NovelToon NovelToon
Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Keluarga / Romansa / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:575.3k
Nilai: 4.3
Nama Author: Sadewi Ravita

Jika menurut banyak orang pernikahan yang sudah berjalan di atas lima tahun telah berhasil secara finansial, itu tidak berlaku untuk rumah tangga Rania Salsabila dan Alif Darmawangsa. Usia pernikahan mereka sudah 11 tahun, di karuniai seorang putri berusia 10 tahun dan seorang putra berusia 3 tahun. Dari luar hubungan mereka terlihat harmonis, kehidupan mereka juga terlihat cukup padahal kenyataannya hutang mereka menumpuk. Rania jarang sekali di beri nafkah suaminya dengan alasan uang gajinya sudah habis untuk cicilan motor dan kebutuhannya yang lain.

Rania bukanlah tipe gadis yang berpangku tangan, sejak awal menikah ia adalah wanita karier. Ia tidak pernah menganggur walaupun sudah memiliki anak, semua usaha rela ia lakoni untuk membantu suaminya walau kadang tidak pernah di hargai. Setiap kekecewaan ia telan sendiri, ia tidak ingin keluarganya bersedih jika tahu keadaannya. Keluarga suaminya juga tidak menyukainya karena dia anak orang miskin.
Akankah Rania dapat bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sadewi Ravita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Bertemu Mantan

Seminggu kemudian.

Rania sudah mantap untuk bercerai dengan Alif. Walaupun pria itu sangat baik dan masih memberi nafkah akhir-akhir ini, namun hatinya sudah mati rasa. Keputusannya sudah tidak dapat di ganggu gugat. Semua persyaratan seperti yang tertera di internet sudah ia siapkan. Bahkan hari ini dia berniat ke Pengadilan Agama untuk mengetahui penjelasan yang lebih detil, karena membaca di website membuat kepalanya pusing.

"Selamat pagi Pak, saya Rania. Saya ingin bertanya tentang masalah perceraian," ucap Rania.

"Oh boleh, silahkan duduk. Apa yang ingin ibu tanyakan?" tanya pria berumur di depannya.

"Saya ingin tanya bagaimana prosedurnya, lalu apa saja yang di butuhkan untuk menggugat cerai?"

"Sebelum saya jelaskan, kalau boleh tahu kenapa bu Rania sampai ingin menggugat cerai?" tanyanya.

Rania bingung untuk menjawab, bagaimanapun dia tidak ingin membuka aib keluarganya. Menurutnya biarlah dia dan suaminya yang tahu duduk permasalahannya.

"Bu Rania jangan malu, itu pasti nanti akan di tanyakan saat persidangan untuk mencari solusi yang terbaik. Bagaimanapun bercerai sangat di benci Allah, namun jika alasannya kuat itu diperbolehkan. Nanti akan ada mediasi dengan pihak tergugat, jika memang masih bisa di perbaiki kita akan membantu saat mediasi dan sidang," ucap pria itu.

"Oh begitu ya Pak, sebenarnya saya tidak ingin membuka aib dalam pernikahan saya, namun jika di butuhkan untuk keperluan sidang nanti akan saya ceritakan," balas Rania.

Rania menghela napas sejenak.

"Sebenarnya suami saja baik, hanya saja dia kurang bertanggung jawab. Ia tidak pernah memberi nafkah yang layak, bahkan jika saya punya penghasilan sendiri semua pengeluaran menjadi tanggung jawab saya. Ibu mertua saya juga sering menghina dan menyudutkan saya dan parahnya suami saya malah membela ibunya. Mereka berdua juga pernah menampar saya. Saya tidak pernah di hargai, saya ingin bercerai secepatnya,"

Pria tua itu tampak manggut-manggut mendengarkan cerita Rania, ia ikut prihatin dengan apa yang terjadi pada wanita itu. Kasus perceraian yang terjadi selama ini memang sebagian bermotif ekonomi dan karena ada campur tangan orang tua ataupun mertua. Kedua faktor tersebut menjadi penyebab teratas dalam kasus perceraian di pengadilan Agama.

Rania terus menyimak apa yang di sampaikan pria tua itu, tanpa ia sadar ada sepasang mata elang yang telah mengawasinya dari tadi. Bahkan pria itu dapat mendengar dengan jelas percakapan keduanya. Namun karena harus bekerja, pria itu tidak bisa mendengarkan mereka sampai selesai.

"Terima kasih sekali atas bantuannya ya, Pak," ucap Rania.

"Sama-sama, semoga masih ada jalan untuk bersatu. Jangan lupa berdoa dan semangat," balas pria itu.

Rania senang, bicara dengan pria tua tadi membuat hatinya sedikit lega. Saking bahagianya ia sampai tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang sibuk dengan dokumen di tangannya.

"Oh maaf, saya tidak sengaja,"

Rania segera mengambil kertas yang berceceran karena dirinya, pria itupun membantunya. Betapa terkejutnya dirinya mengetahui siapa orang yang ia tabrak tadi, ternyata dia adalah orang yang sangat dia kenal. Pria yang bertahun-tahun lamanya menghilang dari kehidupannya.

"Rangga? Ini benaran kamu?"

Rania terkejut melihat sosok tampan di depannya, mata elang yang selalu membuatnya jatuh cinta kala itu. Sayang pria itu harus melanjutkan studinya ke luar negeri waktu itu sehingga mereka terpisah dan putus hubungan bertahun-tahun lamanya. Rania sempat berharap tentang pria itu, namun ia sadar mungkin pria itu telah jatuh cinta pada wanita di luar negeri sana, saat itulah Alif datang dan berhasil mengobati patah hatinya.

"Rania, bagaimana kabar mu?" tanya Rangga.

"Alhamdulillah, aku baik. Kamu sendiri bagaimana kabarnya?" tanya Rania.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Sudah lama kita tidak bertemu, ayo kita mengobrol sebentar sambil makan,"

Rania segera jam di tangannya, masih ada waktu sebentar sebelum Alisa pulang.

"Baiklah, ayo,"

Mereka segera menuju food court di dekat sana, suasananya tidak terlalu ramai karena belum waktu makan siang.

"Hai Sayang, nama kamu siapa?" tanya Rangga kepada anak Rania.

"Bintang," jawab anak itu singkat.

"Bintang tampan sekali seperti mamanya, Bintang mau makan apa?"

"Aku mau es krim, Om,"

"Ok, tunggu di sini dulu ya,"

Rangga bergegas mencari kedai yang menjual es krim, cukup lama ia mencari, beruntung akhirnya dapat juga.

"Sayang, ini es krimnya cepat di makan ya," ucap Rangga.

"Makacih, Om," jawab anak itu.

"Duh maaf ya, anak ku sudah merepotkan kamu," ucap Rania merasa bersalah.

"Tidak apa-apa kok, justru aku ikut senang jika Bintang senang. Bye the way kamu kesini ada urusan apa, Nini eh Rania maksud ku?"

Duh pria ini masih ingat dengan panggilan sayangnya saat pacaran dulu, membuat Rania sedikit baper. Tapi ia sadar sekarang ia sudah bersuami, dia harus menjaga hati walaupun sebentar lagi akan bercerai.

"Aku sedang ada urusan saja, kalau kamu kenapa ada di sini?"

Rania berusaha menutupi apa yang telah menimpanya.

"Aku sedang mengurus kasus perceraian sepupu ku, sebenarnya baru pertama mengurus kasus seperti ini, itu juga karena di paksa olehnya," jawab Rangga.

"Wah cita-cita mu akhirnya tercapai menjadi pengacara, selamat ya Rangga. Aku ikut senang untuk mu,"

Pria itu menatap lekat kedua mata lentik Rania, membuat wanita itu salah tingkah dan memilih mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Tidak pernah ada kata putus di antara mereka saat itu, hanya karena terpisah ruang dan waktu membuatnya menerima cinta pria yang lain.

"Aku berharap suami mu tidak akan pernah menyia-nyiakan diri mu, wanita sebaik kamu tidak pantas di sakiti," ucap Rangga.

'Kamu tidak tahu apa yang terjadi pada ku selama bertahun-tahun. Aku sangat menderita, Rangga,' tentu saja itu hanya kata batin Rania.

"Aku cukup bahagia kok, bagaimana dengan mu? Kamu sudah punya anak berapa?" tanya Rania.

"Aku?"

Rangga bukannya menjawab malah tertawa.

"Kok kamu malah tertawa sih,"

"Aku masih sendiri Nia, tidak punya kekasih apalagi istri. Aku terlalu sibuk kuliah dan kerja, tidak sempat mencari wanita setelah dengan mu,"

Rangga bercerita dengan serius, sepertinya dia memang tidak berbohong. Ada rasa senang yang tumbuh subur di hati Rania, namun tentu saja ia menahannya agar tidak terlihat oleh pria di depannya.

"Aku tidak menyangka kamu masih sendiri, aku pikir kamu sudah memiliki wanita lain dan menikah,"

"Sepertinya aku akan menunggu janda mu,"

"Apa? Kamu bilang apa?"

"Tidak apa-apa, aku hanya bercanda kok. Jangan di anggap serius ya,"

"Oh baiklah. Maaf ya Rangga, aku harus pergi dulu karena harus menjemput kakaknya Bintang. Ayo Sayang kita pulang,"

Rania segera berlalu dari sana, namun baru beberapa langkah Rangga memanggilnya.

"Rania, bisakah kita bertemu lagi setelah ini?" tanyanya penuh harap.

1
Deli Waryenti
sidang perceraian adalah kasus perdata Thor, jadi gak ada jaksa. mohon survey dulu sebelum menulis
Deli Waryenti
surat dari Pengadilan agama
Deli Waryenti
tuh kan, makanya Rania kamu jangan lemah
Deli Waryenti
Rania oon...jangan lupa juga tanyain sama Alif masalah uang kontrakan rumah
Deli Waryenti
Rania plin plan
Deli Waryenti
alif lebay
Deli Waryenti
by the way Thor
Deli Waryenti
ternyata oh ternyata
Deli Waryenti
astaga...alif norak
Deli Waryenti
sukurin lu alif
Deli Waryenti
bapaknya alif anggota isti ya
Deli Waryenti
harusnya alif paham siapa ibunya
Deli Waryenti
ceritanya bagus dan bahasanya rapi, tapi kok sepi ya
Deli Waryenti
Luar biasa
Deli Waryenti
kok ada mertua begini
Deli Waryenti
buang saja mertuamu ke laut, Rania
Deli Waryenti
😭😭😭
Deli Waryenti
setujuuuu
Deli Waryenti
kerja apa sih si alif
Deli Waryenti
gak punya uang tapi masih merokok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!