nenek neyahut omongan kakek di kursi belakang.
"iya nek kek, laila pelan - pelan kok lajuin mobilnya, tapi kalo lagi buru - buru boleh kan kek ngebut dikit" ucap laila dengan nada manja
"biar tidak terburu - buru kamu harus berangkat awal waktu nak, jangan mepet - mepet" jelas kakek tetap tidak menyetujui perkataan laila
tak memerlukan waktu lama mobil yang dikemudikan laila telah sampai di halaman pondok pesantren kiyai mahfudz.
waah kakek tidak menyangka ada pondok pesantren di tengah kota seperti ini. pasti pendirinya berjuang keras sekali mendirikan pondok pesantren sampai besar seperti ini" ucap kakek terkagum - kagum melihat bangunan yang berdiri kokoh dan melihat para penghuni berlalu lalang.
"ayo bu pak, kita ke rumah kiyai mahfudz dulu" ajak mama kepada kakek dan nenek.
laila yang melihatnya pun ikut berjalan mengikuti pangkah kaki mama yang menggandeng nenek. sedangkan laila dibelakang dwngan setia menggandeng tangan kakek.
sembari berjalan, laila dan kakek tak hentinya bercanda. kakek mengutarakan harapannya kepada laila dan laila pun memiliki banyak permintaan terhadap kakek. ia tau kakek tak mungkin menolak permintaannya karena laila adalah cucu perempuan satu - satunya. kalau kak tio ada zidan sebagai saingannya. semua harapan dan permintaan berahir ketika mereka sudah sampai di teras rumah kiyai mahfudz.
"astaghfirullahhaladzim,,," mama kakek dan nenek pun spontan melihat ke arah laila
"laila lupa bawa kue nya ma, tunggu sebentar ya laila ambil kue nya di mobil" ucap laila sembari merogoh tas mencari kunci mobil
" mama sama kakek nenek masuk duluan ya sayang" ucap mama tetap berdiri di teras rumah menunggu persetujuan laila.
"iya mama kakek sama nenek masuk duluan aja, dari pada di teras" laila pun segera berbalik arah menuju ke parkiran mobil.
sesampainya di parkiran, laila lantas mengambil empat kotak kue yang ada di mobil. laila terlihat keaulitan kali ini tak ada yang membantunya.
" saya bantu bawa kotak nya mbak" sapa seorang laki laki secara tiba - tiba
"hhmm iya ustadz, terimakasih banyak ustadz" jawab laila sedikit salah tingkah melihat kehadiran laki - laki tersebut lalu menyerahkan dua kotak kue yang ia bawa kepada laki - laki tersebut.
"mau dibawa kemana mbak" tanya laki - laki tadi
"satu ke rumah kiyai mahfudz, dua kotak dibawa ke dapur dan satu ke kumpulan ustadz dan santri itu, mohon dibantu ya ustadz" jelas laila sembari menunjuk kerumunan laki - laki campuran ustadz dan santri.
laila pun berjalan ke arah rumah kiyai mahfudz, sedangkan laki - laki tadi berjalan ke arah kerumunan yang disebut laila dan kembali mengikuti laila ke arah rumah kiyai mahfudz.
"pak apa itu ya yang dimaksud anak lanang" ucap ibu sedikit berbisik
"sepertinya iya bu, boleh juga seleranya bu" jawab bapak.
"halah bapak ndak bisa lihat perempuan cantik, dia itu kan anak kota nggak pernah ke sawah makanya bisa bersih gitu" aahut ibu panjang lebar sedikit sewot
"loh loh bu, kok jadi kesana ya omongannya, inikan buat mantu bu bukan buat madu ibu" jawab bapak tak kalah sewotnya
"apa dia benar - benar baik pak ya, ibu ndak mau saeful salah pilih, dia kan anak laki - laki kita satu - satunya" ucap ibu lirih
"ya coba kita suruh dia bersabar dupu bu, istikharah dulu biar ndak salah langkah" jawab ayah tenang
------
sedangkan di rumah kiyai mahfudz, laila masuk dan menyerahkan satu kotak kue yang ia bawa. lalu bersalaman kepada kiyai dan bu nyai. sedangkan yang satu kotak nya lagi ia tinggalkan di meja teras rumah bersama seseorang yang membantunya.
"ma laila antar kue ke dapur dulu ya" ucap laila berpamitan pada mama
"iya sayang, hati hati ya" jawab mama
lalu laila berpamitan pada kiyai dan bu nyai, juga kakek dan nenek.
" astaghfirullah, ustadz saeful masih disini?" sesampainya di luar teras ia tidak menyangka bahwa laki - laki yang membantunya tadi masih menunggu di teras rumah.
"hehe iya mbak, ini yang dua kotak mau dibawa keman ya mbak" tanya saeful balik
" ini mau saya bawa ke dapur ustadz, buat cemilan yang bantu masak, saya bawa sendiri saja ustadz" jawab laila
"ooh nggak apa apa mbak biar saya bantu". ucap saeful lagi
"terimakasih ustadz" ucap laila
merka pun berjalan ke arah dapur. sesampainya di dapur, saeful meletakkan dua kotak kue yang dibawanya di sebuah meja yang terdapat diana.
ia sama sekali tidak menyangka jika ustadz ayubi dan ustadz dzaki sedang berada di dapur. saat saeful hendak berpamitan, ustadz ayubi memanggilnya dan memintanya membantu mengangkat galon yang ada di mobil pick up.
"ustadz saeful sepertinya semakin dekat sama mbak laila ya" ucap ustadz ayubi tiba - tiba
"tadi kebetulan saya lihat mbak laila bawa barang banyak sekali ustadz, jadi saya bantu bawa sampai kesini" jawabnya sembari menahan salah tingkahnya.
sedangkan laila sibuk memberi penjelasan kepada tim masak mama, saeful membantu ustadz ayubi sembari memperhatikan pergerakan laila. seolah kegiatan curi pandang lemarin belum puas ia lakukan.
setelah selesai membetikan arahan kepada tim masak, laila menuju ruang kelas kosong yang tak jaih dari rumah saeful. ibu yang melihat laila masuk ke ruangan tersebut buru - buru memanggil bapak yang masih ada didalam rumah.