NovelToon NovelToon
Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Kutukar Diriku Demi Sebuah Keadilan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Risnawati

Seorang gadis berparas cantik yang selalu menyembunyikan wajahnya dibalik cadar. Kini harus menyerahkan tubuhnya demi mendapatkan sebuah keadilan untuk kedua ALM orangtuanya yang dibunuh secara sadis oleh suruhan orang tersohor di daerah dimana mereka tinggal.

"Apakah kamu berjanji akan memberikan hukuman mati pada mereka Pak Hakim?" Tanya wanita itu pada seorang hakim ketua yang sudah tak bisa menahan gejolak hasratnya saat serbuk minuman itu sudah merasuki tubuhnya.

Sementara itu Zahira sudah memasang sebuah Camera tersembunyi di kamar hotel itu.

"Baiklah, aku akan melakukan apapun untukmu. Tolong bantu aku untuk menuntaskan hasratku ini!" Seru ketua hakim itu dengan wajah memohon.

Zahira tersenyum kecut menatap wajah Pria yang sudah mendapatkan amplop coklat dari orang terkaya dan sekaligus dalang pembunuhan itu.


Yuk mampir ikuti kisah selanjutnya. Jangan lupa like komen ya🙏🥰🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Aku masih berdiam diri dilantai dengan tangisan belum reda, pikiranku kalut, bayangan buruk menghantui, apakah Pria itu sudah melenyapkan putraku? Jika itu terjadi, maka aku sudah tak berminat lagi untuk hidup.

"Zafran, kamu dimana, Nak? Umi sangat merindukan kamu. Hiks... Hiks."

Aku masih menangis meraung bak seorang wanita stress yang hampir kehilangan akal sehat. Rasanya duniaku sudah runtuh tak bersisa. Aku kembali kehilangan arah tujuan.

Sekitar tiga puluh menit aku larut dalam tangisan. Kembali suara pintu kamar terbuka mencuri atensiku, sebenarnya aku tak berminat untuk melihat, tetapi tak sengaja netraku menangkap sosok Pria kejam itu berdiri dihadapanku dengan menggendong seorang bayi.

"Zafran! Benarkah itu kamu, Nak?" Aku segera berdiri menghampiri Pria itu dan menatap bayi yang ada dalam gendongannya. Seketika senyumku mengembang.

"Anak Umi, apakah kamu baik-baik saja, Nak? Umi sangat merindukan kamu. Umi sangat takut kehilanganmu!" seruku dengan segala agresifku mengambil bayi itu dan memeriksa seluruh tubuhnya, aku takut jika dia menyakitinya.

Aku memeluk Zafran penuh rasa kerinduan, baru saja setengah hari aku tak bertemu, rasanya duniaku berhenti berputar. Bagaimana pula jika aku kehilangan untuk selamanya, maka aku tidak akan bisa lagi hidup di dunia ini.

Aku segera membawa bayiku duduk di bibir ranjang dan memberikan ASI-ku yang sedari tadi sudah melimpah. Aku begitu bahagia dan semangat sehingga melupakan kehadiran Pria itu.

Mendadak rasa canggung menghampiri saat tatapan Pria itu begitu lekat padaku. Aku tidak tahu ingin bicara apa, apakah aku harus berterima kasih padanya? Rasa gamang hadir dalam hatiku. Aku tidak berani menatap matanya begitu dalam.

Aku melihat dia beranjak dari tempat berdirinya semula, lalu menuju kamar mandi. Hanya lima belas menit Pria yang kini sudah menjadi suamiku itu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk setengah badan.

Dengan santai Pria itu mengenakan pakaiannya didepanku. Seketika aku menutup wajah dan segera memalingkan muka.

"Tidak usah menutup mata, tubuhku halal untuk kamu lihat," ucapnya dengan santai.

Aku tidak bisa berkata-kata. Aku kembali fokus pada anakku, membuai dengan sayang dan mendekap dengan erat, rasanya aku begitu takut untuk kehilangannya lagi walau sesaat.

"Bawa sini Zafran, kamu mandilah. Lihat wajahmu sudah berantakan!" titahnya meminta Zafran dari pangkuanku.

Aku menggeleng cepat saat tangannya terulur meminta Zafran, aku memeluk bayi mungil itu dengan rasa penuh ketakutan. "Aku mohon jangan ambil dia dariku lagi," lirihku dengan air mata yang jatuh seketika. Rasa traumaku begitu besar.

"Hei, aku tidak akan mengambilnya. Aku hanya ingin menimangnya dan memberimu waktu untuk segera mandi. Apakah kamu tidak melihat pakaianmu sudah berantakan, dan juga tadi terkena sisa makanan. Sekarang mandilah. Berikan dia padaku!"

Aku masih terpaku dengan segala ketakutan. Tetapi ada benarnya bahwa pakaianku sudah tidak nyaman lagi untuk ku kenakan.

"Janji ya, jangan mengambilnya dariku," ucapku kembali memohon.

"Ya, baiklah. Aku tidak akan bertindak diluar batas jika kamu menjadi wanita yang patuh," tukasnya dengan serius.

Aku tidak tahu, patuh seperti apa yang dia maksud? Apakah aku harus menuruti segala keinginannya? Apakah aku bisa melakukan semua itu? Ah, entahlah. Aku tidak ingin banyak bertanya, biarkan saja semua berjalan semestinya, asalkan aku tak berpisah dari anakku.

Sedikit ragu, aku segera menyerahkan putraku padanya, aku berusaha menekan rasa takut yang begitu dalam. Segera aku menuju kamar mandi untuk mandi kilat. Selesai mandi aku keluar ingin memastikan bahwa Pria itu masih ada disana.

Saat aku keluar, kembali jantungku berdebar saat melihat kamar itu kosong tak berpenghuni. Aku kembali dihantui rasa takut dan cemas. Kugunakan pakaianku secepatnya dan segera keluar kamar untuk mencari dimana keberadaan anakku.

"Bik, apakah lihat Tuan Zico dan anak saya?" tanyaku saat berpapasan dengan Bibik. Jangan ditanya bagaimana perasaanku saat ini. Biasanya aku menggunakan hijab syar'i, kini hanya menggunakan hijab instan untuk menutupi mahkotaku saja.

"Oh, Tuan dan baby Zafran ada di taman belakang, Non," jawab sang Bibik yang membuatku bernafas lega.

Aku segera melangkahkan kaki menuju taman belakang. Sayup-sayup aku mendengar suara Pria itu sedang bercakap-cakap dengan putranya.

"Maaf ya, Sayang, kamu tidak apa-apa mimik susu formula sebentar 'kan? Semoga tidak bermasalah denganmu ya, soalnya tadi Papa sudah minta pada dokter agar memberimu sufor terbaik. Zaf, jangan marah sama Papa ya. Oya, kamu panggil Umi sama wanita keras kepala itu 'kan? berarti kamu panggil aku Abi ya,"

Aku berdiri di balik tonggak teras belakang mendengarkan percakapan Pria itu dan putranya, berarti dia sudah mengecapku sebagai wanita keras kepala. Ah, terserah dia mau panggil aku apa.

Aku melihat dia menyayangi Zafran dengan tulus. Apakah ikatan batin mereka begitu kuat? Aku juga melihat bayi mungil itu selalu tenang dalam buaian ayahnya. Syukurlah, ternyata dia tak berlaku jahat pada Zafran saat dia membawanya pergi.

Aku keluar dari persembunyian, dan segera menghampiri dua Pria beda generasi itu. Dia menatapku sekilas, lalu kembali fokus pada Zafran. Bayi mungil itu tersenyum gemas dalam pangkuan lelaki yang memang ayah biologisnya itu.

Aku semakin mendekati mereka, seketika Pria itu menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kenapa penampilanmu seperti itu? Mana hijab syar'i dan cadarmu?" tanyanya sedikit menaikkan alisnya.

"Ah, a-ada. Tadi aku..."

"Apa? Kamu takut aku menculik Zafran lagi?" tanyanya yang sudah tahu atas segala kecemasanku dalam hati.

Aku hanya diam, berusaha untuk tidak memancing amarahnya, nyaliku memang ciut bila dia mengikut sertakan anak dalam masalah ini. Aku akan terima segala kemarahannya asalkan anakku tetap dalam limpahan kasih sayang.

Aku mengulurkan tangan meminta agar Zafran kembali dalam pelukan aku. Dia tak menolak segera menyerahkan. Aku kembali tersenyum bahagia dapat memeluk buah hati belahan jiwaku.

Aku membawanya duduk di bangku panjang yang ada disana sembari menikmati waktu sore. Dia ikut duduk disampingku. Jantungku berdetak kencang saat jaraknya begitu dekat sehingga antara siku kami bersinggungan, terjadi kembali skinship diantara aku dan dia.

"Apakah kamu dan Pria itu nikah secara siri?" tanyanya membuat aku terjingkat dan segera menatap wajahnya yang selama ini tampak begitu garang, tetapi sore ini wajah itu tampak lebih rileks.

"Kenapa diam?"

"Ah, tidak," jawabku segera mengalihkan pandangan.

"Apanya yang tidak?"

"A-aku nikah secara hukum." Aku berbohong. Aku masih takut jika nanti dia mempertanyakan prihal ayah bayiku, entah kenapa aku masih takut jika nanti dia akan mengambil Zafran dariku.

"Jangan membohongi aku. Karena datamu sudah aku cek di pengadilan agama, tidak ada nama Zahira binti Ali tercatat di catatan sipil," jelasnya yang membuat aku kembali terlonjak tak percaya. Sampai segitunya Pria ini mencari tahu tentang diriku.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
슈가
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Deswita
Luar biasa
Deswita
💪💪
Dewi Leticia
Luar biasa
Kelly Lim
zafran dan zhera bukannya beda 10 tahun ya? kok ini sudah lahir saat zafran umur 1 thn lebih/Slight//Slight//Slight/
Cia Sanu
keren
Miss Typo
semoga permintaan Zi di kabulkan
Miss Typo
dasar aku cengeng bgt, mereka yg pisah karena Zahira nerusin kuliah yg ketinggalan, aku yg nangis sedih 😭🙈
Miss Typo
saatnya balas Budi pada Adri
Miss Typo
Alhamdulillah adiknya Zafran lahir dgn selamat dan sehat ibu juga bayinya
Ruli Gea
😊😊😊
Miss Typo
Alhamdulillah akhirnya mama nya Adri dah merestui, hbs ini mereka semua datang ke kampung Mila
Miss Typo
Mila hamil diusir gk ya sm orang tuanya
Miss Typo
ada apa denganmu Adri???
Miss Typo
bener² tuh mama nya Adri blm berubah juga
Miss Typo
sedih banget
Miss Typo
jadi nangis 😭
Miss Typo
cobaan dateng lagi pada Zahira 😢
Miss Typo
Zico melarang untuk dihapus kali ya 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!