Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.
Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.
Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.
Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.
Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?
Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhasil Melaksanakan Tugas
Qiao Feng tersenyum dingin mendengar perkataan Siluman Kera Api. Setelah menghela nafas, dia segera menjawabnya.
"Tentu saja. Karena itulah aku datang lagi kemari,"
"Apakah kedatanganmu kali ini untuk membalaskan dendam?"
"Bukan hanya itu saja. Kedatanganku ke sini lagi juga tetap mempunyai tujuan yang sama,"
"Jadi, kau masih menginginkan Mustika Siluman milikku?" tanyanya sambil mengerutkan kening.
"Ya, benar sekali," kata Qiao Feng membenarkan.
"Sebenarnya, kenapa kau sangat menginginkan Mustika Siluman milikku?"
"Aku sendiri tidak tahu,"
Ya, Qiao Feng memang belum tahu apa-apa soal tugasnya tersebut. Dulu, dia hanya disuruh untuk bertarung melawan Siluman Kera Api dan membawa pulang Mustika Siluman miliknya.
Walaupun dia sudah tahu bahwa Mustika Siluman bisa bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan, tapi dalam hal ini, Qiao Feng masih belum mengetahui maksud gurunya.
Terkait untuk apakah Mustika Siluman itu nantinya, dia sendiri tidak pernah menanyakannya kembali.
"Bagaimana mungkin kau tidak tahu?" Siluman Kera Api seperti tidak percaya dengan ucapannya.
Kalau dia belum tahu, lalu untuk apa pemuda itu menginginkannya?
Siluman tersebut benar-benar merasa heran.
"Karena ini hanya tugas yang diberikan oleh guruku. Masalah lainnya, aku tidak pernah ambil pusing," ujar Qiao Feng sambil mengangkat kedua bahu.
"Ah, sudahlah," kata Siluman Kera Api mengakhiri percakapan. "Terserah untuk apa nantinya. Yang jelas, kalau kau ingin Mustika Siluman milikku, aku akan memberikannya kepadamu. Tapi dengan satu syarat,"
"Apa syaratnya?"
"Kau harus bisa membunuhku lebih dulu!"
Wushh!!!
Angin kencang tiba-tiba berhembus. Siluman Kera Api kembali mengeluarkan kekuatannya sampai ke titik tertinggi. Bulu di sekujur tubuhnya mengeras. Seolah-olah bulu itu telah berubah menjadi duri besi yang sangat tajam dan siap menusuk benda apapun.
Wutt!!!
Dia kemudian melesat. Gerakannya jauh lebih cepat dari semula. Belum lagi Qiao Feng menyadari keadaan, siluman itu sudah tiba di hadapannya.
Bomm!!!
Pukulan dahsyat dilancarkan. Untunglah pemuda itu segera menghindar dengan cepat. Sehingga pukulan hebat barusan tidak mengenai tubuhnya.
Sebagai gantinya, tanah yang dia pijak sebelumnya langsung hancur berantakan. Seolah-olah tanah itu telah dihantam oleh sesuatu yang besar.
Siluman Kera Api tersenyum dingin. Sepasang bola mata yang sudah menyala itu tiba-tiba memandang ke arahnya. Tidak bisa dipungkiri lagi, Qiao Feng juga merasa sedikit ketakutan ketika melihat mata tersebut.
Mata itu merah menyala. Seakan-akan di dalamnya terdapat kobaran api yang membara.
"Zirah Besi Api!"
"Seribu Pukulan Raja Kera!"
Wushh!!! Wutt!!!
Siluman penguasa hutan kemudian menjejakkan kakinya ke tanah. Sesaat berikutnya dia langsung meluncur ke arah Qiao Feng. Di tengah jalan, dia juga mengeluarkan pukulan menggunakan kedua tangannya dengan jumlah yang sangat banyak sekali.
Bayangan pukulan yang besar-besar sudah terlihat dengan jelas. Dalam keadaan seperti ini, rasanya tidak ada tempat lagi untuk menyelamatkan diri.
"Telapak Bulan Tiada Cahaya!"
Qiao Feng berteriak dengan sangat lantang. Suaranya seperti halilintar yang menyambar di tengah malam. Bersamaan dengan teriakan tersebut, dia segera melakukan sebuah gerakan.
Tiba-tiba langit yang sebelumnya sudah gelap, kini lebih gelap lagi. Cahaya rembulan tidak bisa menembus muka bumi. Seolah-olah di sana ada sesuatu yang menghalangi cahayanya.
Blarr!!!
Ledakan yang mampu meruntuhkan bukit terdengar menggelegar di telinga. Dua macam jurus maha dahsyat telah bertemu di tengah jalan dan menciptakan satu benturan yang tidak main-main.
Seisi hutan dibuat bergetar keras. Pepohonan hancur berkeping-keping. Sebagian lagi berterbangan di tengah udara karena telah tercabut dari akarnya.
Puluhan ekor kera yang sudah tidak berdaya dan terkapar di atas tanah juga turut serta menjadi korban salah sasaran.
Dalam beberapa waktu saja, keadaan di sana sudah berubah total. Di dekat goa, bisa dilihat bahwa Siluman Kera Api terkejut setengah mati. Peristiwa yang sekarang berlangsung benar-benar diluar dugaannya.
Nafasnya tersengal-sengal. Dia sungguh kaget dengan kekuatan Qiao Feng.
Jurus barusan adalah jurus andalannya. Selama ini, rasanya belum banyak bangsa siluman penghuni hutan sekitar yang mampu menghindarinya. Bukan cuma itu saja, bahkan para manusia pun, rasanya tidak banyak yang mampu menghalau kedahsyatan Jurus Seribu Pukulan Raja Kera.
Namun siapa sangka, ternyata pemuda yang baru berusia dua satu tahun itu bisa menangkis dan bahkan bisa selamat dari jurusnya.
Kejadian ini terhitung sangat luar biasa sekali.
Sementara di satu sisi lain, nafas Qiao Feng juga tersengal. Adu jurus barusan adalah yang pertama dalam sejarah hidupnya.
Untung sebelum terjadinya hal itu, dia sudah lebih dulu melindungi seluruh tubuhnya. Sehingga dia tidak mengalami luka sama sekali, kecuali hanya tenaganya yang berkurang cukup banyak.
"Bocah ini benar-benar hebat. Aku rasa kekuatannya berada di atas diriku sendiri," gumam Siluman Kera Api sambil terus menatap Qiao Feng.
"Sudah aku katakan, di tengah medan pertarungan itu jangan banyak melamun," tiba-tiba sebuah suara terdengar sangat jelas.
Begitu menyadari keadaan di sana, rupanya saat itu Qiao Feng telah berada tepat di sisi sebelah kanan Siluman Kera Api.
Sebatang pedang pusaka yang mengeluarkan cahaya merah terang telah digenggam di tangan kanannya dengan erat. Panjang pedang itu sekitar satu depa, bentuknya juga sangat sangat antik, gagangnya berbentuk kepala harimau yang sedang membuka mulut.
"Rasakan ini!" teriaknya.
"Harimau Meraung Keras!"
Wushh!!! Grrr!!!
Angin yang sangat kencang tiba-tiba berhembus. Bersamaan dengan itu terdengar pula raungan harimau yang sangat menyeramkan.
Pedang pusaka tersebut tiba-tiba ditebaskan dari samping sebelah kanan. Gerakannya benar-benar cepat. Siluman Kera Api sendiri tidak mampu melihatnya dengan jelas.
Dia hanya bisa melihat adanya sekelebat cahaya warna merah terang yang bergerak ke arahnya. Setelah itu ia tidak bisa melihat apa-apa lagi.
Siluman Kera Api kemudian merasakan hawa dingin yang berasal dari lehernya. Tiba-tiba, seru kepala jatuh menggelinding ke atas tanah.
Siapa lagi kalau bukan kepala Siluman Kera Api?
Darah segar kemudian menyembur deras dari kutungan leher itu. Beberapa saat kemudian tubuhnya yang tinggi besar langsung ambruk ke tanah.
Brugg!!!
Dia telah tewas. Tewas tanpa sempat mengeluarkan suara sedikit pun!
Setelah berhasil membunuh siluman itu, Qiao Feng kemudian mundur ke belakang. Pedang pusaka tadi masih digenggam di tangan kanan. Darah segar siluman itu masih menetes jatuh ke tanah secara perlahan.
Sepasang matanya menatap tubuh Siluman Kera Api yang sudah tidak utuh lagi.
"Akhirnya aku berhasil membunuhmu dan menyelesaikan tugas yang guru berikan," gumam Qiao Feng merasa gembira.
Begitu darah di batang pedangnya sudah berhenti mengalir, anak muda itu lalu menyarungkannya kembali.
Suasana di sana masih hening. Puluhan ekor kera yang tadi sempat tidak sadarkan diri, sekarang sudah bangun kembali. Hanya saja, dari mereka tidak ada satu pun yang berani menyerang Qiao Feng.
Jangankan begitu, malah yang menghampiri pun tidak ada.
Begitu menyadari pemimpinnya sudah tewas dengan kondisi kepala terpisah, secara serempak mereka langsung melarikan diri dari sana.