Dia terlihat seperti batu kerikil di mata suaminya. Namun di mataku, dia adalah berlian yang tak ternilai harganya.
Sepertinya rasa ini tak tepat, karena aku jatuh cinta pada istri sabahatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22 - Aku menyerah
🌺POV AUTHOR🌺
Linda baru saja sampai di rumah tanpa belanjaan. Bahkan keranjang belanjaan nya tertinggal di lokasi pertemuannya dengan Roby tadi.
"Lho, mana ayamnya? Aku udah nunggu lama, tau!" tanya Ririn dengan ekspresi wajah kesalnya.
"Maaf, Mbak. Aku nggak jadi belanja. Tadi Dela jatuh dan kepalanya berdarah. Jadi aku bawa ke rumah sakit dulu."
Ririn memperhatikan kepala Dela yang terdapat perban. "Kamu itu nggak becus banget sih jadi ibu. Anak sampai luka kayak gitu. Kalau kayak gini 'kan pasti Dela bakalan sering nangis malem dan ganggu kami tidur."
Linda menatap Ririn tidak percaya. Bagaimana bisa Ririn malah mementingkan tidurnya daripada keponakannya sendiri?
"Maaf, Mbak." Hanya itu yang keluar dari mulut Linda.
"Sini duit kamu, aku mau beli ayam di warteg aja!" Ririn menadahkan tangan meminta uang pada Linda.
Linda memberikan satu lembar uang lima puluh ribuan. "Beliin Dion satu ya, Mbak. Uang itu 'kan bisa beli lima ayam goreng."
"Enak aja, ini buat aku, Mas Galuh, dan Genta. Kalau kamu mau beli aja sendiri!" Ririn berlalu meninggalkan Linda dengan tatapan sinis.
"Sepertinya memang benar, bercerai sajalah! Toh, nggak ada alasan untuk bertahan." Linda berjalan menuju kamar. Meletakkan Dela yang sedang tertidur pulas. Sedangkan Dion ia suruh menjaga Dela karena ia akan memasak untuk makan malam.
Namun, saat sedang berjibaku dengan sayuran, ia mendengar suara mesin motor di depan rumahnya yang tak lain adalah Roby.
Roby masuk dan mencari keberadaan Linda tanpa melihat dulu kondisi anaknya sehabis terluka karena ulahnya.
"Lin, aku mau ngomong." Roby duduk di samping Linda yang sedang memotong sayuran. Ia meletakkan pisau ke dalam lemari demi menghindari hal yang tak diinginkan.
"Mau ngomong apa, Mas?" tanya Linda dengan nada datar.
"Aku akan menikah dengan Yulia secepatnya."
Linda tertegun. Baru saja ia memergoki suaminya selingkuh, dan sekarang harus rela dimadu.
"Menikah saja atau menikah lagi, Mas?"
"Apa maksud kamu?"
"Kalau menikah saja, artinya kamu harus menceraikan aku. Dan kalau menikah lagi, artinya kamu tetap menjadikanku istri."
"Aku maunya sih menikah lagi aja. Biar kamu jadi pengurus rumah, Yulia pengurus ranjang." Roby tersenyum tanpa rasa bersalah telah mengatakan hal itu.
"Maaf, Mas. Aku bukan pembantu. Jika saja dulu aku menikah dengan Leo, kamu tau 'kan cowok paling kaya di kampus kita. Aku masih ingat bagaimana dia mati-matian mengejar ku tapi ku tolak mentah-mentah. Pasti aku sedang jadi ratu di rumahnya. Bukan malah jadi Upik abu seperti ini." Linda menatap Roby dengan datar.
"Jadi kamu nyesel nikah sama aku?" Roby menatap dengan kesal.
"Nggak nyesel sih, Mas. Tapi nyesel banget."
"Dasar istri nggak tau diri, kamu! Kamu kira kamu aja yang menyesal. Aku juga menyesal nikah sama kamu!" Roby menunjuk wajah Linda.
"Ya udah, Mas! Ceraikan aku! Dan nikahi Yulia!" Linda berteriak dengan tatapan penuh kebencian.
"Cerai? Kamu minta cerai? Oke! Linda, aku ceraikan kamu! Kamu bukan istriku lagi!" Teriak Roby.
Mendengar hal itu, air mata Linda jatuh berlinang. Namun bukan karena sedih, melainkan bahagia karena akhirnya ia akan terbebas dari Roby.
"Mas, kamu sudah menjatuhkan talak kepadaku. Artinya mulai sekarang kita bukan suami istri lagi. Aku harap, kamu jangan mempersulit sidang perceraian kita nanti." Linda berkata dengan tenang.
ih aku kok gregetan yah 🤭