Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
“Zavey, bisa lebih cepat? Kak Lysandra sudah kesakitan.”
Ucap Jenna sedikit membentak dari belakang, ia sudah merasa sangat khawatir dengan keadaan kakaknya.
“Iya sayang.”
Ucap Zavey lembut, jujur saja rasanya ingin ia menurunkan Lysandra di sana, karena wanita itu istrinya harus membentak dirinya, sedangkan Jenna tak menghiraukan ucapan Zavey, ia hanya fokus dengan keadaan kakaknya.
Namun tidak dengan Lysandra yang justru merasa terenyuh mendengar ucapan manis Zavey, pria dingin itu bisa bersikap manis dengan orang lain? Lysandra tentu merasa terkejut karena dari yang ia ingat Zavey adalah pria yang sangat dingin, bahkan diantara mereka hanya ada persaingan sengit saja.
“Bahkan pakaian Jenna benar benar berubah, sepertinya Zavey memperlakukan nya dengan sangat baik.”
Lysandra membatin, ia tentu merasa sangat senang jika adiknya bahagia meskipun berbanding terbalik dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
Setelah cukup lama berada di perjalanan, mobil Zavey akhirnya tiba di kediaman nya, dengan cepat ia meminta beberapa penjaga untuk membantu membawa Lysandra masuk ke dalam, Lysandra saat ini menempati kamar yang sebelumnya menjadi kamar Jenna.
“Kau sudah menghubungi dokter?”
Tanya Jenna pada Zavey.
“Sudah, sebentar lagi dia kesini, kamu tenang saja jangan panik, kakakmu akan baik baik saj.”
Ucap Zavey mengusap lembut kepala Jenna, Jenna menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, sedangkan Zavey menatap penampilan Jenna, ah benar mereka seharusnya makan malam romantis hari ini.
“Maaf, padahal kita sudah punya rencana malam ini.”
Bisik Zavey di telinga Jenna, Jenna hanya menggelengkan kepalanya, seharusnya ia lah yang meminta maaf karena pergi begitu saja setelah mendapat telepon dari kakaknya, tak lama dokter pun tiba, Zavey segera mempersilahkan dokter wanita yang seumuran dengan mamanya itu masuk dan memeriksa keadaan Lysandra.
Jenna segera menyusul mendekati sang kakak, ia benar benar merasa khawatir melihat lebam di tubuh kakaknya, setelah memeriksa keadaan Lysandra dokter itupun memberi beberapa resep obat lantaran kondisi Lysandra tidak begitu mengkhawatirkan.
“Tapi kakak saya tadi sakit perut dok, apa tidak bisa di periksa lagi?”
Tanya Jenna mengingat kakaknya sempat mengalami sakit perut sebelumnya.
“Lebih baik dia segera dibawa ke rumah sakit untuk detailnya.”
Ucap sang dokter, Zavey pun segera mengantar sang dokter keluar meninggalkan Jenna bersama Lysandra di kamar.
“Bukan kah dia wanita yang seharusnya menikah denganmu?”
Tanya dokter itu pada Zavey.
“Iya tante, tapi dia kabur, jadi aku menikahi adiknya.”
Ucap Zavey, dokter itu bernama Liliana, teman akrab mama Zavey, dan tentu ia dan Zavey sudah saling mengenal.
“Bawa dia ke rumah sakit, sepertinya dia sedang hamil.”
Ucap dokter itu, Zavey menganggukkan kepalanya, lalu segera kembali ke dalam namun bukan ke kamar di mana Lysandra berada melainkan ke kamarnya.
Sedangkan Jenna masih menemani kakaknya, setelah beberapa bulan tidak bertemu tentu ia merasa sangat rindu terlebih ketika melihat keadaan sang kakak membuatnya benar benar merasa kasihan dengan kakaknya.
“Kamu bahagia menikah dengan Zavey?”
Tanya Lysandra, Jenna tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
“Syukurlah.”
Ucap Lysandra tersenyum.
“Semua ini karena kakak, terima kasih.”
Ucap Jenna, Lysandra hanya mengangguk lalu kemudian ia segera terlelap lantaran merasa tubuhnya sangat lelah, Jenna yang melihat kakaknya tertidur pulas segera keluar dari sana menuju kamarnya.
“Dia sudah tidur? Sepertinya dia sangat lelah.”
Jenna membatin, ia menghampiri Zavey lalu menutupi tubuh Zavey dengan selimut lalu duduk di tepi ranjang, Jenna menatap wajah Zavey, wajah yang begitu tenang membuatnya juga merasa tenang.
“Aku masih beluk tidur, aku tidak bisa tidur jika tidak memeluk mu.”
Ucap Zavey menarik tubuh Jenna hingga terjatuh di sampingnya, ia kemudian memeluk Jenna dari belakang seraya mencari posisi nyaman.
“Aku belum mengganti pakaianku.”
Ucap Jenna mencoba melepaskan pelukan Zavey.
“Tidak perlu diganti, cukup di lepaskan saja.”
Bisik Zavey dengan suara serak nya membuat bulu kuduk Jenna merinding, Jenna menatap Zavey yang ada di belakangnya, benar saja pemandangannya benar benar menyeramkan melihat Zavey yang justru terlihat sangat segar.
Zavey mengangkat kedua alisnya, isi pikirannya tentu sudah bisa Jenna tebak, tangan Zavey kemudian perlahan melepaskan dress yang Jenna kenakan menyisakan pakaian dalamnya membuat Jenna sedikit tidak nyaman karena merasa malu.
“Ah, aku suka bau tubuhmu.”
Bisik Zavey seraya mengendus aroma tubuh Jenna yang begitu candu baginya, namun belum sempat ia akan memanjakan tubuh istrinya, terdengar suara ketukan pintu dari luar membuat keduanya terkejut.
“Jenna!! Jenna!”
Pekik Lysandra dari luar kamar, Jenna segera memakai kembali dress nya lalu berjalan menuju pintu, terlihat Lysandra berdiri di depan pintu dengan ketakutan membuat Jenna merasa khawatir.
“Kak, ada apa?”
Tanya Jenna, Lysandra segera memeluk Jenna dengan erat.
“Kakak takut, sepertinya Kevin ada di kamar kakak.”
Ucap Lysandra membuat Jenna semakin khawatir, Jenna akhirnya memilih untuk menemani Lysandra tidur dikamar namun ia harus tidur di sofa lantaran ranjang yang tak terlalu besar dan takut membuat kakaknya merasa tidak nyaman.
Sedangkan Zavey tentu merasa kesal, selain keinginannya tidak terpenuhi, ia juga ditinggal oleh istrinya.
“Dia benar benar menyusahkan!”
Pagi pun tiba, Lysandra baru saja membuka kedua matanya lalu mulai meregangkan tubuhnya, ia mulai melirik sekeliling ruangan lalu bersandar di kepala ranjang namun tiba tiba tatapannya tertuju pada sofa di mana Jenna berada.
Bukan Jenna yang membuatnya salah fokus tapi Zavey yang tiba tiba tidur satu sofa dengan Jenna, padahal sofa itu sempit tapi kenapa mereka nekat tidur berdua di sana?
Memang benar, di tengah malam Zavey diam diam masuk ke dalam kamar di mana Lysandra dan Jenna berada, bukan tanpa alasan tapi ia memang tidak bisa tidur lantaran tidak memeluk istrinya itu.
Ia juga sudah mencoba membangunkan Jenna lalu mengajak nya pindah ke kamar namun Jenna menolak lalu melanjutkan tidurnya membuat Zavey mau tak mau bergabung di sofa dengan Jenna yang penting ia tidur dengan istrinya.
“Benar benar sulit di percaya.”
Gumam Lysandra, tak lama ia melihat pergerakan dari Jenna yang membuat Lysandra kembali berbaring seolah olah masih tidur, sedangkan Jenna yang baru saja bangun sontak menoleh ke atas ranjang lalu menatap Zavey.
“Zavey, ayo kembali ke kamar.”
Ucap Jenna, dengan berat Zavey membuka kedua matanya lalu segera pergi dari sana meninggalkan Lysandra sendirian di kamar, sedang Lysandra kembali membuka matanya setelah memastikan jika Jenna dan Zavey keluar dari sana, ia hanya diam menatap pintu yang di tutup.
Sedangkan Zavey segera menarik tubuh istrinya itu ke atas ranjang lalu memeluknya.
“Zavey, sudah pagi, kau harus ke kantor.”
Ucap Jenna mencoba melepaskan tangan Zavey dari tubuhnya.
“Tidur saja, atau kita lanjut hal yang tertunda kemarin malam?”
Bisik Zavey membuat Jenna terdiam sejenak.
“Baiklah, ayo lanjutkan yang kemarin saja.”
Ucap Jenna membuat Zavey yang sangat mengantuk itu menjadi sangat segar, ia segera menutupi tubuh mereka dengan selimut, pagi yang dingin itu justru berubah menjadi pagi yang panas bagi keduanya.