Renatta Putri Setiawan, seorang gadis berusia 22 tahun. Hidup dalam kemewahan dan kemanjaan dari keluarganya. Apapun yang menjadi keinginannya, selalu ia di penuhi oleh orang tua dan saudaranya.
Namun, suatu hari gadis manja itu harus menuruti keinginan orang tuanya. Ia harus mau dijodohkan dengan seorang pria berusia 40 tahun, agar keluarga Setiawan tidak mengalami kebangkrutan.
Renatta yang membayangkan dirinya akan hidup susah jika keluarganya bangkrut, terpaksa menerima perjodohan itu. Asalkan ia tetap hidup mewah dan berkecukupan.
Gadis itu sudah membayangkan, pria 40 tahun itu pasti berperut buncit dan berkepala plontos. Namun, siapa sangka jika pria yang akan dijodohkan dengan dirinya ternyata adalah Johanes Richard Wijaya. Tetangga depan rumahnya, dosen di kampusnya, serta cinta pertama yang membuatnya patah hati.
Apa yang akan Renatta lakukan untuk membalas sakit hatinya pada pria yang pernah menolaknya itu?
****
Hai-hai teman Readers. Kembali lagi bersama Author Amatir disini.
Semoga cerita kali ini berkenan, ya.
Ingat, novel ini hanya fiksi belaka. Tidak ada ikmah yang dapat di ambil setelah membacanya.
Terima Gaji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Apa Kalian Mengusirku?
Renatta merasa gugup karena sejak tadi Richard terus saja menatapnya.
Bagaimana bisa gadis itu meneguhkan hati untuk tetap membenci Richard, jika pria itu bersikap manis kepadanya?
“Jangan menatapku terus, om.” Ucap Renatta sembari menunduk. Mereka tengah duduk berdua menikmati makan siang.
“Memangnya kenapa? Aku menatap istriku.” Ucap Richard dengan ekspresi biasa saja.
Hal itu membuat Renatta mendengus.
‘Ini hari pernikahan, apa dia tidak bisa bersikap romantis?’
Suara pria berdeham mengalihkan perhatian pasangan pengantin baru itu.
“Dirga.”
Richard bangkit dari duduknya. Kemudian memeluk pria itu.
“Selamat menempuh hidup baru, kak.”
Pria itu adalah Dirgatara Wijaya, sepupu Richard anak dari adik papa Jonathan.
“Terimakasih.”
“Apa kakak tidak mau mengenalkan aku pada kakak ipar?” Tanya pria yang lima tahun lebih muda dari Richard itu.
Richard melepaskan pelukannya.
“Sayang, perkenalkan dia Dirgatara. Sepupuku. Anak dari om Jordan.”
Mata Renatta mengerejap beberapa kali. Bukan karena melihat ketampanan sepupu Richard. Tetapi karena panggilan sayang yang pria itu ucapkan.
“Sayang.” Richard mengusap lengan sang istri.
“Ah, ya.” Gadis itu bangkit dari duduknya. Kemudian mengulurkan tangan pada sepupu suaminya.
“Aku Renatta.”
“Dirgantara.”
Pria itu menatap Renatta dengan lekat. Membuat gadis itu dengan cepat menarik tangannya.
“Kamu memang pintar mencari istri, kak.” Ucap Dirga pada Richard.
“Jangan macam-macam.” Richard menyembunyikan istrinya di balik punggung.
Dirga merupakan seorang duda tanpa anak. Pernikahannya berakhir karena sang istri yang ketahuan selingkuh.
Dirga berdecak kecil. “Apa kakak tidak mau membagi ilmu denganku? Aku juga ingin memiliki istri yang masih muda.” Ucap pria itu.
“Jangan bercanda. Lepaskan dulu bayang-bayang wanita itu. Baru memulai hidup baru. Jangan sampai kamu menggunakannya hanya untuk pelarian.”
Renatta mencebikkan bibirnya. Mendengar ucapan Richard, tiba-tiba perutnya mual.
‘Dia sangat bijak menesehati orang lain. Tetapi tidak bisa menasehati dirinya sendiri. Eh, om, apa kamu tidak ingat dirimu juga masih terbayang wanita lain, tetapi sudah menikahi aku? Bahkan wanita itu istri orang. Dasar menyebalkan.’
“Sayang, ayo. Kita temui yang lainnya.”
Sibuk dengan pikirannya sendiri, Renatta tak menyadari jika sepupu Richard sudah pergi.
“Om, sepupumu sudah pergi. Jadi tidak perlu repot memanggilku, ‘sayang.”
Gadis itu mendahului sang suami menuju meja yang di tempati orang tua mereka.
“Dia mengira aku memanggilnya sayang karena ada Dirga?” Richard menyunggingkan sudut bibirnya.
“Ternyata otak cantiknya di penuhi kesalahpahaman.”
Pria itu kemudian menyusul dari belakang.
Kedatangan mereka di sambut hangat oleh mama Luna. Mungkin diantara semua anggota keluarga, hanya wanita paruh baya itu saja yang paling bersemangat.
Bagaimana tidak, sekarang putranya bukan lagi seorang pria lajang, atau yang sering orang katakan, bujang lapuk. Kini Richard telah menyandang status sebagai suami dari Renatta Setiawan.
“Menantu mama.” Wanita paruh baya itu memeluk sang menantu.
“Ah, rasanya mama belum percaya semua ini.” Suara mama Luna terdengar bergetar. Ia tak dapat membendung rasa harunya.
Sekarang Richard dan Renatta telah sah. Mama Luna tidak perduli jika sekarang ada drama tangis-tangisan. Toh siapapun tak akan bisa membatalkan pernikahan ini.
“Mama kenapa menangis?” Tanya Renatta mengusap pipi sang mertua.
“Mama terharu, sayang. Akhirnya anak mama yang bujang lapuk ini menikah juga. Mama sangat bahagia.”
Hati Renatta tercubit mendengar ucapan mama Luna. Seandainya ia membatalkan pernikahan ini, wanita paruh baya itu pasti akan bersedih.
Gadis itu menghela nafas pelan.
****
“Apa kalian mengusirku?” Tanya Renatta pada keluarganya saat mendapati dua koper besar miliknya ada di ruang keluarga rumah Wijaya.
Acara telah usai, kini saatnya beristirahat sebelum nanti berkumpul untuk makan malam bersama.
“Apa maksudmu, Re?” Tanya Randy pada sang adik.
“Justru aku yang bertanya, kak. Apa maksudnya ini?” Gadis itu menunjuk ke arah koper. Yang Renatta sudah tahu jika itu miliknya.
“Itu barang-barangmu.” Jawab Randy santai.
Renatta mendengus kesal. “Aku sudah tahu. Maksudku, kenapa sebanyak ini? Kalian mengusirku? Padahal, aku hanya menikah dengan tetangga depan rumah.”
“Sayang, tidak ada yang mengusirmu.”
Mama Luna menengahi. Ia mendekat sembari mengusap lengan menantunya.
“Re. Tidak ada yang seperti itu.”
Papa Roy ikut berbicara.
“Sekarang, kamu sudah menjadi seorang istri. Sudah tentu kamu akan ikut dengan suamimu.” Papa Roy mengingatkan.
“Aku tahu, pa. Tetapi kenapa membawa barangku sebanyak ini. Apa aku tidak boleh pulang untuk menginap? Apa aku tidak boleh menghabiskan waktu di rumah kalian lagi?”
Suara gadis itu melunak dan terdengar bergetar.
Mama Dona mendekati sang putri. Menangkup kedua lengannya dengan hangat.
“Sayang, dalam koper-koper itu, hanya setengah dari barang-barangmu. Mama hanya mengemasi yang perlu kamu gunakan saja. Dan keperluan kuliahmu. Sisanya masih ada di rumah. Masih utuh pada tempatnya.” Jelas mama Dona.
Wanita paruh baya itu mengusap pipi sang putri. Kemudian memeluknya dengan erat.
“Kamu adalah putri kami, selamanya akan tetap begitu. Meski kamu menikah dan tinggal di luar negeri sekalipun, kamu tetap bisa pulang dan menghabiskan waktu bersama kami sepuasnya. Mama yakin, Richard tidak akan pernah melarang kamu untuk menghabiskan waktu di rumah kita.”
Renatta membalas pelukan sang mama. Gadis itu tak dapat membendung tangisnya.
Mungkin karena rasa sedih akan berpisah dengan keluarganya yang membuat gadis itu kesal melihat dua kopernya.
“Sudah, jangan menangis. Ini hari bahagia kalian.” Mama Dona mengusap punggung sang putri. Dan Renatta mengangguk pelan.
“Apa kamu lupa, jika untuk mengemasi barang-barangmu, perlu setidaknya sepuluh koper?” Randy kembali berbicara.
Renatta kembali mendengus kesal.
“Sudah, jangan menggoda adikmu.” Papa Roy menengahi.
Keluarga Setiawan pun pamit untuk pulang. Dan akan kembali lagi saat makan malam nanti.
“Aku akan membelikanmu barang-barang yang lebih banyak. Untuk apa menangis barang-barang lama mu?” Ucap Richard saat mereka berjalan menapaki tangga menuju kamar pria itu. Kamar yang mulai sekarang menjadi kamar Renatta juga.
Renatta memicingkan mata pada sang suami.
“Aku bukan menangisi barang-barangku. Aku tahu om pasti mampu membelikan aku yang lebih mahal. Aku hanya bersedih karena tidak bisa tinggal di rumah itu setiap saat.”
Richard menggangguk paham. “Aku tahu. Kamu tidak perlu menangisi hal itu. Kita akan sering-sering menginap di rumah depan. Kamu tenang saja.”
“Benarkah?”
Mata Renatta berbinar mendengar ucapan sang suami.
“Tentu. Aku menikahimu bukan untuk mengurungmu di rumah ini. Ingat, yang berubah hanya setatus di kartu pengenal mu. Selebihnya, jalani semua seperti biasa. Asalkan kamu tahu batasan sebagai seorang istri.”
Renatta mengangguk senang.
“Terimakasih, om.” Tanpa sadar gadis itu merangkul lengan suaminya.
****
Bersambung.
dimana mana bikin gerah 😜🤪
aku baru nemu cerita ini setelah kesel nunggu cerita sisa mantan 😁