NovelToon NovelToon
Takdir Anak Yang Tidak Dianggap

Takdir Anak Yang Tidak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miftahur Rahmi

Seorang perempuan bernama Zainab Rahayu Fadillah memutuskan menikah dengan seorang pria bernama Hasan Bahri. Dia menerima pinangan itu, dikarenakan keluarga sang suami adalah keluarga dari turunan turunan seorang tuan guru di sebuah kota.
Zainab dan keluarga, jika mereka adalah dari keturunan baik, maka sikapnya juga akan baik. Namun kenyataannya bertolak belakang. Dunia telah menghukum Zainab dalam sebuah pernikahan yang penuh neraka.
Tidak seperti yang mereka pikirkan, justru suami selalu membuat huru hara. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Zainab selalu dipandang rendah oleh keluarga suami. Suami tidak mau bekerja, kerjanya makan tidur dirumah. Namun penderitaan itu belum selesai, adik ipar dan juga ponakannya juga sering numpang makan di rumah mereka, tanpa mau membantu dari segi uang dan tenaga. Zainab harus berjuang sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miftahur Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak-anak bertepuk tangan

Saat istirahat tiba, Mel, Fatur dan Astuti bermain bersama. Fatur, Mel dan Astuti jajan bersama.Tiga anak itu nampak akrab. Saat pulang dari sekolah pun, tiga bocah tersebut pulang bersama. Sepanjang jalan, ketiganya berbicara dengan akrab dan sesekali tertawa, membuat moment hangat tercipta. Saat sudah sampai dipersimpangan jalan, ketiganya langsung melambaikan tangan perpisahan.

“Nanti sore, jangan lupa main kerumahku.” seru Astuti.

“Ya...” teriak Mel dan Fatur secara bersamaan.

Sesampainya dirumah, keduanya menyalami sang ibu, berganti pakaian dan segera duduk didapur dan makan dengan lahap.

Jangan tanyakan dimana Hasan, disaat itu Hasan tidak nampak batang hidungnya dirumah.

Seperti biasa, saat sudah makan, keduanya akan segera pergi bermain. Sebelum itu, keduanya singgah dirumah sang nenek.

“Makyung, minta duit. Mau jajan...” seru Fatur dengan wajah polosnya.

Makyung segera mendekati dinding, disela dinding papan rumah itu, ia selipkan beberapa uang. Ia memberikan dua lembar uang, pada keduanya. Masing-masing dapat seribu rupiah.

“Makasih Makyung...” ucap keduanya dengan wajah senang.

“Ya... Nanti mainnya, jangan pulang sore-sore...” pesan Yati pada keduanya.

“Iya, Makyung...” ujar keduanya langsung berhamburan keluar dari rumah.

Keduanya langsung pergi kekedai membeli jajanan. Baru setelah itu, keduanya pergi kerumah Astuti.

“Astuti...” panggil Fatur, saat sudah sampai didepan pintu rumah Astuti. Bocah itu, langsung keluar dengan sumringah.

“Hai, kita mau main apa?” tanya Astuti.

“Main gambar-gambran saja...” jawab Astuti.

Keduanya, pun langsung main gambar-gambaran dengan senang. Disela main gambar-gambaran itu, tiga bocah itu sesekali memakan jajanannya yang mereka bawa.

Ibu Astuti, membawa goreng pisang untuk tiga bocah itu.

“Makasih buk...” ucap Fatur, dengan wajah polosnya.

Tiga orang itu makan dengan lahap, sambil sesekali berbicara dengan mulut penuh dengan makanan. Pipi ketiganya nampak gembul, saat ngobrol saat mulut penuh makanan.

Keduanya, pulang juga dibekali pisang goreng yang masih panas.

Keduanya langsung sumringah, mengingat ia akan bisa memberikan kepada sang ibu. Keduanya pulang dengan wajah bahagia. Keduanya pulang melewati rumah sang kakek, karena pulang kerumah mereka bisa melewati rumah sang kakek.

“Bawa apa itu Fat?” tanya Yati melirik kantong plastik ditangan Fatur.

“Pisang goreng Makyung... Makyung mau?” tanya Fatur mengambil satu buah pisang itu, lalu memberikan pada Makyung.

“Bawa saja pulang...” ucap Yati dengan tersenyum ramah.

“Benaran Makyung nggak mau? Enak lo, Makyung...” ucap Fatur lagi. Yati hanya mengeleng pelan.

Keduanya melewati rumah sang Kakek. Mereka pulang sambil bernyanyi dengan riang. Sesampainya dirumah, ia melihat sang ibu sedang membelah pinang.

“Ummi...” teriak keduanya bersamaan dengan senang, sambil memamerkan kantong plastik yang ia pegang.

Zainab menghentikan kegiataannya, melirik kekantong plastik yang dipegang Fatur.

“Apa itu nak?” tanya Zainab.

“Pisang goreng Mi. Tadi, dikasi ibu Astuti...” ucap Fatur dengan sumringah.

“Ini untuk Ummi, kata ibu Astuti...” lanjut Mel lagi.

Zainab tersenyum. Ia mengambil satu buah pisang, lalu dengan lahap memakannya dengan senyum yang terus mengembang diwajahnya.

“Nanti, kalau kita panen sayuran, kita kasi Ibu Astuti ya Mi...” ujar Fatur lagi, sambil mengambil parang dan membelah pinang. Sang ibu hanya menganguk pelan.

“Nanti kita kasi ya...” jawabnya sambil mengunyah satu pisang goreng lagi.

Saat malam tiba, Zainab dan Hasan mengobrol dengan asyik. Mel dan Fatur duduk tidak jauh dari keduanya.

Sesekali Fatur ingin nimbrung dengan pembicaraan keduanya orang tuanya, namun ia ragu. Bibirnya bergerak dan mulutnya terbuka, tapi semuannya hanya sampai ditenggorokan saja.

Hasan bersandar pada dinding rumah, ia nampak kelelahan. Sedangkan Zainab duduk sedang menganyam tikar.

“Harga beras naik lagi, sedangakan uang sudah menipis...” keluh Zainab tiba-tiba.

“Naik terus, gimana mau makan kalau beras naik terus...” sahut Hasan.

Fatur menatap kedua orang tuanya, mencari celah untuk dirinya berbicara.

“Umi, tadi disekolah Bu Guru suruh mengambar, dan buku gambar Fatur tidak...” kata-kata Fatur terpotong, saat sang ibu mulai berbicara lagi.

“Mulai sekarang, harus menyisihkan uang... Buat jajan Fatur dan Mel juga....” ucap Zainab lirih.

Ia sedang berpikir keras, gimana mencari uang untuk kebutuhan rumah.

“Makanya kamu harus irit, jangan boros....” jawab Fatur dengan datar, tanpa ekspresi.

“Mi, nanti beliin Fatur sama Mel pensil warna dan buku gambar ya...” ucap Fatur lagi.

Zainab menghela napas panjang. “Bukan aku yang boros, tapi uangnya yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan...” jawab Zainab.

Fatur sejenak terdiam. Dari tadi ia berbicara, tapi tidak ada yang mendengarkannya. Ayah dan ibunya terlalu sibuk dengan pembahasan mereka sendiri.

“Jika tidak, uang jajan Mel dan Fatur dikurangi saja...” usul Hasan kemudian. Zainab mengerutkan keningnya.

“Mana mungkin jajan Mel dan Fatur dikurangi, dua ribu untuk berdua itu sudah kurang bang, anak-anak lain jajannya lebih banyak dari itu, masa dikurangi sih...”

Dunia orang dewasa terlalu sibuk, untuk mendengar suara kecil seperti dirinya.

“Tidak ada pilihan lain Nab, kamu mau mati kelaparan, dari pada memotong jajan Mel dan Fatur?” tanyanya menatap Zainab dengan dingin.

“Kasihan mereka bang...” jawab Zainab lagi.

“Mau gimana lagi, udah resiko...” ujar Hasan lagi.

 Zainab menghela napas panjang. Seharusnya Hasan tidak pantas bicara segampang itu, harusnya ia berpikir bagaimana cara mencari pekerjaan, agar mereka tidak terus kesusahan.

Jika begini, ia juga yang harus memikirkan cara mengirit uang dan mendapatkan uang, agar mereka bisa makan.

Sedangkan Hasan, ia hanya duduk diam dan seperti orang pasrah dengan keadaan, jika mereka berbicara kebutuhan dan uang, sedangkan ia sama sekali tidak pernah berusaha sama sekali.

Apa itu yang dinamakan pasrah? Pasrah, jika semua jalan, sudah tertutup saat seseorang sudah berusaha keras, tapi belum membuahkan hasil.

Fatur menunduk diam. Ia memainkan jarinya memelintir ujung bajunya.

Ia tidak lagi mencoba bicara. Percuma, suara orang kecil sepertinya tidak didengar. Walaupun suaranya keras, suara itu hanya menembus angin.

Suara ayah dan ibunya sibuk membahas uang, beras dan kebutuhan. Tidak ada yang mendengar kata-katanya.

“Apa aku penting bagi Ummi dan ayah?” lirihnya.

“Apa suaraku terlalu kecil, untuk didengar? Atau mereka yang tidak mau mendengar?” bathin Fatur.

Ia duduk dengan gelisah. Ia beranjak berdiri, duduk disamping ibunya yang sedang menganyam tikar.

“Umi...” panggilnya lagi. Tapi Zainab tidak menoleh, ia sibuk menganyam tikar.

“Kalau misalnya nggak ada buku gambar dan pensil warna, nggak apa-apa kok. Bisa pinjam sama teman. Tapi, teman bilang nggak boleh pinjam banyak-banyak dan terlalu sering...” Fatur kembali bicara, walaupun kata-katanya hanya menembus angin.

Fatur kembali terdiam. Ia menatap sang ibu yang sibuk menganyam tikar, dan sesekali menanggapi kata-kata suaminya.

“Kenapa, Umi tidak mendengar Fatur saat bicara? Apa benar, Umi tidak mendengar suara Fatur?” bathinnya.

Ia mulai beringsut mau masuk kelambu dan mengajak Melinda tidur, yang sibuk menulis sesuatu dibukunya.

Didalam kelambu, ia diam memeluk bantal gulingnya. Matanya perlahan terpejam, detik kemudian senyum mengukir dari wajahnya.

Ia berada disekolah, ia sedang mengambar sebuah rumah, dan didalam rumah itu tinggal keluarga kecil yang bahagia. Disana, semua keinginannya terpenuhi, kata-katanya didengar semua orang. Ia sangat senang, semua orang menyayanginya. Ia memakai baju bagus, ia makan makanan enak. Ia juga dikasi jajan banyak oleh Umi dan ayahnya.

“Keren, Fatur...” kata anak-anak dikelasnya, bertepuk tangan penuh bangga pada Fatur.

Perlahan Fatur menutup mata dan senyum terus mengukir diwajahnya.

...****************...

Jangan lupa subscribe, like, komen, beri hadiah, dan vote bintang 5 ya teman-teman😘 sebelumnya, terimakasih udah mampir. Jangan boom like ya teman-teman😘.

1
Miu Nih.
aku hadir kakak untuk mendukungmu...
salam kenal ya, jgn lupa mampir di 'aku akan mencintaimu suamiku' 🤗🤗

aku akan datang kalo udh UP lagi 😉
MifadiruMzn: ok kak
total 1 replies
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Pray//Ok//Good/
Abu Yub
Ngak usah ngomong
Abu Yub
sumber suara
Abu Yub
Lanjut/Ok/
Abu Yub
jangan nakal
Abu Yub
seharian
Abu Yub
Aku datang lagi thor
Abu Yub
Fatur
Abu Yub
selesai makan
Abu Yub
zainab
Abu Yub
Aku datang lagi thor/Ok/
Abu Yub: ok dedek/Ok/
MifadiruMzn: ok kakak, nanti aku mampir ya
total 2 replies
Abu Yub
pada tahun
Abu Yub
saat pagi
MifadiruMzn: pagi kakak
total 1 replies
MifadiruMzn
Jangan lupa vote, like dan komen ya teman-teman/Rose//Heart/
Abu Yub
wanita paruh baya yang masih gadis
Neonaaaaa
lanjut terus Thor🔥🔥🔥
jangan lupa untuk mampir juga yaaa makasihhh
MifadiruMzn: oke kak, nanti saya mampir ya
total 1 replies
MifadiruMzn
/Casual/
Anonymous
Lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!