NovelToon NovelToon
Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Selama lima tahun pernikahan, Niken dan Damar tampak seperti pasangan sempurna di mata semua orang. Di balik senyum yang mereka pamerkan, ada luka yang mereka sembunyikan—ketidakmampuan untuk memiliki anak. Niken tetap bertahan, meski setiap bisikan tajam dari keluarga mertua dan orang sekitar menusuk hatinya.

Hingga badai besar datang menghantam. Seorang wanita bernama Tania, dengan perut yang mulai membuncit, muncul di depan rumah mereka membawa kabar yang mengguncang, dia adalah selingkuhan Damar dan sedang mengandung darah dagingnya. Dunia Niken seketika runtuh. Suami yang selama ini ia percayai sepenuh hati ternyata menusuknya dari belakang.

Terseret rasa malu dan hancur, Niken tetap berdiri tegak. Demi menjaga nama baik Damar dan keluarganya, ia dengan pahit mengizinkan Damar menikahi Tania secara siri. Tapi ketegarannya hanya bertahan sebentar. Saat rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Niken mengambil keputusan yang mengguncang. Ia memutuskan untuk bercerai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

☀️☀️☀️

Suasana kamar terasa dingin meski AC sudah dimatikan sejak sore. Tania duduk memunggungi Damar, menyandarkan tubuhnya pada bantal besar sambil memeluk guling erat-erat. Bibirnya manyun, matanya menatap kosong ke arah jendela yang tirainya masih setengah terbuka. Damar berdiri tak jauh dari tempat tidur, menatap istrinya dengan perasaan bersalah.

“Tania,” panggilnya pelan, penuh hati-hati. “Aku minta maaf soal Ibu tadi pagi.”

Tania mendengus, tapi tak menoleh. “Aku tidak menyentuh uang jatah bulanan Ibu, kok malah dituduh begitu?”

“Aku tahu. Aku percaya sama kamu,” Damar mendekat, duduk di sisi ranjang, berusaha menyentuh tangan istrinya. Tapi Tania cepat-cepat menarik tangan dan memeluk gulingnya lebih erat. “Tapi kau diam saja tadi waktu Ibu menuduh aku,” balas Tania, nada suaranya getir. “Seolah-olah kamu setuju dengan dia.”

“Aku tidak diam saja. Aku membelamu sebisaku, aku tidak mau memperkeruh suasana. Kamu tahu sendiri kan, Ibu gampang meledak. Tapi setelah itu aku sudah bicara ke ibu. Aku bilang jangan asal nuduh, apalagi kamu istriku, ibu dari anakku. Kamu berhak dihormati.”

Tania akhirnya menoleh, menatap wajah suaminya yang tampak lelah dan tulus. “Yakin kamu udah tegur Ibu?”

“Yakin. Dan aku janji, hal kayak tadi tidak akan kejadian lagi. Kalau sampai terulang, kamu bebas untuk menceramahi ibu di depanku.”

Tania menyipitkan mata, pura-pura tak percaya. “Serius?”

“Ia, serius,” ujar Damar mantap. “Tapi... kamu jangan marah terus ya. Aku kangen lihat kamu senyum.”

Tania diam sejenak. Lalu, dengan nada menggoda, ia berkata, “Aku mau baikan, tapi ada syarat.”

“Apa saja?" ucap Damar cepat, matanya berbinar.

“Aku minta uang belanja tambahan buat minggu besok, dan aku mau jalan-jalan sama teman-temanku. Kamu yang bayarin semua.”

Damar terkekeh pelan. “Cuma itu? Deal. Kamu tinggal kasih tahu mau belanja di mana, aku siap jadi supir sekaligus sponsor mu.”

Tania tersenyum kecil. “Oke, baikan.”

Damar lega. Ia mendekat, memeluk istrinya dari belakang, mencium pelipisnya penuh sayang. Tapi pelukannya tidak berhenti di situ. Tangannya mulai mengelus perut Tania yang mulai membuncit sedikit. “Kamu tahu tidak? Aku makin sayang sama kamu sejak kamu hamil,” bisiknya.

Tania menggeliat pelan, merasa geli sekaligus nyaman. Tapi ketika Damar mulai mencium lehernya, ia langsung mendorong pelan. “Sayang, aku sedang hamil. Aku takut kalau...”

Damar menggeleng lembut. “Aku tahu. Tapi aku juga manusia, Tan, sudah berapa minggu kamu cuekin aku di ranjang?”

“Aku capek, mual...”

“Aku tidak maksa. Aku janji pelan-pelan. Tidak akan menyakiti kamu, atau ganggu si kecil di perut.”

Setelah jeda beberapa detik, Tania akhirnya mengangguk pelan, masih dengan ragu. “Yang lembut ya. Jangan aneh-aneh.”

Damar tersenyum penuh kemenangan, lalu dengan sabar dan lembut ia memulai cumbuan yang tenang dan perlahan. Tak ada gerakan kasar, tak ada desakan. Malam itu hanya diisi bisikan mesra, sentuhan penuh cinta, dan detak jantung dua insan yang akhirnya saling memahami satu sama lain—di tengah gelombang emosi dan keajaiban kehamilan yang menyatukan mereka lebih kuat dari sebelumnya.

"Aku mencintaimu Tania," ucap Damar lirih beberapa saat usai mencapai pelepasan.

"Aku juga mencintaimu, Mas." balas Tania.

***

Damar tidur pulas di sisi kanan ranjang, dengkuran halusnya terdengar teratur. Wajahnya terlihat tenang, seolah dunia luar tak lagi penting setelah malam penuh keintiman bersama Tania. Tangannya masih menggenggam sisa selimut, sementara tubuh kekarnya terbalut tipis oleh kaus dalam yang tak sempat ia lepas sepenuhnya.

Tania menatapnya lama dari sisi ranjang, membiarkan jemarinya menelusuri perutnya sendiri yang mulai mengeras seiring usia kehamilan. Ada rasa bersalah di sana, tapi juga ada tekad yang tak bisa dibendung.

Dengan gerakan pelan, ia bangkit dari ranjang. Kakinya menjejak lantai tanpa suara, hafal benar posisi tiap ubin agar tidak menimbulkan derit yang bisa membangunkan suaminya. Ia mengambil tas kerja Damar yang tergeletak di sofa kecil dekat meja rias. Ritsleting tas itu dibuka perlahan, nyaris tanpa suara.

Dompet kulit hitam Damar segera ditemukan. Di balik tumpukan kartu dan beberapa kwitansi, Tania menemukan lembaran-lembaran uang seratus ribuan yang dilipat rapi. Ia menghitung cepat: lima ratus ribu.

Tak banyak, tapi cukup untuk memulai.

Ia menyelipkan uang itu ke dalam kantong kecil di dalam laci meja rias, tempat yang biasa ia gunakan untuk menyimpan perhiasan dan dokumen tak penting. Laci itu kemudian ia kunci rapat, lalu kembali merapikan tas Damar seperti semula. Semua gerakannya dihitung dan hati-hati, seperti pencuri yang sudah profesional.

“Maaf ya, Mas,” bisik Tania pelan sambil kembali duduk di tepi ranjang, menatap suaminya yang masih terlelap. “Aku cuma jaga-jaga. Bukan tidak percaya, tapi aku tidak mau bernasib seperti Niken. Tiba-tiba kamu duakan,”

Nama itu membuat Tania menunduk, teringat percakapannya beberapa minggu lalu dengan mantan istri Damar, yang sempat bertemu secara tak sengaja di sebuah butik. Niken, dengan nada dingin, sempat berkata, “Hati-hati dengan Mas Damar. Kalau dia bisa meninggalkan aku, kelak dia juga meninggalkanmu!"

Tania tak ingin bernasib sama. Bukan karena dia tak mencintai Damar, tapi karena ia sudah belajar bahwa cinta saja tak cukup untuk bertahan. Apalagi kini, saat ia mengandung anak mereka. Harus ada perlindungan. Harus ada perisai jika kelak cinta itu berubah arah.

Uang itu hanya permulaan. Pelan-pelan, Tania berencana menyisihkan sebagian dari uang belanja, uang jajan, atau bahkan dari sisa proyek-proyek Damar yang kadang ia bantu. Semuanya akan ia kumpulkan diam-diam, lalu suatu hari nanti, jika sudah cukup, ia akan belikan aset atas nama dirinya sendiri—tanah, emas, atau deposito. Apa saja yang bisa menjamin masa depan dirinya dan anak mereka.

Ia tahu Damar bukan pria jahat. Tapi siapa yang bisa menjamin? Dunia bisa berubah. Perasaan juga.

Malam itu, Tania kembali ke pelukan Damar. Ia membiarkan suaminya memeluknya erat, menyandarkan dagunya di pundaknya. Tapi dalam diam, ia sudah membangun benteng kecil. Sebuah perlindungan tak kasatmata—bukan dari rasa cinta, tapi dari rasa takut ditinggalkan.

Bersambung....

1
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
baru dua hari loh pacarannya, udah di lamar aja
Rahmawati
semoga ortu Bastian berubah pikiran dan menerima niken sbg calon mantu
Rahmawati
td salah ketik nama, yg ngobrol dengan Bastian masak Tania thor
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: terimakasih atas koreksinya. author keder, sudah di revisi ya😂🙏😘
total 1 replies
Rahmawati
Bastian pasti ada rasa nih sm niken makanya mau bantu niken
Rahmawati
ini nih tipe perempuannya yg gk mau dia ajak berjuang, maunya langsung sukses
Rahmawati
jgn ke pede an km damar,, gk mgkin niken ngemis minta rujuk sm km
Daneen
Semangat Thomas
Azizah Hazli
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih🙏
Rahmawati
km masih muda Tania seharusnya km bisa bekerja keras agar gk hidup susah
Rahmawati
ternyata damar cuma numpang dirumah niken
Rahmawati
aku mampir Thor
Daneen
Kapok lu damar
Uba Muhammad Al-varo
bagus
Vien Habib
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih sudah datang berkunjung🙏
Ma Em
Makanya Damar kalau sdh punya istri yg baik itu jgn bertingkah sekarang kerasa sama kamu kan perbedaannya antara Niken dan Tania, kalau sama Niken kamu dihargai dan di hormati tapi dgn Tani Kamu cuma dijadikan babu.
Ma Em
Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!