Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 25
Kini mereka sudah sampai di kos-kosan yang dimaksud Yunda.
Ada beberapa jenis kamar dan tentu dengan harga dan fasilitas yang berbeda. Ada yang sebulan satu setengah juta dengan fasilitas tempat tidur, lemari, AC kulkas, dapur mini yang di lengkapi dengan kompor dan jaringan gas, jadi tidak perlu membeli tabung gas lagi serta kamar mandi di dalam kamar.
Ada juga yang satu juta perbulan, dengan fasilitas hampir sama dengan fasilitas kamar satu setengah juta perbulan, hanya bedanya, tidak ada kulkas dan dapur di dalam kamar.
Dan kasta paling rendah adalah kamar lima ratus ribu perbulan yang hanya di lengkapi dengan tempat tidur dan lemari saja, tanpa AC tanpa kulkas, tanpa dapur dan kamar mandi di dalam kamar, serta ukuran kamar yang lebih kecil.
Sudah pasti kamar yang paling murah lah yang Yunda pilih.
"Saya pilih kamar ini saja Bu." ucap Yunda pada penjaga kos-kosan.
"Tunggu-tunggu." cegah Gandhi.
"Ada apa Pak?" tanya Yunda.
"Kamar ini terlalu kecil, tidak ada AC-nya lagi. Pasti kamar ini panas sekali, kasihan anak kamu nanti." jawab Gandhi.
"Kamar ini lumayan kok Pak dan gak jadi masalah kalau gak ada AC, saya biasa gak pake AC." balas Yunda.
"Kamu biasa, anak kamu? Kamu mau pake kipas angin? Lebih bahaya! Lagi pula kamar ini juga tidak ada kamar mandi di dalam, kalau kamu mau mandi atau apa gitu, kamu mau tinggal anak kamu dikamar sendirian? Kalau anak kamu nanti nangis, memangnya kamu bisa dengar? Sementara kamar mandi umumnya dibelakang sana." kata Gandhi lagi.
"Kenapa Gandhi jadi cerewet sekarang?" bisik Angga pada Derel. Derel hanya menggedikkan bahunya, ia juga aneh dengan sikap Gandhi yang tiba-tiba peduli pada orang lain.
"Tapi uang saya cukupnya hanya menyewa kamar ini Pak." jawab Yunda.
"Kita ke kamar yang paling mahal." ucap Gandhi seolah tidak memperdulikan kondisi dompet Yunda.
"Tapi Pak-"
"Sudah ayo ikut saja." Gandhi langsung menarik tangan Yunda dan berjalan menuju kamar yang paling mahal.
"Perempuan itu siapa sih? Kenapa Gandhi begitu peduli dengan perempuan itu?" tanya Angga lagi pada Derel, dia masih penasaran.
"Ya mana gue tau Ga! Nanti kita minta penjelasan sama dia." jawab Derel.
Kini mereka sudah berada di kamar paling mahal.
"Nah yang ini kan bagus, tempat tidurnya spring bed, kamarnya luas, pake AC, ada kamar mandi di dalam, ada dapurnya juga, lengkap beserta kompor gasnya lagi. Jadi kamu bisa leluasa di kamar ini." ucap Gandhi.
"Tapi uang saya gak cukup Pak bayar kamar ini." Balas Yunda.
"Yang bilang kamu yang bayar siapa? Kalau saya yang pilih kamar ini, yah berarti saya yang bayar." jawab Gandhi.
"Perbulan berapa ini Bu?" tanya Gandhi pada penjaga kos.
"Satu setengah juta Pak." jawab penjaga kos.
"Sudah semuanya? Uang air, uang gas, uang sampah, uang keamanan?" tanya Gandhi detail.
"Kalau kalau sama iuran semuanya, kecuali listrik tambah tiga ratus ribu." jawab penjaga kos.
"Oke saya ambil kamar yang ini dan saya akan langsung bayar setahun kedepan." ucap Gandhi.
Mata Yunda membulat lebar.
"Gak usah Pak, saya gak kenal Bapak, jadi Bapak jangan membuang uang Bapak untuk membayar kamar ini." tolak Yunda.
"Apa berbuat baik harus mengenal orang dulu? Gak kan? Saya berbuat seperti ini untuk anak kamu, kasihan anak kamu kalau harus hidup luntang-lantung, walau kamu belum dapat kerja dalam sebulan dua bulan, seenggaknya kalian ada tempat tinggal dan kamu gak perlu mikirin uang sewa, cukup mikir cari makan dan beli susu untuk anak kamu." jawab Gandhi.
"Ga, Rel, bawa masuk semua barang-barangnya ke kamar ini, aku urus pembayarannya dulu." perintah Gandhi pada Angga dan Derel yang sejak tadi bergosip di belakang Gandhi dan Yunda.
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...