"Mas Dani, apa yang kamu lakukan?" Tanya Ita saat masuk ke dalam rumah.
Betapa kaget nya Ita saat melihat sang suami tengah bermesraan dengan wanita lain di rumah mereka, lebih tepat nya tetangga baru samping rumah mereka.
"I-ita ..." Ucap Dani gugup.
"Permisi saya mau pulang saja dulu mas" ucap wanita itu sambil berlalu keluar rumah. Namun, Ita mencegah nya agar ia tetap duduk di dalam rumah.
"Mau kemana kamu pelakor?"
"Heh jaga ucapanmu itu ya, aku bukan pelakor."
"Kalau bukan pelakor lalu apa namanya yang bermesraan dengan suami orang lain?"
"Kamu tanya saja sama suami mu itu, siapa aku sebenarnya."
Ita langsung menoleh ke arah Dani seolah meminta penjelasan dari nya, namun bukan penjelasan yang ia dapat melainkan perlakuan kasar dari Dani.
"Ayok kita bicara kan di dalam kamar saja, Dina kamu pulang saja ke rumah mu."
"Baik lah mas, dadah sayang."
Ita di seret hingga masuk ke dalam kamar, setelah di dalam kamar ia di banting di atas kasur dengan sangat keras oleh Dani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Apa kamu yakin sayang ingin rumah bertentanggan dengan Dina istri kedua mas?"
"Kenapa tidak, mas?"
"Mas hanya takut jika kamu di apa-apain sama si Dina."
"Kalau begitu di rumah dekat dengan mu mengontak saja satu bulan, tetapi beli rumah yang jauh dari mbak Dina. Kita lihat apa kah dia menyakiti ku atau tidak."
"Baik lah jika itu mau mu, mas akan lihat dulu. Tapi jika Dina menyakiti mu atau membuat mu tidak nyaman, maka detik itu juga kamu harus meninggalkan rumah itu."
"Iya sayang ku."
Setelah beberapa saat akhirnya kami sampai di tempat jual beli mobil, ku biarkan Bella memilih mobil yang ia suka.
Sedangkan aku membalas beberapa pesan yang masuk dari Dina, ia mengirim kan banyak sekali pesan pada ku dan isinya semua menteror ku.
"Mas, aku mau yang biru ini ya!"
"Ini berapa ya mbak?"
"Wah kebetulan sekali memilih mobil ini, mobil ini sedang diskon karena baru saja rilis. Hanya sekitar tiga ratus juta saya, dengan harga asli kisaran enam ratus juta lima puluh.'
"Mas, aku mau yang ini ya."
"Tapi sayang ..."
"Ya sudah kalau mas belum ada uang nya, nanti saja kita beli nya. Sekarang kita cari yang murah saja. Mbak, mobil yang di bawah tiga ratus ada?"
"Ada bu, mari saya antar."
Saat mereka hendak pergi, aku mencegah nya. Aku tidak tega melihat Bella yang menjadi murung seperti itu.
"Saya beli yang ini saja mbak, kirim ke alamat ..."
"Sayang, aku belum hafal alamat rumah mu."
"Sini mbak biar sama saya aja, nanti bayar nya biar suami saya. Makasih ya mas," ucap nya girang sambil mencium pipi ku.
Setelah selesai bayar membayar kami melanjutkan perjalanan mencari rumah baru di pusat kota.
Aku sengaja mencari nya di pusat karena agar aku dengan mudah mampir ke rumah nya. Dina pun tidak akan curiga dengan pernikahan ini.
"Mas, lihat deh itu rumah nya bagus modelan baru."
"Ayok kita mampir untuk melihat nya."
Ternyata benar kata Bella, rumah ini masih baru dan model baru juga. Dengan luas tanah yang cukup besar dan bisa di renovasi lagi. Bahkan bukan hanya itu saja, rumah ini sudah di lengkapi dengan beberapa perlengkapan rumah tangga. Jadi kami tidak perlu lagi membeli dan mencari barang rumah tangga.
"Oke deal ya pak."
"Terimakasih banyak pak."
Aku sudah membeli kan Bella rumah baru dengan harga satu milyar, lengkap dengan asuransi biaya renovasi dan lain nya.
Aku tidak langsung pulang melainkan menemani Bella terlebih dahulu, di rumah baru. Bahkan kami langsung memulai aktivitas wajib kami di dapur baru.
"Mas, jangan di sini. Ini kan dapur aku hanya ingin mengambil minum karena haus."
"Tidak apa sayang, di rumah ini hanya kita berdua saja."
"Tapi ..."
"Ayok lah, malam ini mas akan pulang ke rumah Kaka madu mu."
"Ya sudah, apa sudah di kunci pintu nya? Takut nya ada orang yang masuk ke dalam."
"Sudah dari tadi sayang."
Kami melakukan nya dengan sangat bahagia, hingga satu jam kemudian kami menyudahi semua nya. Aku bersiap untuk mengantar Bella ke kampung, dan pulang ke rumah Dina. Entah apa yang akan terjadi nanti nya di rumah istri ku itu.