NovelToon NovelToon
Gulungan Ombak Cinta

Gulungan Ombak Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Gadis nakal
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ceyra Azaya

Musim panas sudah di mulai, dua wanita muda, Chai Tea dan Cherry memutuskan untuk pergi berlibur ke pulau, menikmati pantai yang indah.

namun bukannya mendapat liburan yang menyenangkan, keduanya malah dihujani banyak masalah yang membuat mereka berdua terjebak di pulau itu dengan cinta penuh misteri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceyra Azaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

[Dia Sangat Memperhatikannya]

Dikarenakan Sky merupakan penerus keluarga, kebanyakan wanita yang mendekatinya lebih tertarik pada penampilan fisik ataupun status sosial keluarganya. Sky juga risih pada wanita yang mengidolakan dirinya membuat sebuah komunitas pengagum rahasia.

Semenjak kedatangan Chai Tea, semua rasa ketidaknyamanan itu teralihkan sejenak pada tingkah tengilnya, membuat hidupnya sangat kacau setiap kali dia. Sky pun tidak pernah merasa sekesal ini sebelumnya.

Kendati begitu, ia tidak bisa marah kepada Chai Tea. Hanya dengan melihat wajah wanita itu, kemarahannya luntur.

"Kalaupun kamu berpikir jika aku tidak menyukaimu, maka tidak mungkin aku akan membantumu berulang kali." Ucap Sky.

Chai Tea tertegun, matanya memancarkan ketidakpercayaan saat mendengar itu. Tak pernah disangka bahwa Sky akan mengatakan hal sebaliknya. Rasa bersalah yang selama ini terus mengganjal di hati kini, hilang begitu saja setelah Sky berucap.

"Dia cuek tapi peduli, persis seperti Kak Zee." Dalam benak Chai Tea berucap, menahan senyum.

Tak lama kapal akhirnya berhenti bergoyang, Chai Tea segera memindahkan tubuhnya dari pangkuan pria itu. Sedangkan Sky mulai menyibukkan diri dengan merapikan kembali dokumen, ia berdiri lalu berjalan pergi.

Baru beberapa langkah, kakinya terhenti di tempat setelah mendengar samar-samar dibawa oleh desis angin.

"Terima kasih." Suara lembut dan pelan terdengar dari belakang.

Sky tak merespon dan tetap melangkah tanpa menoleh sedikit pun untuk menatap wanita itu. Tetapi yang tak diketahui oleh Chai Tea jika sebenarnya Sky sedang menyembunyikan wajahnya yang sedang tersenyum.

 

Beberapa saat kemudian, Chai Tea kembali ke dalam ruang kemudi untuk mengecek keadaan temannya. Sepanjang langkah berjalan, tampak senyuman lebar terukir jelas diwajahnya pada saat mengingat kejadian barusan, apalagi ketika Sky bilang bila dia tak membenci dirinya.

"Kalau tidak benci itu artinya suka, apakah suka itu termasuk cinta?"

"Tidak mungkin! Dia sama sekali tak tertarik kepadaku. Tapi kenapa Sky terus membantu? Apakah dia punya perasaan padaku?" Chai Tea terus bergumam kecil.

---- 

Setelahnya, entah sudah beberapa lama kapal berlayar, mereka tampaknya hampir tiba. Sudah terlihat sebuah pulau membentang luas dari kejauhan. Cherry pun juga sudah membaik, kini ia begitu antusias tak sabar ingin segera berbelanja di Pasar Minggu.

Tetapi semangatnya mendadak hilang setelah merasakan perut yang mendadak saja keroncongan bagai geraman hewan buas. Tanpa bilang apa-apa, ia berjalan menuju dapur di ruang kemudi untuk mencari makanan milik awak kapal.

"Cher! Mau kemana? Ah... Sudahlah, biarkan saja dia." Decak Chai Tea, mencoba tak peduli.

"Selagi menunggu lebih baik foto-foto dulu buat status." Ucapnya lagi sembari mengeluarkan ponsel.

Melihat sinyal telah hilang tanpa kejelasan, Chai Tea pun mencoba menemukan sinyal itu dengan berjalan ke tempat yang lebih tinggi, menaiki gunungan kotak raksasa, Namun usahanya tak berhasil.

"Aku rasa di daerah sini memang tidak ada sinyal."

Pada saat turun ke bawah, hal mengejutkan datang secara tiba-tiba, Chai Tea langsung panik saat matanya terasa sakit. Sambil meringis kesakitan sebab tidak bisa membuka mata. Beberapa kali ia mengucek sampai matanya mulai berair, tetapi perbuatan itu segera dihentikan seseorang.

"Jangan diusap begitu!"

"Sini perlihatkan padaku!" Titahnya, sambil menyentuh lembut kelopak matanya.

"Sky?" Ucap Chai Tea membuka pelan-pelan matanya.

Sedari tadi Sky memperhatikan Chai Tea, saat dia mulai meringis, Sky langsung menghampirinya karena ia tahu bila Chai Tea pun tengah kelilipan sesuatu akibat dari hembusan angin yang bertiup kencang barusan.

"Ada sehelai bulu mata di sana."

"Bisa kamu ambilkan?"

Kemudian, Sky membasahi jari tangan menggunakan air dari botol agar tak perih ketika bola mata bersentuhan dengan kulit saat mencoba mengambil bulu mata itu.

Begitu Chai Tea membuka kembali matanya yang merah dan berair, Sky mendekatkan wajah kepadanya. Menajamkan padangan, perlahan mulai mengambil bulu mata itu secara hati-hati.

"Apakah kamu sudah berhasil mengambilnya?" Tanya Chai Tea sebab matanya tak sakit lagi.

"Masih belum." Sahut Sky, berbohong.

Secara sengaja tak jujur karena dirinya masih ingin melihat Chai Tea dari dekat dan lebih lama, sebelumnya ia tak terlalu jelas memperhatikan fitur wajah kecilnya saat terjadi guncangan kapal.

Sky pun mengamati lebih dalam, tampak manik mata Chai Tea yang bagitu indah, bersinar seperti batu zamrud yang selalu melebar pada saat mereka saling beradu pandang.

Chai Tea bahkan tidak perlu lagi menggunakan bulu mata palsu karena yang asli saja sudah begitu lentik. Dari paras wajahnya, Sky tahu kalau Chai Tea bukanlah keturunan orang sembarangan. Keluarga Zee benar-benar dirahasiakan oleh sang nenek.

"Sky?" Sapa pelan Chai Tea, melihat Sky terbengong.

Keduanya saling memandang begitu lama, sampai-sampai tak sadar kalau di belakang ada Cherry yang baru saja kembali dari dapur. Dengan segumpal kue yang masih berada di dalam mulut, Cherry melongo melihat temannya bersama seorang pria.

"What the fuck!" Ucapnya seraya melotot tajam.

"Chai, apa yang kalian lakukan?" Cherry berteriak keras karena menyangka jika keduanya sedang berciuman.

"Cher! Aku bisa jelaskan. Tadi mataku kelilipan, dia hanya membantuku saja. Benarkan Sky?"

Chai Tea panik dan segera meminta pembenaran dari Sky supaya temannya tak salah paham, tapi bukannya menjelaskan seperti kemauan Chai Tea, Sky malah tak peduli dan pergi begitu saja, membiarkan kedua wanita itu saling berdebat sampai membuat kebisingan.

"Cher! Aku serius... Kenyataannya memang seperti itu!"

"Sudahlah jangan mengelak lagi! Aku sudah tahu kamu orangnya seperti apa."

"Percayalah, Cher! Aku tidak bohong!"

 ------

Beberapa saat kemudian kapal pun akhirnya sudah tiba di pelabuhan. Keduanya turun lalu berjalan ke parkiran untuk mencari mobil taksi yang akan mengantarkannya menuju Pasar Minggu, dikarenakan jarak pelabuhan utama dengan dermaga wisata lumayan jauh.

Tapi di pelabuhan ini hanya terdapat mobil pekerja yang bertugas mengangkut barang dan jarang ada taksi yang mengantarkan penumpang di daerah ini, sebab itulah Sky secara diam-diam menyiapkan sebuah mobil untuk menjemput kedua wanita itu.

Sang bawahan yang sedang menyamar menjadi sopir menawarkan tumpangan kepada mereka.

Dari kejauhan Sky akhirnya lega dan senang hati setelah memberikan bantuan kecil dan sekaligus menjauhkan wanita itu dari sekitarnya. Tampak taksi itu pergi meninggalkan pelabuhan.

Ia akan melakukan apapun sebisa mungkin untuk membantu Chai Tea, karena ini merupakan rencananya sendiri untuk menghukum wanita manja itu, akan tetapi Sky tak ingin lepas tangan untuk menjaganya, apalagi ia telah terikat janji dengan Zee.

 

Di sisi lain, mobil taksi melaju di jalan kecil yang diapit oleh hutan lebat di sekitar tanpa adanya tanda-tanda kehidupan.

Pepohonan rimbun menjulang tinggi, menaungi di sepanjang jalan, menghalangi cerahnya sinar matahari, membuat suasana menjadi sejuk. Terdengar pula suara ricuh kicauan burung saling bersahutan menemani sepanjang jalan.

"Chai, apakah kamu lihat sesuatu?" bisik Cherry, menatap curiga.

"Lihat apa?" Tanya Chai Tea, menyembulkan kepala di jendela.

"Ada banyak tanda-tanda aneh di pohon, seperti simbol."

"Kamu benar! Apakah menurutmu orang-orang di pulau ini penyembah sesuatu?" Tanya Chai Tea, memandang keras.

"Menarik! Aku jadi penasaran. Mari cari tahu nanti!" Sahut Cherry, tersenyum menantang.

1
drpiupou
yah kah wong kamu cantik/Joyful/
drpiupou
kak paksanya kebanyakan /Grievance/
drpiupou
kak paragraf nya bisa di pecah aga kecil kak. supaya yang baca nggak capek matanya.

kadang pembaca bisa nggak jadi baca kalau paragraf nya sesak begini.


maaf yah kak, aku cuma ngasih sran
Ceyra Heelshire: makasih loh sarannya! aku perlu banget saran kek gini.
total 1 replies
Chae-yeong
lanjutt kak🤭
Nurika Hikmawati
ceritanya bagus kak... semangat terus ya
Shishio Makoto
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
Haris Saputra
Coba deh baca ini, jamin deh puas banget sama ceritanya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!