eeuuugh...
lenguhan kecil keluar dari mulut Lea..
Lea menggeliat, merasakan sekujur tubuhnya yang remuk redam.
Lea sedikit merenggangkan otot-ototnya,sembari memiringkan tubuhnya kesamping.ada sesuatu yang terasa mengganjal perutnya.
perlahan Lea membuka matanya.tanganya mulai meraba-raba sesuatu yang ada disampingnya.
ini apa?."batinnya belum sepenuhnya matanya terbuka.
Lea mengucek matanya dan....
mata Lea terbelalak saat melihat seorang cowok tengah tidur pulas disampingnya.
"oh...my God!."Lea membekap mulutnya,tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
lalu tangannya sedikit membuka selimut yang membungkus tubuhnya,lea semakin di terkejut dengan apa yang terjadi padanya,tak ada sehelai baju pun yang melekat di tubuhnya.
lalu apa yang terjadi dengan kalea, seorang guru SMA yang baru saja diangkat jadi PNS,kini terdampar di atas ranjang dengan cowok asing.lalu bagaimana kelanjutan kisah mereka.
yuk gaes..mampir lapak baru aku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s_m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Sore harinya sepulang kerja,Ken mampir ke rukonya.udah beberapa hari ini ia gak sempat mampir ke sana.motornya sudah terparkir cantik didepan ruko berlantai 2 itu.setelah membuka helmnya,Ken bergegas turun dan masuk kedalam ruko.
"udah pulang mas Ken."sapa Bimo, karyawannya.saat Ken memasuki ruko.
"iya,bim."balas Ken sembari meletakkan tasnya di atas meja.
"gimana pesenan yang kemarin,udah dikirim kan?."tanya Ken.
"udah mas.semua beres."jawab Bimo sembari mengacungkan jempolnya.
Ken pun mengangguk-anggukkan kepalanya, terlihat puas dengan kinerja para pegawainya.Bimo memang Ken percaya menghandle usaha miliknya ini.
"gak capek mas bolak balik kayak gini.mas Ken gak pingin fokus sama yang disini aja?."tanya Bimo yang merasa kasian sama Ken yang kelihatan kecapean.
"sekarang biar gini aja,bim.gak apa-apa masih aman kok."balas Ken,tak lupa menampilkan senyum tipisnya.ken tahu karyawannya itu sedang menghawatirkan dirinya.
"liat mas Ken jadi capek sendiri."sindir Bimo, geleng-geleng kepala.lalu dia melanjutkan pekerjaannya.
Ken hanya tersenyum kecil mendengar sindiran dari karyawannya itu.ini bukan pertama kalinya pertanyaan seperti ini terlontar dari mulut Bimo.bahkan bukan hanya Bimo saja,mamaknya pun sering meminta Ken untuk keluar dari pekerjaannya dan menekuni usahanya yang boleh dibilang cukup berkembang pesat.dari yang awalnya cuma memiliki 3 karyawan sekarang sudah memiliki 15 orang karyawan tetap.kalau pesanannya sedang membludak Ken mencari karyawan tambahan untuk membantunya.
Bimo ini sebenarnya warga pendatang yang kebetulan dulu pernah kerja di tempat omnya.dan memang Ken juga sudah kenal lama dengan Bimo.Bimo temen nongkrongnya dulu.usianya memang dibawah Ken.jadi Bimo selalu memanggilnya dengan embel-embel mas,biar sopan dan memang Ken lebih tua dibandingkan dengan Bimo.Bimo orang pertama yang Ken rekrut sebagai karyawan.Ken juga tahu kalau Bimo ini memang orangnya pekerjaan keras dan bisa dipercaya.Bimo sendiri baru saja menikah dan kini Bimo tinggal di sebuah perumahan bersubsidi tak jauh dari rukonya.
"Minggu depan,ada syukuran di rumah mamak.loe tutup lebih awal,terus ajak yang lain pergi ke rumah mamak."pesan Ken pada Bimo yang berdiri tak jauh darinya.
"ok mas."jawab Bimo,singkat.
Setelah ngobrol sebentar dengan Bimo,Ken naik kelantai 2. Menuju ruangannya.ken berjalan dengan santai sambil sesekali mengamati kamar-kamar yang dia sediakan untuk karyawanya.ada beberapa karyawan yang memilih tidur disini.niatnya Ken juga pingin menambah lagi mess untuk para karyawannya yang rumahnya jauh.sekarang ada 8 orang yang masih tidur di ruko.
Sebenarnya bulan lalu Ken sudah membeli tanah disamping rukonya.niatnya sih dia bangun untuk mess karyawannya.tapi masih terkendala surat-suratnya yang masih belum beres jadi Ken masih belum bisa mulai proyek pembangunannya.tapi kemarin Ken mendapatkan kabar dari om nya yang ia suruh mengurusi pemberkasan jual beli tanah itu.katanya 2 hari lagi sudah beres semua.jadi secepatnya Ken bisa memulai proses pembangunan mess buat karyawannya yang rumahnya jauh.
Ken sampai di sebuah ruangan yang memang diperuntukkan hanya untuknya.kadang Ken juga tidur ditempat itu.sebuah ruang kerja kecil yang didalamnya juga ada kasur lipat dan juga kamar mandi.tempat yang memliki kesan dan kenangan indah baginya.singkat tapi selalu melekat.selain dikamar Ken, tempat ini pernah menjadi saksi bisu obrolan terakhirnya dengan Lea 6 tahun yang lalu.Ken masih ingat betul permintaan seorang perempuan yang dengan berani tiba-tiba mengajaknya menikah.
Ken membaringkan tubuhnya di atas kasur.pikiranya menerawang jauh.bayang-bayang Lea dimalam itu tak pernah sekalipun hilang dari ingatannya.
Drrrrtttt... drrrrtttt..
Ponselnya bergetar.sudut bibir Ken tertarik ke atas, panjang umur juga perempuan yang tengah dia pikirkan sekarang sedang meneleponnya.buru-buru Ken mengangkat panggilan dari Lea.
"assalamualaikum mas."
suara lembut Lea langsung terdengar di ujung telepon.
"waalaikumsalam dek."jawab Ken,tersenyum senang setelah seharian dia tak mendengar suara lembut Lea.kesibukannya dipabrik membuatnya belum sempat menghubungi perempuan cantik itu.
"mas Ken udah pulang?aku gak ganggu kan?."tanya Lea terdengar hati-hati.
"kamu gak pernah ganggu aku,dek.jangan ngomong gitu lagi.aku gak suka."protes Ken,dia malah seneng kalau Lea menghubunginya.rasa capeknya seketika hilang mendengar suara merdu yang selalu ia rindukan.
"ya,aku takut aja kalau aku ganggu mas ken,apalagi mas Ken kan orangnya sibuk banget."ucap Lea.
"sesibuk-sibuknya aku,aku pasti luang in waktuku buat kamu.kamu prioritas aku sekarang."jawab Ken, sungguh-sungguh.
"iya,mas makasih ya."balas Lea.
"beralih ke Video call ya dek.kangen liat wajah cantik calon istri ku."ucap Ken dengan nada sedikit menggoda Lea
"iya"
Beberapa detik kemudian panggilan mereka beralih ke video call.wajah cantik Lea langsung terpampang di layar ponsel milik Ken.
"cantiknya calon istri aku."goda Ken, menyunggingkan senyum manisnya.
"iih .. gombal." bales Lea,malu-malu.
"bener dek,aku gak bohong."Ken mengacungkan 2 jarinya ke arah kamera.
"iya deh percaya."jawab Lea,pasrah.tak mau melanjutkan perdebatan lagi.
Ken semakin melebarkan senyumnya.ngobrol dengan Lea sekarang menjadi rutinitas favoritnya.mereka akan membicarakan berbagai hal mulai dari kegiatan mereka hari ini dan bercerita mengenai kehidupan mereka beberapa tahun belakangan.Ken baru tahu kalau Lea, perempuan yang cukup cerewet dan mempunyai pemikiran yang kritis.padahal kalau dilihat-lihat Lea ini tipe cewek yang lemah lembut,kalem dan pendiam.ternyata pernyataan kalau jangan melihat sesuatu dari covernya itu memang benar.contohnya Lea ini.tapi entah kenapa Ken lebih senang dengan Lea yang mode cerewet seperti ini dibandingkan dengan Lea yang mode kalem.karena Ken merasa diperhatikan saja dengan perempuan berjilbab itu.intinya senang aja kalau setiap hari harus mendengarkan celotehan dari Lea.
Tak terasa mereka ngobrol sepanjang malam.tadi sedikit terjeda saat Ken mau ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.badanya sudah teramat lengket sedari tadi.setelah Ken selesai mandi Ken menghubungi Lea kembali.bahkan sambil makan pun sambungan telpon mereka masih berlangsung.Ken senang ditemani Lea makan meski melalui video call jarak jauh.Ken sudah membayangkan kalau nanti mereka sudah menikah,Lea akan selalu menemani hari-hari nya.dari mulai bangun pagi sampai tidur kembali,akan ada Lea disampingnya.membayangkan saja Ken sudah senang tak karuan.tapi perjuangannya masih panjang dan Ken berharap secepatnya restu dari bapak Lea bisa mereka dapatkan.
wes ndang golek restu ..ben dang bebarengan..
wkwkwk
logat jawa enak jg lho
janji deh tk ksh sesajen like n komen...
kangen nih ma lea...