NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:258.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 19

“Tangan Bang Santo kenapa?” Laila masih mengamati dari jarak tiga meteran.

Santo enggan menjawab, sedangkan istrinya terlihat sedikit tidak tenang, gerakan menyiram pohon tomat yang baru saja mulai berbuah, sangatlah kaku.

Laila berjalan mendekat, mengikis jarak cuma tersisa beberapa langkah saja. “Tangan Bang Santo, kenapa? Sakit kah?”

“Itu, anu … kemarin sore digigit Ular tikus sewaktu mengarit rumput.” Ida menjawab sambil memetik daun tomat kering.

Santo sendiri memilih abai, asik memberi makan Ayam dengan nasi sisa.

Apakah Laila percaya? tentu saja tidak, tapi dia berpura-pura seolah mempercayainya. “Apa tidak perlu di bawah ke puskesmas, Kak?”

“Untuk apa? Ramuan Mbah Patmi lebih manjur daripada obat dari puskesmas.”

“Loh, Mbah Patmi orang pintar ya, Kak?” tanyanya mulai penasaran, dia kira wanita tua itu sekadar pelayan rumah.

“Sangat pintar malah, Laila. Dia tak cuma bisa mengurut, pandai juga membuat ramuan dari mulai obat luka luar sampai racun mematikan, terus ahli menyembuhkan orang kerasukan, dan _”

“IDA!!” Santo menoleh menatap tajam istrinya.

Laila langsung menunduk saat pria berpipi codet itu memalingkan wajah.

“Jangan terlalu dipikirkan apalagi masukan ke dalam hati ya, Laila. Aku cuma bercanda saja – gigitan ular tikus tak lah berbahaya, cuma mengakibatkan lecet pada kulit. Mbah Patmi hanya membalurkan obat dingin, lalu membalutnya menggunakan kain kasa steril.” Ida tertawa canggung seraya menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.

“Oh ….” Laila mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kalau rasa sakitnya belum juga berkurang, masih terasa berdenyut – datang saja nanti ke puskesmas, biar aku mintakan obat maupun salep supaya segera sembuh.”

“Terima kasih, La.”

‘Kalian kira aku bodoh apa? Senyum macam kuda meringis Kak Ida sungguh mencurigakan. Berhubung aku harus pergi dinas, maka nanti lagi kita pikirkan. Sekarang waktunya pamer, tanpa motor dinas pun aku punya kendaraan lebih bagus – lajunya nggak berbunyi bek bek bek macam Bebek menjerit-jerit.’

Laila pun berpamitan, dia menaiki Kuda nya.

“Kak Laila hebat sekali bisa naik Kuda!” Mia berseru, dia baru saja membuka pintu dapur yang berhadapan dengan halaman rumah dinas Laila. Matanya memandang takjub, sang adik pun terlihat terpesona pada wanita yang sudah duduk di atas Kuda gagah.

Laila tersenyum jumawa, memamerkan kelebihannya dan sedikit menyombongkan diri.

“Capek tahu Mia, jalan segitu jauh demi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun, kita sama sekali tak dihargai, tak difasilitasi. Keluhan cuma ditanggapi dengan kata ‘sabar ya bu Bidan’. Sementara setiap hari kaki ini harus tetap melangkah sampai betisku bengkak. Daripada berharap sama perangkat desa yang cuma bisa memberikan solusi tapi minim aksi, ya lebih baik kita bertindak sendiri – betul tidak, Mia?”

“Benar itu, Kak. Orang-orang di kelurahan kerjanya cuma bergosip, memuji-muji yang pangkatnya lebih tinggi dari mereka.” Mia menganggukkan kepala. Dia tidak sadar kalau di ruang tamu, ada sang ayah yang sedang mengintip lewat jendela.

Laila tahu bahwa Sopyan mendengar serta melihat dirinya bercengkrama dengan anaknya, makanya dia menyindir.

“Aku pergi dulu ya! Maaf, tak bisa memberikan tumpangan – sebab Jabrik cuma mau ditunggangi wanita cantik … da da dah! Heyakk!”

Si Jabrik langsung berlari pelan, menuju jalan pintas.

.

.

“Itu bidan Laila? Dia naik Kuda? Nyolong punyanya siapa?” Sujar yang baru saja datang dengan mengendarai motor dinas, Astrea – menatap penasaran sekaligus sinis.

“Jangan menuduh tanpa bukti, Sujar. Nanti kau terlibat adu mulut lagi dengannya.” Ranti menasehati juniornya.

“Kesal kali aku dengannya, Kak. Sok kecantikan, kalau ngomong tidak disaring dulu, asal ceplos saja!” tukas Sujar, hatinya mulai panas.

Ranti menggeleng kepala, dia masuk lebih dulu ke dalam bangunan puskesmas yang terbilang besar, sudah seperti rumah sakit kecil, memiliki kamar pemeriksaan lebih dari sepuluh. Ruang tunggu luas, dan bagian administrasi, farmasi tertata rapi.

“Kuda siapa itu yang kau maling? Mengapa di letakkan di belakang warung juragan Pram?” Dia berkacak pinggang, berniat menghadang langkah sang bidan. Sekarang belum masuk jam kerja, jadi dirinya enggan bersikap formal.

Laila mengedikkan bahu, menjawab acuh tak acuh. “Yang pasti bukan milik orang tua angkat mu. Mereka kan tak punya Kuda, lalu mengapa kau sibuk menginterogasi ku?”

“Aku bertanya, mengapa kau balas tanya, Laila?”

“Siapa kau? Sehingga merasa wajib mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaanmu? Lurah bukan, Camat apalagi, cuma seorang perawat honorer, tapi sombongnya melebihi aku yang seorang PNS. Tak patut ditiru!” Laila menaikan undakan tangga semen. Setibanya dia di samping Sujar ….

“Bila kau ingin bersaing denganku, tanpa aku tanggapi pun dirimu sudah kalah telak, Sujar. Aku bidan Pegawai Negeri Sipil, cantik, berbakat, dan yang pasti memiliki keluarga lengkap. Bukan seperti mu, anak pungut tak jelas asal-usulnya. Dua kali tunangan tapi diputus secara sepihak, karena ….” Laila mencondongkan tubuhnya, berbisik sangat lirih. Setelahnya menyeringai keji, lalu melengos pergi.

Seketika wajah Sujar pucat pasi, tubuhnya oleng sehingga membutuhkan sandaran. Tangannya memegang tiang penyanggah atap teras puskesmas. ‘Darimana dia tahu? Siapa yang telah membocorkan rahasia itu?’

Ratih mengepalkan tangannya, dia melihat jelas bagaimana bidan baru itu mengintimidasi Sujar. Walaupun tidak mendengar apa yang dibincangkan, tapi melihat reaksi sang junior, ia bisa menarik kesimpulan kalau Laila mengetahui sesuatu.

.

.

Pada ruangan pemeriksaan, Laila duduk di kursi balik meja. Bibirnya masih tersenyum lebar, dia merasa menang dan puas dapat membungkam mulut jahat Sujar.

Ya, meskipun tidak manjur dan menjamin wanita itu takkan mengganggunya lagi, setidaknya saat ini dirinya bisa menikmati hari tanpa mendengar sindiran tajam.

“Kau betul-betul kelewatan ya Jin. Dikasih sajen dulu baru mau bekerja, kalau tidak sudah seperti benda mati.” Ia menekan besi jimatnya.

Jin penjaga Laila yang membocorkan informasi tentang perawat Sujar. Wanita itu pernah bertunangan dua kali, tapi gagal sewaktu di tahap menuju pernikahan. Alasannya, karena anak angkatnya pak lurah sudah tidak perawan. Hal tersebut dianggap aib bagi seorang wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya.

***

Laila sudah disibukkan memeriksa kandungan para ibu hamil, bayi yang terserang flu maupun demam.

Sepanjang Laila berinteraksi dengan pasiennya, Sujar selalu berada di dekatnya. Dia tidak seperti biasanya yang setiap ada cela akan menyindir sang bidan, lebih banyak diam dan wajahnya sedikit pias.

Jam istirahat pun tiba, Laila menyudahi kegiatannya dan berencana pergi ke warung makan seberang jalan.

***

“Apa betul pak Lurah akan mengadakan sunatan massal lagi?” tanya seorang bapak-bapak.

“Yang aku dengar sih begitu. Katanya syukuran atas kondisi istrinya yang sudah membaik, dan Minggu depan diperbolehkan pulang.”

Sembari makan menu nasi pecel, telinga Laila mendengarkan secara saksama.

“Kali ini apa juragan Pram akan memberikan hadiah – kepada anak remaja yang terlahir di weton Jumat Kliwon?”

Sendok dan garpu terjatuh diatas piring, gemuruh suara jantung Laila terdengar kasar.

Deg.

.

.

Bersambung.

1
Marlina Prasasty
ihh besambung😭😭😭
Marlina Prasasty
hahahaha baru tau rasa di permainan kan damini
mamaqe
torr...ga pengen balas dendam krn kemarin liburkah🤭...ngatemi aja balas dendam sm mbah kung😅😘😍
ora
Wkwkwk .... langsung ayo pulang aja nih/Chuckle//Facepalm/
Muhammad Arifin
isine....😜😜
💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
semua jejak sudah di hapus jin kampret meski kampret mah bisa di andelin tuh buktinya g ada jejak pembantaian 🤣🤣🤣🤣
Ai Emy Ningrum: biyar kata kamvret tp bukn sembarang kamvret ✌🏻
total 1 replies
Tutuk Isnawati
top banget ceritanya
Wanita Aries
Jiahhh udh menggebu2 ehhh gak nemuu🤣🤣🤣 mna cara menghindari pake acara jalan kaki…


Kira2 tangan sapa tuhhh
Betri Betmawati
mkin anjlok aja hrga diri Suryo
itu anjing mkan tangan siapa
Bun cie
waduh tangan siapa itu🤔
juragan suryo sok2an...siap2 terima lagi kejutan dari laila ngatemi😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
malu gak Suryo pasti malu lah masa enggak 😏😏 kalian tinggal tunggu waktunya saja 😌😏
Fia Ayu
Nah lo bangkainya siapa itu 😅
isya🌀
Kasiannnnn sdh gertak keras2, hasilnya zonkkkk
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
bhahaahaaa cie gak Nemu apa2 ya kasian banget...rasain aki2 peot
Liana CyNx Lutfi
Maling teriak maling kau suryo ...karsa dan abdul cabul kpn mau dpt hadiah dr bidan juleha sdh muaakk lihat kesombonganya klu suryo nanti bagian nilam dan nyi hyang
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Cieee malu nieeee... gimana² nemu sesuatu gak, didalam gua? mau pakai trik apa lagi buat narik simpati warga?/Tongue/
Nna🌱
udah serem aja ni novel🤡
Jeje kwok 12🌹
oalah baru bisa melihat suamiku lagi dan kejar target membacanya 🥺..setelah sekian lama hp ku koma di bawah pengawasan kang servis 😭..maaf suamiku istrimu tidak setia nya lama juga tapi tetap semangat bantai semua musuhmu okeh👌
FLA: iya dah yg punya suami buanyak, aku mah milih anak nya ular aja dah
total 9 replies
Atieh Natalia
ko tau malu juga iblis
Nenti iis Fatimah
waah beneran ini aku yang koment kedua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!