NovelToon NovelToon
Jalinan Scandal Panas.

Jalinan Scandal Panas.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Konflik etika
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.

Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26 Baru Mengetahui.

Tidak lama Dokter keluar dari ruang ICU tersebut membuat Valery langsung menghampiri pria berjubah putih itu.

"Bagaimana keadaan Mama saya?" tanya Valery dengan wajahnya penuh dengan ketakutan.

"Kondisi ibu anda semakin memburuk, saya menyarankan untuk kembali membawanya ke Jerman," jawab Dokter.

"Apah!" pekik Valery.

"Dokter bukankah beberapa hari ini peningkatan kondisi Mama sudah jauh lebih baik, lalu kenapa harus dibawa kembali ke Jerman?" tanyanya yang tidak mampu mengendalikan diri.

Valery benar-benar takut terjadi hal buruk kepada wanita yang satu-satunya dia miliki.

"Saya hanya menyarankan demi kebaikan pasien. Saya mengerti bagaimana perasaan Nona Valery," ucap Dokter.

"Lalu jika di bawa ke Jerman artinya biaya yang dikeluarkan bukan sedikit?" tanya Valery memastikan.

"Nona benar, dan Nona pasti sudah tahu biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien selama berada di rumah sakit internasional Jerman," jawab Dokter.

Valery terlihat semakin sedih dengan penuh kebingungan dengan menyibak rambutnya ke belakang dan air matanya terus saja jatuh benar-benar khawatir dengan ibunya.

"Nona bersabarlah, semua keputusan ada di tangan Nona, kalau begitu saya permisi dulu," Dokter tersebut langsung meninggalkan Valery, karena memang tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan yang hanya bisa memberi saran dan semangat kepada keluarga pasien.

"Mama...." lirih Valery akhirnya memasuki ruangan ICU untuk melihat bagaimana kondisi ibunya.

Valery hanya bisa menangis bagaimana ibunya yang bukannya semakin baik dan justru semakin memburuk. Ternyata Dirga sudah berada di sana, berdiri di depan ruangan ICU.

Dirga melihat untuk pertama kali bagaimana wanita yang selama ini sangat kuat menurutnya dan sekarang menangis terlihat begitu lemah dan bahkan suara tangisi terdengar terisak-isak.

"Jadi selama ini Ibu Valery berada di rumah sakit, melihat dari kondisinya dan sepertinya memang sangat buruk. Apa mungkin ibu Valery sudah bolak-balik ke Luar Negeri, melihat apa yang dikatakan Dokter barusan yang membahas masalah kesehatannya," batin Dirga.

****

"Apa katamu?" Thalia tampak begitu kaget saat Valery menemui dirinya.

"Tante, Mama harus kembali dibawa ke Jerman. Saya mohon untuk membantu saya mengurus semua ini," ucap Valery memohon dengan serendah-rendahnya.

"Jika sudah seperti ini saja kamu datang ke saya dan memohon yang menghilangkan kesombongan kamu," sahut Thalia.

"Hanya Tante yang bisa membantu saya, saya juga selama ini bertahan karena Mama. Saya bertahan di perusahaan juga karena Mama dan ..."

"Kalau begitu jangan bertahan lagi di Perusahaan," Thalia memotong kalimat Valery.

"Tante ...."

"Valery saya benar-benar sangat muak dengan kamu, apa-apa selalu saja membawa-bawa nama ibu kamu. Kamu cukup lama bekerja di Perusahaan saya dan saya harus mengakui dengan jujur bahwa sangat banyak keuntungan yang didapatkan perusahaan saya di bawah naungan kamu. Tetapi kamu kerap kali membawa ibu kamu seolah-olah saya menahan kamu, saya muak dengan semua itu dan jika memang sudah tidak ingin bekerja di perusahaan dan maka pergilah!" ucap Valery.

"Tante memang sudah ingin mengeluarkan saya?" tanya Valery memastikan dan memang sikap Thalia belakangan ini berbeda kepadanya.

"Kamu sangat sombong, kamu merasa memiliki segalanya dan bahkan putra saya juga seakan-akan ingin kamu miliki. Saya hanya ingin menyadarkan kamu jika bukan karena uang saya kamu tidak akan bisa hidup dan sama dengan ibu kamu. Kamu pikir selama ini bayarnya saya berikan kepada kamu tidak main-main,"

"Jika sikap kamu bisa lebih baik lagi kepada saya dan menuruti apa yang saya mau termasuk apa yang saya inginkan kepada Dirga, maka saya akan mengurus ibu kamu untuk kembali ke Jerman dan kamu tahu biaya ke sana bukan main-main 3 miliar harus saya keluarkan, tetapi kamu sangat sombong," ucap Thalia menekankan.

Bukannya mencoba untuk menenangkan Valery di saat dia kesulitan dan ternyata justru Thalia mengajaknya bertengkar.

"Jadi kamu urus aja ibu kamu sendiri," lanjut Thalia.

"Tante tahu sendiri jika saya tidak bisa melakukan ini dan keuangan saya juga memburuk. Saya mohon tolong bantu saya dan hanya Mama satu-satunya orang yang saya miliki di dunia ini!" pinta Valery dengan air matanya yang tidak berhenti mengalir dan bahkan dia sudah merendahkan dirinya memohon di hadapan Thalia.

Ekspresi Thalia benar-benar datar, tidak ada keinginan sama sekali untuk membantu Valery justru seolah-olah menang melihat kondisi Valery yang sangat memperhatikan seperti itu.

Ternyata Dirga mendengarkan pembicaraan tersebut.

"Jadi selama ini Valery bekerja keras hanya untuk biaya ibunya, dia bahkan mendapat tekanan dari Mama. Valery bertahan hanya karena ibunya," batin Dirga akhirnya mengetahui mengapa manajernya yang selalu dituduhnya yang tidak-tidak itu memiliki alasan atas semua yang dia lakukan.

"Selama ini aku pikir dia sangat menikmati hasil kerja kerasku, Mama peduli kepadanya dan bahkan lebih percaya kepadanya dibandingkan aku. Ternyata dia juga mengalami tekanan yang sangat besar,"

" Aku berpikiran bahwa dia selama ini yang berkuasa dan Mama patuh kepadanya dan siapa sangka, dia harus patuh kepada Mama karena semua dalam kendali Mama," batin Dirga benar-benar tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja diketahui.

Dari raut wajah Dirga terlihat begitu simpatik terhadap permasalahan yang saat ini dihadapi manajernya yang terlihat kuat itu. Untuk kepribadian seperti Valery memang bisa saja dia langsung meninggalkan perusahaan itu tanpa ingin diatur oleh siapapun.

Tetapi dia harus bertahan di sana karena membutuhkan uang yang banyak untuk biaya ibunya. Valery bahkan tidak peduli orang-orang menganggapnya seperti apa dan termasuk Dirga yang selalu curiga kepadanya, memanfaatkan dirinya dan menilainya begitu sangat buruk.

***

Valery yang berada basecamp terlihat begitu sedih duduk di teras di lantai 2. Valery berdiri di pinggir pagar dengan kedua tangannya memegang pagar tersebut.

"Apa yang harus aku lakukan? Mama benar-benar harus dibawa ke rumah sakit, tapi biaya yang dikeluarkan tidak banyak. Mama membutuhkan biaya begitu besar dan sementara tabunganku sudah semakin menipis dan apalagi belakangan ini papa terus saja meminta uang,"

"Bagaimana aku menghadapi semua ini," Valery benar-benar kebingungan yang tidak memiliki tempat cerita untuk semua yang dia pendam sendiri.

Tiba-tiba saja tubuhnya dibalut oleh jas membuat Valery kaget dan menoleh ke belakang dan siapa sangka ternyata itu adalah Dirga.

"Kamu...." lirih Valery cukup kaget dengan apa yang di lakukan Dirga.

"Kamu ngapain malam-malam seperti ini di sini? Kamu tidak lihat cuaca begitu dingin," ucap Dirga begitu lembut berbicara padanya.

"Kamu sendiri ngapain di sini dan bukankah ini masih jam waktunya masih syuting?" tanya Valery.

"Valery mengapa dalam kondisi seperti ini dan kamu masih memikirkan orang lain, memikirkan pekerjaan orang lain dan bukan memikirkan diri kamu sendiri," ucap Dirga.

"Apa maksud kamu?" tanya Dirga.

"Kamu butuh uang bukan?" tanya Dirga.

Valery mengerutkan dahinya dengan pernyataan Dirga seolah-olah tahu masalah yang dihadapi saat ini.

"Kamu bisa pakai uangku untuk membawa ibu kamu kembali ke Jerman, kamu tidak perlu memintanya kepada Mama seperti itu," ucap Dirga.

"Apa maksud kamu?"

"Kamu mengetahui....?" Valery sudah bisa menduga bahwa laki-laki di hadapan itu seperti ia tahu masalah yang dia hadapi entahlah mungkin saja Valery berpikiran jika Dirga diberitahu oleh Thalia.

Bersambung....

1
Oma Gavin
disini yg paling yg goblok bin oon valery cuma jadi sapi perahan keluarga nya ngga ayah ibu kakak semua bermasalah yg ibu sakit"sn yg kakak gila yg ayah lucknut silahkan nikmati semua nya valery sampai titik darah penghabisan kamu yg stres dan mati jgn ambil tindakan dan melapor ayahmu ke polisi biarkan terus jadi parasit dasar ngga ngotak
Oma Gavin
nah dirga sudah tau permasalahan pelik ibu dan bapaknya saat kamu turun tangan dirga bantu valery secara materi dan nurutlah supaya valery ngga hrs ribut dgn ibumu yg gendeng
Oma Gavin
dirga salah pilih lawan ternyata valery santai saja hbs kehilangan kehormatan gimana perasaan dirga saat tau valery banting tulang cari uang buat pengobatan ibunya
Dew666
🍒🍒🍒🍒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!