Claudia wanita yang cantik, baik, dan selalu di ratukan di keluarga nya. setelah ibu kandung nya meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya dan mempunyai kakak tiri yang sama jahatnya dengan sang ibu tiri. Setelah itu hidup Claudia menjadi hancur dan menderita. tidak hanya itu saja gara-gara niatan jahat kakak tirinya yang ingin menjebak Claudia tidur dengan pria hidung belang malah berakhir tidur dengan seorang CEO yang kaya raya hingga hamil diluar nikah. setelah kejadian itu Claudia meninggalkan negaranya dan pergi keluar negeri untuk mengadu nasib dinegara orang lain dan setelah beberapa tahun kemudian Claudia kembali ke negaranya untuk membalaskan dendam dan mengambil semua miliknya yang dikuasai oleh ibu tirinya.
ikutin terus cerita nya sampai selesai, jangan lupa like dan komen dibawah ini ok. terima kasih.
( by Aty Farah ) salam cinta untuk kalian semua❤️❤️😊😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aty Farah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
( Si Cantik Ratu Drama )
Saat ini mereka semua masih berada di ruangan meeting yang ada di perusahaan Maxim Almero.
"Siapa nenek sihir yang memberikan Ara makanan beracun?" tanya Maxim dengan wajah kemarahan.
Beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu. Merasa terkejut karena tidak menyangka ada orang yang sudah berani berbuat jahat terhadap anak Maxim yang terkenal kejam. Sampai berani mencelakai anak Maxim di perusahaan nya sendiri.
"Ihhh, pucing pala Ala..."
Mendengar perkataan Ara semua orang yang berada di ruangan tersebut menjadi panik. Karena takut terjadi sesuatu dengan anak itu.
"Tuan Max... sebaiknya anda langsung membawa anak anda ke rumah sakit. Takut dia semakin parah. Itu kepala nya saja sudah pusing, mungkin saja efeknya sudah mulai menyebar," ujar salah satu orang yang ada di ruangan itu.
Sementara Maxim yang sudah tahu kelakuan Ara yang selalu menyebut kata. Ihhh, pucing pala Ala, tidak panik sama sekali.
Dia justru menanyakan orang yang sudah berani mencelakakan anaknya, agar dia bisa menghukum orang tersebut seberat-beratnya.
"Cepat jawab Ara, siapa orang yang sudah berani memberikan makanan beracun untuk Ara?" tanya Maxim lagi masih menahan emosinya.
"Daddy... Hiks... Hiks... Hati Ala sakit sekali... Hiks... Hiks..." Ara berucap seraya menepuk dadanya karena merasakan sakit hati.
"Ala ndak tahu apa salah Ala sama nenek sihil itu. Sampai-sampai dia mau melacunin makanan Ala... Hiks... Hiks..."
"Apa Ala ndak belhak bahagia Daddy? Hiks... Hiks... Ala selalu di musuhin sama olang..."
"Ala... Hiks... Hiks... Ala juga selalu dicelakain cama olang. Sampai-sampai... Hiks... Hiks... Ala juga mau di lacun... Hiks... Hiks..." Ara berucap seraya terisak.
Semua orang yang mendengarkan perkataan Ara ikutan menangis sampai mengusap air matanya yang mengalir dipipi mereka.
Mereka tidak menyangka ada orang jahat yang tidak punya hati sampai tega ingin membunuh anak kecil yang tidak bersalah.
"Sudah sayang, kamu jangan menangis lagi. Apa Ara sudah memakan makanan itu apa belum?" tanya Maxim dengan lembut.
"Ihhhh, pucing pala Ala..."
"Ala ndak makan makanan belacun itu Daddy. Kalena Ala ndak mau sampai sakit gala-gala makanan itu." Jelas Ara dengan cepat.
"Bagus sayang kamu emang anak pintar. Daddy bangga sama kamu," ujar maxim dengan bangga.
"Tapi daddy. Olang itu memaksa Ala untuk makan makanan itu. Waktu Ala menolakna, nenek sihil itu malah malahin Ala."
"Maka na Ala lali kesini. Bial Daddy bisa selamatin Ala dali nenek sihil itu," ujar Ara lagi.
"Kurang ajar. Berani sekali dia mau mencelakakan anak aku di perusahaan aku sendiri. Apa mereka mau mati?" tanya Maxim dengan amarah yang tertahan.
"Cepat jawab sayang, siapa orang yang sudah mau mencelakakan Ara?" tanya Maxim lagi karena Ara dari tadi tidak mau menjawabnya.
"Dia olang itu Daddy yang sudah kasih Ala makanan belacun. Ndak hanya itu dia juga menanyai apa Ala anak Daddy apa ndak. Kata dia, Ala ndak milip cama Daddy," ujar Ara seraya menunjuk seseorang yang dari tadi berdiri di ruangan itu.
Saat Ara menunjukkan seseorang yang sudah mau mencelakakan dia. Langsung saja semua orang melihat ke arah orang yang di tunjuk oleh Ara tadi.
Sementara orang yang di tunjuk ke arahnya langsung terkejut, karena dia merasa tidak pernah memberikan makanan beracun untuk anak bosnya.
"Kau... beraninya kamu mau membunuh anak aku. Bukannya aku menyuruhmu untuk menjaganya, bukannya malah ingin membunuhnya," ujar Maxim dengan emosi yang tertahan.
"Tidak tuan. Saya tidak ada niatan sama sekali ingin membunuh anak tuan. Tolong percaya sama saya tuan... Hiks... Hiks..." orang itu berucap seraya berlutut di kaki Maxim.
"Jadi maksud kamu. Anak aku yang berbohong begitu, hah," bentak Maxim dengan emosi.
"Tapi benar tuan. Saya tidak berani mencelakakan anak tuan. Tolong ampuni aku tuan... Hiks... Hiks..." orang itu berucap seraya terisak.
"Aku tidak menyangka kamu berani mengkhianati kepercayaan yang sudah aku berikan pada mu."
"Sehingga kamu ingin membunuh anak aku. Lihat dia Jessi. Apa kamu tidak punya hati sedikitpun sampai tega melukai anak sekecil Ara?" tanya Maxim seraya terisak, karena dia tidak menyangka sekretaris yang dia percayai selama ini menusuknya dari belakang.
Ya, orang yang di maksud Ara nenek sihir yang sudah memberikan dia makanan beracun adalah Jessica Amelia sekretaris Maxim Almero.
"Tapi tuan. Saya berani bersumpah tidak ada niatan buat mencelakai nona kecil tuan. Tolong percaya dengan saya tuan... Hiks... Hiks..." Jessica berucap seraya terisak.
Semua orang yang ada diruangan itu. Ikut geram dengan tingkah sekretaris Maxim, yang sudah ketahuan masih saja membela dirinya sendiri.
"Nona kecil. Kamu tahu dari mana makanan yang di kasih aunty Jessica beracun, bukannya nona muda belum memakan makanan itu? Lalu kenapa nona kecil bisa tahu makanan itu beracun?" tanya Ryan Richard asisten pribadinya Maxim yang masih waras dari pada yang ada di ruangan itu.
"Tentu saja Ala tahu makanan itu belacun, olang Ala selalu di paksa cama mommy untuk memakan na setiap hali," jawab Ara dengan wajah sendu.
"Apa?" teriak semua orang yang ada diruangan itu karena mereka tidak menyangka, ada seorang ibu yang tega ingin membunuh darah dagingnya sendiri.
Berbeda dengan Maxim dia masih syok mendengar perkataan Ara yang mengatakan Claudia sering memberikan dia makanan beracun.
Maxim tidak percaya kalau Claudia Setega itu sama anaknya sendiri. Karena yang dia tahu Claudia sangat sayang sama anaknya. Dan juga begitu paniknya terhadap Ara saat kecelakaan waktu itu.
"Emang makanan seperti apa yang mommy nya kasih untuk Ara?" tanya Ryan Richard lagi memancing kejujuran Ara.
"Ihhh, pucing pala Ala..."
"Tentu saja makanan yang mommy kasih, yaitu sayul bayam om Lian," jawab Ara dengan cuek.
"Apa?" teriak semua orang yang ada di ruangan meeting itu.
"Hahahaha"
"Apa katanya tadi? Makanan yang di maksud beracun adalah sayur bayam. Jadi dari tadi kita semua masuk pranks nya anak ini," ujar salah satu klien Maxim. Membuat semua orang yang ada di ruangan meeting itu tertawa terbahak-bahak.
"Benar kan tebakanku kalau anak ini, pintar sekali memainkan drama. Sampai semua orang percaya dan masuk perangkap nya anak ini.Tidak salah kalau anak ini dijuluki si cantik ratu drama. Karena perannya sebagai ratu drama sukses bikin orang panik," batin Ryan Richard.
"Lihat anak itu tuan. Selain wajahnya yang mirip dengan tuan, sifatnya juga sama persis seperti tuan yang cerdik dan juga licik.
"Aku tidak menyangka tuan. Anak sekecil itu bisa bikin kita semua iba dan simpati sama ceritanya. Karena saat dia bicara tidak ada orang yang curiga kalau perkataan nya hanyalah kebohongan belaka.
"Bukannya kata orang. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah yang terjadi dengan anak itu. Semua yang ada pada anak itu sangat mirip dengan sifat tuan sendiri," ujar Andre asisten pribadinya Alexander.
"Diam kamu Ndre... berhenti mengaitkan aku dengan anak itu. Aku sangat yakin, kalau anak kandung aku tidak mungkin menurunkan sifat buruk yang aku miliki," ujar Alex membantah perkataan Andre.
"Bagaimana pun tuan menyangkalnya. Tetap saja sifat licik dan kejam nya tuan pasti akan menurun sama anaknya.
"Seharusnya tuan bangga bisa punya anak yang pintar, cerdik, dan licik, seperti itu. Jika ada seseorang yang ingin berniat jahat terhadap anak tuan.
"Aku sangat yakin, pasti yang kalah mereka bukan anak tuan. Karena anak tuan lebih cerdik dan licik dari mereka. Seperti tuan yang tidak bisa di kalahkan oleh musuh tuan selama ini," ujar Andre yang semakin yakin kalau anak itu adalah anak kandung tuanya.
Tapi sayang lagi-lagi Alex tidak percaya sebelum dia bertemu dengan wanita yang sudah dia lecehkan dulu dan terbukti kalau dia pernah hamil empat tahun yang lalu.
•
•
•
Bersambung.....
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁