NovelToon NovelToon
Sistem Suara Hati Yang Rusak

Sistem Suara Hati Yang Rusak

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Sistem / Time Travel / Romansa / Masuk ke dalam novel / Reinkarnasi / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: putee

elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.

Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.

Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Dialog Batin yang Terbuka

Keheningan yang dingin dan mematikan menggantung di antara Elara dan Pangeran Rayden. Bagi Elara, itu adalah keheningan yang paling memalukan yang pernah ia alami—momen ketika semua filter batinnya dilucuti, dan pikiran terliarnya terungkap.

Pangeran Rayden masih berdiri tegak, membiarkan keheningan itu berlarut-larut, seolah-olah dia sedang menunggu Elara untuk menjelaskan mengapa dia, seorang putri baron, ingin melemparkan pakaian mewahnya ke wajah Pangeran Mahkota.

[Poin Cinta: Tetap 0%. Saran: Lakukan Penyangkalan Total. Bersikap bingung dan rapuh.]

"Diam kau, Sistem! Penyangkalan total? Dia baru saja mengutip pikiranku! Bagaimana aku bisa menyangkalnya?! Astaga, aku ingin menghilang sekarang juga. Kenapa harus aku yang mengalami bug ini? Kenapa tidak bug yang membuat dia memberiku 100% Poin Cinta secara instan saja?!" Elara menjerit dalam hati.

Di depannya, mata biru gelap Rayden terlihat berkedut lagi. Kali ini, ia menyilangkan tangan di dada, posturnya menjadi lebih defensif. "Mengeluh tentang berat gaun, lalu berharap untuk menghilang, dan kemudian mengeluh tentang bug Sistem? Lady Kaelin, Anda yakin Anda tidak sedang demam?"

Elara terkesiap. Wajahnya memanas, berubah menjadi merah padam. Bukan saja dia mendengarnya, dia juga merangkum tiga pikiran paling rahasia yang melintas di benaknya dalam waktu kurang dari sepuluh detik.

Elara memaksakan tawa yang terdengar seperti erangan menyakitkan. "Yang Mulia... apa yang Anda bicarakan? Saya... saya rasa saya benar-benar demam. Malam ini dingin, dan saya—"

"Ayolah, Elara, gunakan otakmu! Cepat, buat alasan yang masuk akal! Mungkin dia punya indra keenam yang luar biasa? Tidak, tidak mungkin. Ini pasti Sistem. Tapi kenapa dia tidak terkejut? Apakah dia terbiasa mendengar pikiran orang?"

Rayden mengangkat satu alis, ekspresinya menjadi lebih serius, namun ada jejak hiburan yang tersembunyi. "Anda sedang memikirkan indra keenam, dan kemudian bagaimana Anda bisa menembus dinding pertahanan saya? Pikiran Anda sangat... bising, Lady Kaelin."

"CUKUP!" Elara berteriak, suaranya sedikit pecah. Dia tidak tahan lagi. Tidak ada gunanya berpura-pura. Dia harus mengkonfrontasi kenyataan absurd ini. "Anda... Anda benar-benar bisa mendengar apa yang saya pikirkan?"

Rayden mengangguk perlahan, ekspresinya kini kembali ke wajah dinginnya yang biasa. "Saya tidak yakin bagaimana, atau mengapa. Tapi, ya. Sejak saya melihat Anda di taman ini, setiap pikiran yang melintas di kepala Anda terdengar sekeras bisikan di samping telinga saya."

[Poin Cinta: -5%. PERINGATAN! Pangeran Rayden mencurigai Anda sebagai mata-mata atau ancaman mental.]

"Minus lima?! Aku bahkan belum mengucapkan satu kata pun yang jujur secara lisan! Dan sekarang aku dicurigai sebagai mata-mata?! Misi ini akan membunuhku sebelum aku mencapai Bab 3!" Elara meremas tangannya yang gemetar.

"Saya bukan mata-mata, Yang Mulia," kata Elara, berusaha keras membuat suaranya terdengar meyakinkan. "Saya... saya sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Ini... ini aneh. Benar-benar aneh. Anda pasti berpikir saya gila."

"Meskipun, sejujurnya, itu jauh lebih baik daripada dia berpikir aku adalah seorang penyihir yang merencanakan kejatuhannya. Tunggu, aku harus tetap tenang. Aku harus mengubah strateginya. Jika dia bisa mendengar kebohongan internalku, maka aku harus melakukan kebohongan eksternal yang paling jujur."

"Saya tidak berpikir Anda gila," balas Rayden, berjalan selangkah lebih dekat. "Saya hanya... penasaran. Pikiran Anda penuh dengan referensi yang tidak masuk akal, keluhan sarkastik tentang pakaian, dan komentar yang sangat tidak sopan tentang saya. Namun, di saat yang sama, tatapan mata Anda terlihat panik dan ketakutan."

Rayden seolah-olah sedang membaca buku terbuka, dan buku itu adalah otak Elara.

"Sarkastik tentang Anda?" Elara pura-pura terkejut. "Saya tidak akan pernah berpikir buruk tentang Yang Mulia!"

"Pembohong besar. Barusan aku berpikir, 'Dia sangat tampan, sayang sekali dia bisa mendengar setiap pikiran memalukanku. Aku harus berhati-hati agar tidak memikirkan bagaimana rasanya menciumnya.' Oh, Tuhan, aku memikirkannya lagi!"

Wajah Rayden langsung berubah. Mata birunya memancarkan sesuatu yang lebih dari sekadar rasa ingin tahu—ada sedikit keheranan dan, yang mengejutkan, sedikit rona merah samar di balik tulang pipinya.

"Memikirkan bagaimana rasanya mencium saya?" Rayden mengulangi, suaranya kini sedikit serak. Ia seolah terkejut dengan kebobolan mental yang tidak disengaja itu.

Elara tersandung ke belakang, hampir terjatuh ke semak mawar. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, berharap itu bisa menghentikan arus pikirannya. "Tidak! Saya tidak mengatakan itu! Saya—"

[Poin Cinta: +1%. Peningkatan pertama! Saran: Gunakan teknik 'Jujur yang Tak Disengaja' ini lebih sering. Fokuskan pada pikiran tentang ketampanan PUP.]

"Sistem bodoh! Ini bukan teknik! Ini adalah kecelakaan fatal! Aku tidak akan melakukan itu lagi! Aku harus fokus pada misi, bukan pada fitur wajahnya yang sempurna dan tatapan intensnya yang membuatku ingin meleleh!"

Rayden mengambil langkah lain, memperpendek jarak di antara mereka. Kehangatan tubuhnya kini terasa dekat. "Menarik. Jadi, Anda tidak hanya memiliki pikiran yang tidak terfilter, tetapi pikiran itu juga bertentangan dengan apa yang Anda katakan secara verbal." Rayden tersenyum tipis, senyum yang pertama kali Elara lihat, dan itu jauh lebih menawan daripada yang seharusnya. "Saya rasa, saya harus membawa Anda kembali ke kastil, Lady Kaelin. Ini adalah pertemuan yang... unik."

Elara hanya bisa menatapnya. Misi merebut hati yang awalnya dia pikir adalah tentang tindakan romantis dan dialog manis, kini berubah menjadi pertarungan mental di mana setiap pikiran adalah musuh terbesarnya. Dia telah kehilangan kendali atas dirinya sendiri, dan Pangeran Rayden sekarang memegang kunci untuk setiap rahasia dan rencana konyolnya.

"Ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan menyiksa," pikir Elara dengan putus asa.

"Saya dengar," bisik Rayden, senyumnya kini semakin lebar, terlihat sangat senang dengan penderitaan batin Elara.

Elara hanya bisa mengutuk dalam hati dan pasrah pada nasibnya.

1
aku
sistem koplak, ngasih info nya lambat 🤣🤣🤣 udh malu bgt itu 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!