NovelToon NovelToon
Once We Get Divorce

Once We Get Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Berbaikan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:333.6k
Nilai: 4.5
Nama Author: desih nurani

Caca dan Kiano memutuskan untuk bercerai setelah satu tahun menikah, yaitu di hari kelulusan sekolah. Karena sejak pertama, pernikahan mereka terjadi karena perjodohan orang tua, tidak ada cinta di antara mereka. Bahkan satu tahun bersama tak mengubah segalanya.

Lalu bagaimana ceritanya jika Caca dinyatakan hamil setelah mereka bercerai? Bagaimana nasib Caca selanjutnya? Mampukah ia menjalani kehamilannya tanpa seorang suami? Dan bagaimana reaksi Kiano saat tahu mantan istrinya tengah mengandung anaknya? Akankah ia bertanggung jawab atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Tepat pukul sepuluh malam, semua karyawan pun barulah bubar. Termasuk Caca tentunya. Saat ini Caca, Indri dan Mona baru saja keluar dari restoran sambil mengobrol ringan.

"Pulang sama apa, Ca? Suami kamu mana?" Tanya Indri melihat kiri dan kanan mencari keberdaan Kiano

"Kayaknya naik taksi, Mbak." Jawab Caca tanpa membahas Kiano.

"Lah, katanya mau hemat, kok malah naik taksi sih? Setahuku taksi itu mahal." Celetuk Indri.

Caca tersenyum kikuk seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Aku anter aja ya, Ca? Tapi aku naik motor sih?" Tawar Mona tersenyum mesem.

"Lah, terus gimana sama lakiknya, Mon? Kamu kepit gitu di tengah?" Celetuk Indri yang berhasil membuat Mona tertawa geli.

"Caca pulang sama saya." Ujar seseorang yang berhasil mencuri atensi ketiga wanita itu.

"Lho, Pak Randy masih di sini?" Kaget Indri.

Randy cuma tersenyum, lalu menatap Caca. "Pulang bareng gue aja ya?"

Belum sempat Caca menjawab, Kiano lebih dulu menarik tangannya. "Dia istri saya. Jadi dia pulang sama saya."

Kiano pun langsung membawa Caca pergi dari sana.

Indri dan Mona melongo melihatnya. Lalu setelahnya mereka pun saling melempar pandangan sambil melirik ke arah Randy.

"Ekhem." Deham Indri. "Kami duluan ya, Pak." Buru-buru ia pun menarik Mona pergi dari sana. Meninggalkan Randy yang masih mematung di posisinya.

"Pak Randy kenapa ya? Aku perhatiin sering banget deketin Caca. Malah sering aku mergokin dia merhatiin Caca terus. Padahal dia tahu Caca udah punya suami, mana lagi hamil lagi," bisik Indri yang dijawab anggukkan oleh Mona.

"Jangan sampe Pak Randy jadi pebinor nih, gak lucu kan? Ganteng-ganteng masak pebinor. Padahal aku masih jomblo lho." Celetuk Mona yang langsung disambut tawa oleh Indri.

"Kurang bening kali, Mon."

"Bisa jadi sih." Keduanya pun tertawa bersama. Lalu berpisah karena Indri sudah dijemput oleh suaminya sedangkan Mona pergi ke parkiran untuk mengambil motor.

Di dalam taksi, Caca melepaskan tangannya dari genggaman Kiano.

"Lo ngapain sih ngaku-ngaku suami gue di depan mereka tadi?" Kesal Caca menatap lelaki itu tajam.

Kiano menoleh tanpa memberikan jawaban dan itu membuat Caca kesal setengah mati. "Mending lo turun sekarang."

Kiano menyandarkan punggungnya di kursi seraya melipat kedua tangan di dada, lalu memejamkan matanya seolah mengabaikan perkataan Caca barusan.

Caca terperangah. "Kiano." Geramnya tertahan. Setelah itu ia pun menjauh dari lelaki itu dan memalingkan wajahnya ke luar jendela.

Kiano membuka matanya lalu menatap Caca. "Kapan jadwal check up kamu?"

Mendengar itu spontan Caca pun menoleh. "Ngapain nanya? Gak ada urusannya sama elo." Ketusnya.

Kiano menghela napas berat. "Kapan, Ca?"

Lagi-lagi Kiano menghela napas berat. "Aku bakal nyari tahu sendiri."

Caca menatapnya tajam. "Sebenernya mau lo itu apa sih?" Kesalnya.

Kiano menatapnya lekat. "Aku cuma mau tanggung jawab, Ca."

Caca mendengus sebal. "Telat lo, gue udah gak butuh tanggung jawab elo. Gue bisa rawat anak ini sendirian."

Kiano terdiam beberapa saat. "Kamu yakin?"

Caca tampak ragu. "Ya... yakinlah."

"Kamu sendiri gak yakin, Ca." Kiano menguap kecil.

Caca memalingkan wajahnya. "Buat apa lo peduli sama gue?"

Kiano kembali menatapnya lekat. "Aku juga gak tahu."

Mendengar itu Caca kembali menoleh. "Aneh banget."

Kiano tersenyum kecil, sontak saja Caca kaget melihatnya. Bagaimana tidak, ini kali pertamanya ia melihat Kiano tersenyum padanya.

Kiano senyum? Mimpi apa gue semalam?

"Gue lebih suka lo jangan peduli kayak dulu, No. Itu buat hidup gue lebih tenang. Gue gak mau dapat masalah yang berhubungan sama elo." Ujar Caca langsung memalingkan wajahnya karena salah tingkah.

"Anya?" Tanya Kiano yang berhasil membuat Caca kaget dan kembali menoleh. Bagaimana Kiano bisa menangkap maksud ucapannya itu dengan baik? Ah, Caca lupa jika mantan suaminya itu terlalu pintar. Alhasil Caca pun kembali memalingkan wajahnya.

"Aku udah putus sama dia." Jawab Kiano seraya menghela napas berat.

Caca kaget mendengarnya.

"Oh, jadi karena lo baru putus, terus sekarang lo nyari gue gituh sebagai pelarian? Brengsek banget lo." Entah kenapa Caca mendadak kesal.

Kiano menghela napas lagi. "Kamu gak ada hubungannya sama masalah ini, Ca. Aku juga gak ada niat buat jadiin kamu pelarian. Aku bener-bener mau tanggung jawab."

Caca mendengus sebal. "Mending lo jaga jarak dari gue mulai sekarang, gue gak mau dituduh perusak hubungan orang. Lo juga yang sering bilang sama gue supaya kita jaga jarak kan? Lo gak mau pacar lembut elo itu sakit hati."

Kiano pun terdiam cukup lama.

"Ca...."

"Gue gak mau berhubungan lagi sama elo, No. Gue capek. Hidup gue lebih tenang pas jauh dari elo." Sanggah Caca. "Jadi jangan ganggu ketenangan gue kali ini. Sejak awal kita udah sepakat buat jalan di jalur masing-masing dan gak akan ganggu satu sama lain. Jadi gue harap elo jangan ganggu hidup gue lagi. Masalah anak, gue gak bakal larang elo buat nafakahin atau pun lihat dia nantinya. Tapi untuk yang lain anggap aja gak pernah terjadi apa-apa di antara kita."

Kiano terlihat kecewa saat mendengar hal itu. Ditatapnya Caca lamat-lamat.

"Sejak awal di antara kita itu udah jauh banget, No. Jauhhh banget. Jadi lebih bagus selamanya kayak gitu." Imbuh Caca seraya menatap jalanan ibu kota dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak tahu kenapa hatinya selalu sakit jika berhubungan dengan Kiano.

Kiano tidak bisa berkata-kata lagi, sekarang ia kalah telak. Hingga suasana pun mendadak hening.

Beberapa menit kemudian taksi yang mereka naiki pun sampai di gedung apartemen Caca. Tanpa mengatakan apa pun Caca beranjak turun, meninggalkan Kiano sendiri yang terus menatap kepergiannya.

Sesampainya di apartemen, Caca mendudukkan diri di sofa lalu menyandarkan punggungnya di sana. Ia sangat lelah, ditambah perdebatannya tadi dengan Kiano. Ia benar-benar tak habis pikir dengan kehidupannya. Kenapa ia tak bisa lepas dari lelaki itu sama sekali? Bahkan setelah mereka bercerai pun ia masih harus terlibat dengannya. Apa lagi saat ini ia mengandung darah daging lelaki itu. Takdir macam apa sebenarnya yang ia jalani saat ini?

"Gue cuma mau hidup tenang, cuma itu. Tapi kenapa susah banget rasanya." Tanpa sadar air matanya menitik. Hatinya kembali perih, teramat perih malah.

****

Keesokan harinya, Kiano mendatangi kantor sang Daddy. Tentu saja Regar menyambutnya meski tak sehangat dulu.

"Kenapa kamu ke sini? Kehabisan uang hem?" Regar tersenyum remeh.

Kiano menghela napas berat. "Aku butuh apartemen, Dad."

Regar tersenyum mendengarnya. "Jadi baru sekarang kamu sadar gak bisa lepas dari Daddy?"

Kiano cuma bisa menunduk, ia akui dirinya tak bisa lepas dari lelaki di hadapannya itu.

"Baiklah, besok datang ke sini ambil semua barang-barang kamu."

"Aku juga masih punya permintaan, Dad."

Regar mengerutkan kening. "Apa itu?"

"Aku mau apartemen di unit yang sama dengan Caca." Pinta Kiano tanpa ragu. Sontak Regar kaget mendengarnya. Ditatapnya Kiano curiga.

Namun menit berikutnya Regar tersenyum penuh arti. "Gak masalah, Daddy bakal penuhin. Tapi apa boleh Daddy tahu alasannya?"

Kiano mendengus sebal dan bergegas bangkit dari duduknya. "Aku rasa cuma itu, Dad." Tanpa permisi anak itu langsung meninggalkan ruangan sang Daddy. Tentu saja Regar kesal dibuatnya.

"Dasar anak sialan!"

1
Vwxyzz
👌👎👎
Elok Pratiwi
males baca jika sudah disakiti dihina tp akhir nya balek lagi pada orang yg telah menyakiti nya
desih nurani: Mohon maaf buk, kalau memang tidak suka ya silakan jangan dibaca. Semua author juga tidak memaksa kok para readers yang tidak suka untuk stay. Tidak perlu memberikan nilai buruk untuk karya orang lain. Saya lihat Ibunya banyak menjatuhkan karya orang lain ya
total 1 replies
Esni barus
/Angry//Drool//Drool//Drool//Drool/
Yanthi Chahya Yustikarini
d lanjut ga ini naggung thor
desih nurani: Lanjut kok, sabar ya say 🥰
total 1 replies
Yanthi Chahya Yustikarini
bagus cuman naggung
Asri Yati
lanjut thor up yg banyak
desih nurani: Debanyak apa nih?
total 1 replies
Happy Kids
trs abis itu anya hamil. ah tambah ruwet hidupmi
Arman Despi
Alhamdulillah akhirnya lanjut juga😊sehat terus thor.aAq menanti kelanjutan cerita ini sampai akhir kisah Kiano n Caca🙏🏻🙏🏻🙏🏻
desih nurani: Makasih ya selalu support. Maaf selalu bikin kalian nunggu lama
total 1 replies
Sripuan
Luar biasa
Fera Susanti
kemana aja Thor??..dah mau satu tahun nech..lanjut kn cerita nya..
desih nurani: Maaf ya say, sibuk kerja jadi kadang gak sempat lagi mau nulis 🥺
total 1 replies
Fera Susanti
ini kok ga up lagi ya?..
Arman Despi
thorrr up lagi dong
Isabell Serinah
moga opa abirama restu kiano. lanjut lagi plseeee 👍
Isabell Serinah
moga opa abirama restu kiano. lanjut lagi plseeee 👍
Ica Warnita
Luar biasa
Lili Lintangraya
alhamdulillh lanjut lgi.tetp semngt &sehat walafiat sllu🤲
Pujiastuti
akhirnya kak author lanjut lagi upnya cerita kiano dan caca nya

tetap semangat ya kak upnya 💪💪💪
Uthie
Wahhh... senang sekali cerita ini bisa berlanjut kembali 👍😀😀🤗🤗

semoga terus berlanjut dan lancar hingga ending nya nanti 👍👍🤗🤗🤗
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuut terus thooooooooor
total 1 replies
Arman Despi
makaih sdh up thorr🙏🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Regi Na
yakan itu emg slh lu anj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!