Lisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaan lamanya dan berpindah kota. Ia memutuskan untuk menjual rumahnya yang sekarang ditempatinya.
Saat memutuskan untuk pindah keluar kota, ia sudah menghubungi pemilik properti untuk melakukan negosiasi pengalihan hak kepemilikan rumah tersebut. Rumah yang cukup tua tapi elegan.
Dan di sinilah dia pertama kali Lisa bertemu dengan Doja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V a L L, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Bab 22
“Dasar kau! Jadi kau mau dengar atau kau mau tidur saja? Aku tidak akan rela kalau kau sampai tertidur mendengarkan ceritaku ini!” cetus Lisa dengan ketus.
“Ha ha ha, aku bercanda. Cepat ceritakan kisahmu, kenapa kau bisa membeli rumah ini kalau kau tahu ada penghuninya?” tanya Doja.
“Pada zaman dahulu, hiduplah sebuah keluarga yang kaya raya tanpa adanya gangguan satu pun. Mereka hidup dengan damai, sejahtera, dan bahagia. Selesai.” Lisa menghentikan kisahnya.
“Huh? Hanya seperti itu saja? Yang benar saja?” Doja cemberut saat mendengar cerita pendek itu.
“Hahaha ya enggaklah, masih ada panjang. Ok. Sekarang aku akan cerita dengan sungguhan,” ujar Lisa sambil tersenyum. “Aku mulai, ya..,” lanjutnya.
Doja menganggukkan kepalanya. Siap mendengarkan cerita Lisa sambil menatap wajah Lisa dengan intens.
“Aku membeli rumah ini karena aku menjual rumahku di daerah kota sana. Aku sengaja menjualnya. Kedua orangtuaku juga kecelakaan sama seperti kedua orangtuamu. Pada saat itu, aku tidak ada di kotaku. Bahkan aku ditugaskan ke luar negera, tepatnya aku ke italia untuk mengerjakan proyek dari perusahaanku. Setelah aku sampai sana, hanya saja beberapa jam setelah aku keluar dari bandara, aku mendapatkan satu telepon dari negaraku, dan itu dari pihak rumah sakit. Dia mengabariku bahwa kedua orangtuaku mengalami kecelakaan yang parah dan langsung meninggal di tempat. Saat itu juga, aku langsung putar balik dan kembali ke bandara. Untuk mencari penerbangan tercepat dari negara itu ke kotaku, direct. Aku tidak ingin transit. Perasaanku kacau saat itu. Sedangkan direkturku juga sibuk meneleponku untuk memberitahu kabar nahas ini kepada diriku. Dan dia juga ingin memberitahukan bahwa pertemuan dengan kliennya batal. Akan diundur pekan depan. Tapi sayangnya aku tak ingin mengangkatnya. Aku sudah tak bisa mengontrol perasaanku,” ujar Lisa seraya memeluk kedua lututnya dan menaruh dagu di atas lututnya.
“Aku turut bersedih atas hal yang menimpa dirimu, Lisa,” ujar Doja yang memberikan simpati kepadanya.
“Terima kasih.”
“Nasib kita sama, hanya saja kau masih diizinkan untuk menghirup oksigen di dunia ini,” celetuk Doja.
“Kau jangan berbicara seperti itu, mungkin saja aku juga akan sepertimu kalau ayah dan ibuku tidak meninggalkan sepucuk surat untuk diriku,” sahut Lisa.
“Jadi?”
“Yah, Ayah dan Ibuku sudah memberikan aku wasiat. Sayangnya aku tidak bisa menjaga rumah satu-satunya dari mereka. Aku akan terus bersedih kalau aku masih ada dirumah itu. Dan aku memutuskan untuk menjualnya dan keluar dari perusahaan direkturku.”
“Direkturmu yang kemarin malam datang ke sini dan makan malam denganmu?” tanyanya lebih lanjut.
“Iya, benar. Tapi aku memberitahumu satu hal, aku tidak seperti yang kau katakan malam kemarin. Aku tidak memiliki perasaan atau bahkan hubungan spesial dengan Direkturku sendiri. Yah, aku kurang tahu bagaimana perasaan direkturku kepadaku. Semoga saja tidak ada apa-apa. Karena dia sudah bertunangan, Doja,” jelasnya lagi.
“Benarkah? Maafkan aku telah menuduhmu yang sembarangan, karena aku...,” ucapan Doja terhenti seketika. “Ah, lupakan saja. Itu tidak akan mungkin terjadi.”
“Apa? Karena apa, Doja?” tanya Lisa penasaran akan perkataan yang tidak dilanjutkan oleh Doja.
“Tidak. Ayo cepat, lanjutkan lagi ceritamu. Tidak hanya sampai di sini saja, kan?” tanyanya lebih lanjut.
“Dasar hantu kepo! Tunggu sebentar. Aku mau mengambil minum dulu. Dari tadi tidak ada satupun perhatian dirimu kepadaku. Ambilkan air kek saat aku bercerita,” ucap Lisa seraya berdiri dan berjalan meninggalkan Doja.
“Yee, kalau aku tinggalkan kau, kau akan mengomeliku nanti,” cemberut Doja berteriak.
Lisa hanya tertawa saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Doja, dan segera mengambil air dingin di dalam kulkasnya dan langsung membawanya kembali ke teras di mana Doja berada.
...****************...
Tbc
ayo dong rajin up thor
ditunggu kelanjutannya mangatttt💪
ayo cepat pertemukan mereka kembali thor🙆🙆🙆💏
. ck ck ck luar biasa mbak