NovelToon NovelToon
Istri Bar-Bar Sang Pewaris

Istri Bar-Bar Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Nikah Kontrak / Romansa / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Fie F.s

Kayla Ayana, seorang karyawan di sebuah perusahaan besar terpaksa menerima tawaran untuk menikah kontrak dengan imbalan sejumlah uang.

Ia terpaksa melakukan ini karena ia harus bertanggung jawab atas biaya rumah sakit seorang wanita yang mengalami kelumpuhan akibat tertabrak sepeda motor yang ia kendarai.

Tapi siapa sangka, ia yang dinikahi dengan alasan untuk menepis isu negatif tentang pria bernama Kalandra Rajaswa malah masuk terlalu jauh dalam kerumitan keluarga yang saling berebut warisan dan saling menjatuhkan.

Pernikahan kontrak diantara keduanya bahkan sempat dicurigai oleh anggota keluarga Kalandra.

Akankah Kayla dan Kalandra mampu menyembunyikan fakta tentang pernikahan kontrak mereka?

Akankah cinta tumbuh diantara konflik-konflik yang terjadi?

Ikuti kisah Kayla dan Kalandra di Istri Bar-Bar Sang Pewaris.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fie F.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Luka

"Apa yang kamu katakan pada Oma, Kay?" tanya Kalandra saat sudah menutup pintu kamar dan mendudukkannya secara paksa di sofa.

"Mengapa kalian lama sekali di dalam kamar?"

"Apa oma mencurigai kita?"

"Dan apa yang kamu lakukan tadi? Aku meminta kamu berbaris bersama yang lain, bukannya menyambut di depan pintu seperti tadi."

"Bisa ku tebak, kamu pasti terlambat kan?"

Kalandra terus mencecar Kayla dengan banyak pertanyaan. Pria itu takut rahasianya terbongkar dan Riana menggunakan kabar itu untuk mengancamnya. Karena kalau sampai media tau, pemberitaan akan kembali ramai.

"Padahal aku sudah mengirim pesan pa...!"

Kayla menutup mulut Kalandra dengan tangan kanannya. "Kalau bertanya satu persatu. Aku tidak bisa menjawabnya sekaligus!"

Kalandra memegang tangan Kayla yang membungkam mulutnya. Lalu melepaskan nya dengan sekuat tenaga.

"Tangan kamu kotor, Kayla!" bentak Kalandra.

Kayla cemberut. "Makanya, jangan terlalu banyak tanya!"

"Aku hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan Oma kamu." Jujur Kayla.

"Pertanyaan-pertanyaan? Banyak?" tanya Kalandra semakin penasaran.

Kayla mengangguk pelan. Ia bersandar di sofa dan memijat keningnya. "Oma kamu menginterogasi aku!"

Kalandra menghelan nafas. "Sudah ku duga!"

"Kamu tau?" Kayla menegakkan duduk dan menatap Kalandra. "Aku deg-degan, Mas!"

"Ya ampun! Oma kamu benar-benar luar biasa."

"Tatapan matanya terasa teduh, tapi sekaligus mengintimidasiku," ucap Kayla penuh drama tapi ia mengatakan hal yang sejujurnya.

"Wajah datar dengan kerutan dimana-mana, tapi masih terlihat cantik. Luar biasa!" puji Kayla.

"Caranya memandang, Kamu benar! Dia sangat teliti dan aku merasa dia bisa membaca pikiranku!"

Kalandra menghela nafas. "Oma bertanya tentang apa, Kay?"

Kayla menatap Kalandra. "Maaf kalau aku salah menjawab pertanyaan Oma."

"Aku hanya mengatakan apa yang ku rasakan, dan yang sudah kita sepakati sebelumnya."

Kayla menceritakan semuanya tanpa ditambahi atau dikurangi. Kayla ingin Kalandra juga memikirkan dirinya yang sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman jika setiap hari harus menghadapi Riana dan Gia.

"Ku harap Oma percaya walaupun kecil kemungkinannya," ucap Kalandra.

"Oma tidak bertanya mengenai keluargamu?"

Kayla menggeleng. "Tidak. Mungkin baginya lebih penting untuk mengetahui tujuanku menikah dengan kamu dibanding dengan latar belakangku."

"Oma kamu luar biasa." Puji Kayla tak ada habis-habisnya.

"Ku rasa dia akan ku jadikan role mode," Kayla tersenyum lebar.

"Fashionnya keren. Tatanan rambut berubannya juga keren. Dan lipstick itu, uh! Ku rasa aku harus membongkar tas make up wanita tua itu!" Kayla menatap lurus ke depan dengan membayangkan wanita tua yang berhasil membuat jantungnya berpacu cepat sekaligus membuat dirinya terpesona.

"Duduknya seperti ini!" Dia menirukan cara duduk Oma di pinggir ranjang. Tubuh tegak dengan kaki rapat menjuntai ke bawah dan tangannya berada dipangkuan.

"Oh Tuhan, definisi wanita tua paling se*xy!"

"Buahahaha..." Kalandra meledakkan tawanya.

Kayla menatap Kalandra tak suka. "Mengapa tertawa?"

"Hahaha...Astaga Kayla! Patas saja aku merasa kamu berbeda. Ternyata memang benar, kamu berbeda. Kamu menyukai gaya seorang nenek-nenek tua, Kay!"

Kalandra menghapus setetes air mata diujung matanya. "Astaga! Kamu tidak demam kan?" Kalandra meletakkan punggung tangannya.

Lalu Kalandra memegang kepala Kayla dengan kedua tangannya. "Atau ada yang salah dengan otakmu?"

Kayla cemberut kesal. Ia melepas paksa tangan Kalandra dan menghempaskannya asal. "Dilarang kontak fisik berlebihan!"

Kalandra terdiam. Ia menatap Kayla yang selalu saja memperingatkannya tentang salah satu poin dalam perjanjian mereka.

"Jangan menatapku seperti itu." Kayla mulai gugup karena tatapan mata itu seolah mengunci tubuhnya.

"Kenapa?" tanya Kalandra. "Hatimu mulai berdebar?"

Kayla memutar bola matanya. Ya, karena aku wanita normal. Berbeda denganmu. Yang mungkin tidak akan lurus bahkan jika melihatku tanpa busana.

"Akui saja!" Goda Kalandra.

Kayla menatap tajam pria yang memasang ekspresi paling mengesalkan itu.

"Boleh ku beri saran?"

Kalandra diam.

"Oke. Ku anggap itu sebagai jawaban ya."

"Sesekali, periksa kan diri kamu ke seorang psikolog!"

"Terkadang baik, terkadang dingin, terkadang menjengkelkan seperti ini. Aku khawatir kamu punya kepribadian ganda."

Kalandra mendorong kening Kayla. "Sok tahu!"

"Jangan terlalu banyak membaca novel fiksi! Otakmu jadi terkontaminasi begini."

Kalandra berjalan menuju ranjang. Ia menghempaskan tubuhnya disana.

"Kamu sudah membeli gaun untuk malam ini, Kay?"

"Sudah!" Kayla menyalakan televisi dan mulai fokus pada benda segi empat yang menempel di dinding itu.

"Ku lihat kamu belanja banyak dan sepertinya barang-barang itu bukan untuk kebutuhan kamu?" Tanya Kalandra yang mendapatkan notifikasi di ponselnta karena Kayla membayar semua barang yang ia beli dengan kartu kredit yang Kalandra berikan padanya termasuk barang barang untuk Alif dan ibunya.

"Ya, aku membelikan barang-barang yang ku rasa penting untuk orang-orang yang menurutku berhak mendapatkannya."

"Berapa orang?"

"Hanya dua. Ibu dan anak."

Kalandra tertawa sinis. "Mengapa tidak kamu ajak saja semua orang penghuni panti sosial untuk ikut berbelanja bersamamu."

"Ide bagus. Lain kali akan ku lakukan!" Kayla membalas sindiran halus itu.

Kalandra tersenyum sinis. "Dasar wanita aneh! Itu sindiran, bukan anjuran."

"Aku hanya ingin berbagi."

"Tapi tidak dengan uangku, Kay!"

"Ah! Dasar pelit!" Celetuk Kayla. "Uang kamu tidak akan berkurang. Penghasilan kamu perbulan bahkan puluhan kali lipat dari apa yang ku berikan pada mereka."

"Bukannya pelit, aku juga menyumbangkan sebagian penghasilan ku ke salah satu panti asuhan."

"Kamu datang sendiri?"

"Tentu tidak. Aku langsung mengirim ke rekening panti."

Kayla mengangguk-anggukkan kepalanya. "Pantas saja."

"Sesekali datang lah! Beri barang-barang sederhana tapi benar-benar mereka butuhkan. Senyuman mereka pasti akan membuat kamu ketagihan untuk terus datang."

Kayla bersandar di sofa. "Senyum mereka membuatku merasa seperti flashback ke masa lalu."

"Saat ayah dengan memegang perutnya yang terasa sakit, pulang dengan membawa sepatu baru untukku." Kayla tersenyum membayangkan kenangan manis itu.

"Aku sangat senang."

"Saat ayah datang ke sekolah hanya untuk mengantar uang jajanku yang memang sengaja ku tinggalkan di meja karena aku tahu ayah sudah tidak punya uang lagi."

"Aku merasa disayangi."

"Saat ayah memberikan aku kado berupa jam tangan di hari ulang tahunku yang ke 17."

"Aku merasa diperhatikan."

Kayla mengusap air mata yang entah sejak kapan menetes di pipinya.

"Mengapa semua tentang ayah?" ternyata Kalandra sedari tadi sudah duduk di ranjang dan memperhatikan Kayla yang sedang berbicara mengenai hidupnya.

"Kemana ibumu?"

Kayla terkesiap. Ia menatap Kalandra yang ternyata sedang menatap dan menunggu jawabannya.

Kayla diam saja. Ia enggan menjawab karena sepertinya ia juga sudah terlalu jauh menceritakan tentang dirinya.

"Ya sudah kalau tidak ingin menjawab. Aku sudah tahu jawabannya."

Kayla menatap Kalandra.

"Aku tahu, apapun ceritanya, pasti menyisakan luka di hatimu."

"Tidak apa-apa. Percayalah, waktu akan menyembuhkan luka itu dengan sendirinya."

Kayla tersenyum miris. "Waktu tidak akan menyembuhkan luka. Tapi hanya membuat kita terbiasa."

1
Aqella Lindi
cerita melani sm jendral seru hor
Aqella Lindi
melani jodoh mu singa gila
Maria Magdalena
jodohnya kamu mel 😃😃
Binti Rusidah
Luar biasa
Fie F.s (Mama Adara) 💕: terima kasih ⭐ 5 nyaa
total 1 replies
Sabaku No Gaara
🤣🤣🤣🤣🤣 s7 bayik mah
Sabaku No Gaara
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mlhan marH dia
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Fie F.s (Mama Adara) 💕: terima kasih kak 😊
total 1 replies
Rina Wati
jangan lupa mampir ya kak di novel ku, judul nya "Kisah ku"
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
🥰
Wensy Gusno
cerita nya bagus
Wensy Gusno
ceritanya bagus
Dede Exis
Luar biasa
Dede Exis
ad kaca gx y??
Fie F.s (Mama Adara) 💕: 😅😅😅 lupa bawa kayaknya kak.
total 1 replies
Siti Aniah
benar oma
ridwan hidayat
good
Fie F.s (Mama Adara) 💕: terima kasih untuk rattingnya 😊
total 1 replies
Reni Setia
makasih author
nobita
bukan tembok aja Kayla... yg punya telinga tp juga semua perabot di rumah suamimu Kalandra
nobita
yang pastinya favorit dan like
Fie F.s (Mama Adara) 💕: Terima kasih atas dukungannya kak 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!