NovelToon NovelToon
Dinikahi Kakek Impoten

Dinikahi Kakek Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Fantasi Wanita / Disfungsi Ereksi
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Apa Ini??

Rani dan kakek Malik pulang kerumah, namun bukan kerumah Malik tapi kerumah singgah kakek yang kini ditempati oleh Rani untuk sementara.

"Terima kasih atas kebaikan kakek. Entah bagaimana Rani bisa membalasnya." Ucap Rani tulus.

Begitu banyak barang belanjaan yang diberi kakek Malik untuknya, bahkan ia tahu detail satu barang itu bernilai fantastis.

Dan ia tak akan mampu mengembalikannya, apalagi tadi ia juga juga diajak jalan-jalan ditempat hiburan yang belum pernah ia kunjungi.

Rani terakhir datang ke sana saat ia masih kecil, itu pun sebelum ayahnya meninggal dunia dan menikahi ibu tirinya yang telah menelantarkannya.

"Tidak apa, kamu tenang saja. Saya tidak akan meminta bayaran ke kamu. Jika kamu ingin membalas kebaikan saya cukup kamu belajar dengan baik dan menjadi orang sukses kelak." Tukas pria berusia lima puluh tahun itu.

Rani tidak menjawab ia hanya menundukkan wajahnya karena saat ini ia sedang menitikkan air matanya, Malik bisa melihat air mata yang jatuh dilantai.

"Mengapa menangis? Ada yang salah dengan perkataan saya?" Ucap Malik.

"Tidak kek, hanya saja saya tidak tahu apa saya bisa sekolah lagi, sedangkan sekarang saya sudah di usir ibu tiri saya." Jawab Rani yang kini sudah mengangkat wajahnya menunjukan air matanya.

Malik yang saat ini duduk disampingnya hanya bisa memeluk bahunya seolah sang kakek menenangkan Rani yang sedang bersedih.

"Jika ada yng ingin kamu ceritakan, katakan saja. Saya akan mendengarkan dengan baik. Siapa tahu saya bisa membantu kamu." Ucap Malik tulus tanpa ingin mengambil kesempatan dalam hal ini.

"Sebenarnya wanita itu ibu tiri saya, ayah kandung saya telah meninggal dan ibu tiri saya menikah lagi."

"Lalu apa yang membuat ibu tiri kamu mengusir kamu?" Tanya Malik, karena baginya itu pertanyaan yang telah lama ingin ia ketahui jawabannya.

Namun saat itu ia enggan membahasnya, karena waktu itu Rani masih shock dan belum mau jujur padanya. Atau bisa jadi gadis itu masih sedih dan trauma.

"Waktu itu ibu tiri saya memergoki ayah tiri saya sedang......." ucap Rani jujur, dan menjelaskannya secara lengkap dan rinci.

Malik langsung terkejut bukan main dengan penuturan Rani, ia tak menyangka gadis sepolos Rani bisa diperlakukan tak baik oleh ayah tirinya.

"Jadi kamu sering di perlakukan tak senon0h oleh ayah tiri kamu?" Tanya Malik.

"Iya, waktu itu umur saya baru 16 tahun kek, saya.....saya telah di renggut olehnya." Tukas Rani yang kemudian menangis.

Sungguh Malik kini merasa iba dengan nasib yang dialami oleh Rani, apalagi sampai kejadian itu dilakukan berulang kali. Maka dari itu saat ia menemukan Rani berjalan dengan mengenakan selimut, barulah ia tau penyebabnya.

Dan apa yang Rani uraikan itu jujur apa adanya, Malik bisa melihat itu. Rani yang menangis reflek memeluk Malik.

Bagi Rani pelukan itu terkesan biasa karena saat ini ia begitu nyaman setelah ia cukup lama menutupi kejadian yang memilukan itu, ancaman dari ayah tirinya yang membuatnya harus merahasiakan perbuatan tak terpuji ayah tirinya.

"Kamu jangan menangis terus, lalu apa yang mau lakukan setelahnya? Tidak mungkin kan kamu kembali ke rumah itu?" Tanya Malik.

Rani melepaskan pelukannya, lalu ia mengusap jejak air matanya. "Saya tidak tahu kek, tapi itu rumah peninggalan saya dan telah dikuasai oleh ibu tiri saya." Tukas Rani yang begitu dilema.

Tidak mungkin ia kembali ke kehidupan yang penuh tekanan, terlebih ia ingin bebas dari cengkeraman ibu tiri dan ayah tirinya.

"Lalu apakah kamu akan berhenti sekolah?"

"Saya masih ingin sekolah, tapi tidak ada biaya." Jawab Rani jujur.

Terlebih bagi Rani sekolah itu penting, apalagi ia pandai dikelasnya. Hanya nasib yang tidak berpihak pada gadis belia itu.

"Saya akan membantu mengambil alih rumah itu untukmu, tapi ada syaratnya...." Ucap Malik.

Sinar kebahagiaan terpancar dari Rani, ia tak mengira bahwa kakek Malik akan membantunya untuk mendapatkan rumahnya lagi. Memang rumahnya tidak mewah namun ada kenangan yang tak bisa ia lupakan disana, termasuk kenangan saat ia kecil dan bersama orang tuanya.

"Tapi kek, apa yang harus saya lakukan untuk membalas semuanya? Saya tidak punya uang sepeserpun." Jawab Rani.

"Cukup kamu carikan saya orang pintar yang bisa buat perkutut saya berkicau lagi." Tukas Malik.

"Perkutut.....? Memang kakek pelihara burung ya?" Cetus Rani yang belum paham.

Malik pun menepuk jidatnya karena kepolosan gadis itu. " Yang di maksud itu perkutut dibawah saya." Jawab Malik yang tatapannya tertuju pada bonggol miliknya yang masih layu.

Sontak saja tatapan Rani tertuju pada bagian yang ditunjuk, ia pun paham maksud dari perkataan barusan yang tadi dijelaskan kakek Malik.

Rani hanya bisa tertunduk malu, wajahnya pun merona, Malik bahkan yang melihatnya begitu gemas dengan gadis yang malu-malu kucing itu.

"Sungguh sangat sempurna." Batin Malik tanpa terasa ia menjadi tertarik pada Rani.

"Kenapa saya jadi memikirkan hal itu, bodoh kamu Malik....dia gadis kecil masih sekolah juga." Batin Malik lagi bersuara, yang ia merutuki kebodohannya memikirkan hal kotor.

Rani kemudian mulai kembali mengangkat wajahnya untuk menatap wajah Malik yang duduk di sampingnya.

"Kakek punya penyakit itu??" Tanya Rani, tanpa harus menjelaskan detailnya.

"Iya Rani, bisakah kamu membantu saya. Apalagi ini menyangkut rumah tangga saya, istri saya sudah 5 tahun tidak saya nafkahi batin nya. Jujur saya merasa malu dan tak bisa membahagiakan istri saya." Terang Malik.

"Saya tahu ada seorang paranormal yang biasa menghidupkan perkutut kek. Tapi bayarannya sangat tinggi." Ucap Rani yang pernah mendengar selentingan dukun sakiti di desa itu.

"Benarkah? Kalo memang benar uang tidak akan menjadi masalah." Jawab Malik mulai merespon baik dan antusias senang.

"Besok saya akan antar kakek ke sana, sepulang sekolah bagaimana?" Ucap Rani.

"Baiklah....."

Keesokan harinya.

Malik menjemput Rani di sekolahnya, malam itu Rani dibelikan pakaian seragam sekolahnya oleh kakek Malik untuk melanjutkan sekolahnya yang tinggal beberapa bulan lagi.

"Rani....." Panggil Malik tangannya pun melambai pada sosok cantik dengan pakaian OSIS ketat dan rok yang diatas lutut.

Malik terpesona oleh keindahan yang tanpa sengaja atau dibuat buat oleh Rani.

"Kakek Malik...." Seru Rani yang langsung mendekati kakek tua itu.

Semua teman Rani menatap sinis pada Rani ketika gadis tercantik di sekolahnya itu dijemput oleh mobil mewah keluaran terbaru.

"Lihat di Rani, dijemput siapa itu....." Bisik para temannya.

"Gak tau, setahuku dia kan kere....." Sarkas teman perempuan yang lainnya.

Malik hanya mendengar obrolan pelan mereka saja yang terkesan sirik pada rani, pria tua itu sampai geleng-geleng dengan para gadis pada zaman sekarang yang kalo bicara tanpa di filter dengan baik. Omongan nya begitu pedas, itu yang ada dalam pikiran Malik.

Rani juga sempat mendengar mereka berbicara buruk tentangnya, namun ia acuh karena baginya saat ini sekolah lebih penting dari cuma hal yang tak penting macam itu.

"Ayo kek kita langsung saja." Ucap Rani.

"Oke, kamu duduk dibelakang sama saya saja." Titah Malik.

Rani pun menurut, ia masuk mobil dan duduk disebelah Malik. Selama di dalam mobil Rani terlihat sedang sibuk membaca buku materi pelajaran.

"Ehmm, kamu rajin sekali."

Rani pun segera menutup bukunya, " iya kek, saya harus secepatnya lulus dengan nilai baik supaya langsung cari kerja." Jawab Rani.

"Kamu tenang saja, jika kamu telah berhasil mengobati penyakit saya, tentu kamu akan dapat imbalan uang yang besar." Ucap Malik.

"Uang? Bukankah kakek akan membantu saja mengembalikan rumah peninggalan ayah saya ya? Yang diambil ibu tiri saya?"

Malik pun terkekeh, " iya benar, tapi saya juga akan memberikan kamu uang cash juga. Supaya kamu bisa hidup nyaman dan usaha kecil-kecilan Rani."

Mata Rani seketika membesar dengn kelopaknya yang bening seolah ia begitu senang dengan apa yang dikatakan oleh Malik barusan.

Rani pun senang, sampai ia tanpa sadar memeluk kakek Malik yang duduk disebelahnya. Buku catatannya sampai terjatuh, desiran itu mulai Malik rasakan, ia tak menampik bahwa hanya pelukan saja ia sudah mulai menghangat.

"Ada apa ini? Mengapa menjadi seperti ini?" Batin Malik.

1
Ara putri
semangat kak, jgn lupa mampir juga ya keceritaku PENJELAJAH WAKTU, HIDUP DIZAMAN AJAIB
vita
suka ceritanya menarik
Soraya
semangat thor lanjut
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya,

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!