Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

Kejadian yang menimpa Rosella mau tidak mau Rizal beritahukan pada Mertuanya yang ada di kampung. Dan hari itu juga, pria tua yang sekarang sibuk dengan dunia pertanian itu langsung tiba.

Dengan langkah yang masih tegap, meskipun tidak dipungkiri lututnya sudah mulai terasa ngilu saat berjalan.

"Rosella..." Lirih dan terasa sakit.

Pemandangan yang hampir sama seperti kejadian 20 tahun yang lalu. Kenapa nasib Ibu dan anak harus hamil di luar nikah. Perbedaannya hanya Rosella sudah dinikahi oleh seorang pria yang tulus. Tapi ternyata mental Rosella sama tidak kuat seperti mental Rosemary. Dan kini, dia depresi karena mengandung benih laki-laki brengsek.

"Terima kasih, kamu tidak memasung Rosella. Jangan lakukan kesalahan yang sama seperti kesalahan Papa di masa lalu." Ucap Tuan Raka.

"Saya sudah panggil ahli kejiwaan, biar Rosella mendapat penanganan khusus. Kalau dibawa ke RSJ takutnya mentalnya semakin rusak." Ucap Rizal.

"Iya kamu benar, dan semua ini terjadi karena masa lalu."

"Andai Rosemary tidak diperkosa, Andai..."

"Sudah Papa, jangan terus berandai-andai karena kita tidak tahu suratan takdir kita seperti apa. Ambil hikmahnya saja, dan jangan memupuk dendam." Rizal sedikit menasehati.

"Tidak bisa, sampai kapanpun aku tetap akan membenci pria itu. Pecundang yang menghancurkan masa depan adikku." Ucap Tuan Raka menggebu.

Rizal hanya diam, tidak berani banyak berkomentar karena takut membuka rahasia yang sudah dia janjikan.

"Mas..." Panggil Rosella bersuara lirih.

"Ya dek ada apa?" Tanya Rizal sambil mengelus surai Istrinya.

"Aku mau makan soto ayam, tapi ayamnya harus yang hitam." Ucap Rosella pertama kalinya ngidam.

"Maksudnya? Ayam cemani?" Tanya Rizal.

"Iya, ayam yang itu." Jawabnya.

Rizal mendadak ngeri melihat istrinya, kenapa tiba-tiba ngidam ayam yang biasa dipakai untuk sesajen?

"Astaga... Ini ngidam beneran kan? Bukan sedang kesurupan?" Gumam Rizal.

"Nanti setelah makan ayam hitam, terus ngidam makan aku lagi. Harusnya aku yang makan dia kan ya?" Pemikiran konyol Rizal.

"Tapi jangan dulu, tahan burungmu belum waktunya kamu masuk sarang. Tunggu 6 bulan lagi, Rizal." Ucap Rizal pada dirinya sendiri.

Karena melihat suaminya hanya berdiri sambil ngomong sendiri, Rosella ngamuk.

Buuggg

Bantal itu terbang tepat mampir di kepala sang suami. Seketika lamunan Rizal langsung buyar. Padahal sedang mikirin makan memakan.

"Mas... Aku lapar." Rengek Rosella.

"Oh... Ya baiklah, kalau tidak ada ayam hitam seadanya saja ya? Ada ayam jago milik Kang Parto di sebelah rumah?" Ucap Rizal padahal hanya bercanda. Justru ditanggapi serius oleh Rosella.

"Boleh deh, ayam itu saja. Cepat ya Mas, jangan pakai lama." Ucap Rosella sambil tiduran.

"Ini namanya kiamat kecil, ayam Kang Parto harganya puluhan juta. Cuma mau dijadikan soto?" Rizal menepuk keningnya karena kesalahannya sendiri.

Bagaimana tidak, ayam yang dibicarakan Rizal adalah ayam aduan jenis Ayam Bangkok (Thailand) milik tetangganya. Ayam yang sudah menyabet banyak penghargaan itu dihargai 50 juta terakhir kali ada yang nawar.

"Ya sudah ini yang dinamakan suami memanjakan istri, harga satu panci soto ayam 50 juta. Gak pa pa Rizal kamu Penghulu kaya raya." Gumam Rizal mengambil segepok uang di lemari, lalu menyambangi rumah tetangganya yang terkenal galak segalak ayam aduannya.

"Permisi Kang Parto, ini uang 50 juta buat Akang." Ucapnya.

"Dalam rangka apa kamu bagi-bagi uang?" Tanyanya dengan galak.

"Tuker dengan Ayam Kang Parto, istri saya ngidam." Jawab Rizal.

"Kalau cuma mau pegang, aku gratiskan. Suruh ke sini Neng cantiknya." Ucap Kang Parto genit.

"Istriku sedang manja, gak bisa dia main. Sudah sini ayamnya, Kang Parto nanti beli lagi."

Tanpa basa basi, Rizal merebut ayam yang ada di kandang. Lalu berlari pulang ke rumah sambil menutup pintu gerbang dengan tergesa-gesa takut dikejar tetangganya.

Duda tua tanpa anak itu memang seringkali menggoda istri orang. Namun hanya sekedar menggoda dengan lisan bukan tindakan yang nyata. Tapi tetap saja Rizal cemburu.

Setelah dua jam kemudian, satu panci besar soto ayam matang. Rizal sendiri yang mengolah, mulai dari menyembelih sampai membuat bumbu. Dan semua dilakukan dengan senyuman, meskipun setiap potongan ayam selalu terdengar di telinganya 'soto 50 juta nih bos' seolah meledek. Menertawakan kesialannya menawarkan ayam untuk dijadikan bahan pokok membuat soto.

"Sayang, ini sotonya. Super duper enak sekali. Dijamin karena masak dengan cinta dan duit 50 juta." Kata terakhir hanya diucapkan dalam hati sambil memaksakan senyum.

"Wah... beneran ayam Kang Parto. Baik banget ya dia mau ngasih ayamnya untukku." Ucap Rosella mengambil mangkok dan mulai makan.

Satu suap

Dua suap

Tiga suap

"Sudah Mas, aku kenyang. Terima kasih ya." Ucap Rosella tanpa rasa bersalah meletakkan mangkok yang masih berisi setengah soto.

"Sudah kenyang?" Tanya Rizal dengan mulut terbuka sampai jatuh ke bawah saking lebarnya dia menganga.

"Iya Mas, kalau mau Mas Rizal makan saja. Aku mau tidur dulu ya. Capek nungguinnya."

"Melawan ras terkuat di bumi akan sia-sia, lebih baik aku makan soto ayam saja." Ucap Rizal membawa kembali mangkok ke dapur, dan mulai memakannya. Tapi masakannya itu tidak bisa lewat tenggorokan mengingat uang 50 jutanya hanya demi 3 suap.

"Bukan... Bukan aku perhitungan Dek.. Tapi Ah... sudahlah..." Omelnya sendiri.

Lalu Rizal membagi soto itu ke mangkok kecil-kecil dan memberikannya kepada security, bodyguard dan Kang Parto dia beri satu panci kecil tapi dengan isian banyak. Terutama kepala dan ceker.

"Kang Parto ini soto ayam, mumpung masih panas." Ucap Rizal.

"Wah kebetulan aku belum makan." Ucap Kang Parto sangat antusias.

"Ayam apa ini besar sekali potongan dagingnya?" Tanya Kang Parto.

"Ayam senilai 50 juta... Kabur..." Rizal langsung lari masuk rumah. Mengunci pintu dan semua jendela. Tidak ketinggalan gordennya dia tutup.

"Astaga... Untung aku bisa lari, kalau gak aku sudah dijadikan perkedel." Gumamnya lagi lalu kembali menemui istrinya yang sedang tidur.

Sedangkan di sebuah Villa mewah, seorang pria dan wanita paruh baya sedang bergelut di bawah selimut tanpa ikatan yang jelas.

"Apa kamu sudah tahu, nama anak haram mantan suamimu?" Tanya si pria sambil terus memompa.

"Ahhh... Kamu memang terbaik, lebih dalam Land... Yahhh... Ouuhhhh... Nikmatnya." Ucap wanita itu terus mendesah.

"Kamu belum jawab pertanyaanku, Sophia." Ucap pria itu sambil terus menghentak semakin dalam ke liang basah milik mantan istri rivalnya.

"Belum, Kendrick sialan itu masih menyimpan rapat rahasia masa lalunya. Tapi kamu tenang saja Land, Kendra masih bisa aku kendalikan. Tapi sabar, pelan-pelan saja." Jawab Nyonya Sophia disela desahannya.