NovelToon NovelToon
Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Konflik etika / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Tolong jangan sentuh saya, Pak." Ucap seorang gadis cantik berkacamata bulat dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu terisak pilu ketika mahkota yang selama ini dijaga, direnggut paksa oleh seorang dosen.

Azura Saskirana seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di ruang perpustakaan di malam hari yang sepi ditengah hujan badai. Zura hari itu memang sengaja ingin menyelesaikan skripsinya yang tinggal sedikit lagi selesai. Disaat bersamaan hujan turun dengan lebat disertai angin, membuat dia enggan beranjak. Karena tempat kostnya terletak lumayan jauh dari kampus, jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda baru akan pulang itupun dia masih harus berjalan kaki.

Garvin Reviano Agler, seorang dosen yang sudah lama menduda dan berhati dingin setelah pernikahan dengan wanita yang dicintainya gagal karena wanita itu lebih memilih pergi untuk mengejar karir. Malam itu Garvin dijebak oleh dosen wanita yang terobsesi dengannya dengan minuman yang sudah dicampur obat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Yang Berat

Di sebuah lorong rumah sakit nampak dua orang sedang berdebat cukup sengit. Keduanya mempunyai alasan kuat untuk mempertahankan pendapatnya sendiri.

"Garvin, pikirkan ulang tentang keputusanmu. Jangan terlalu terburu-buru mengatakannya pada dokter." Ucap mama Kalynda.

"Aku sudah memikirkannya, apa yang dikatakan istriku benar. Kita hanya manusia biasa..." Garvin mengambil nafas.

"Dokter mungkin mendiagnosa secara medis, tapi kita punya Alloh yang bisa membalik keadaan dengan keajaibannya. Aku akan mempertahankan ketiganya. Zura dan kedua anakku adalah hidupku."

"Tapi..." Mama Kalynda terlihat ragu.

"Tolong kali ini aku minta mama menghargai keputusan kami. Zura tidak akan mau jika anak kami menjadi korban." Tegas Garvin.

"Baiklah, mama akan ikut kamu bicara dengan dokter. Kita harus minta saran dokter cara untuk menjaga Zura dan kehamilannya. Kita tidak boleh lengah, mulai sekarang kesehatan Zura adalah prioritas." Ucap mertu Zura itu penuh tekad.

Dan disinilah Garvin serta mama Kalynda berada, berhadapan dengan dokter yang menangani kasus penyakit Zura.

"Dokter, mengapa saat bulan lalu menantu saya USG tidak terdeteksi adanya tumor? Dan saat sekarang ketahuan, tumor itu sudah besar dan juga ganas. Apa penyebabnya." Tanya mama Kalynda cukup penasaran.

"Benar dokter meskipun selama kehamilan istri saya baru dua kali periksa, tapi selama itu tidak terlihat adanya kecurigaan mengenai tumor."

"Baik, saya akan jelaskan secara medis. Dokter hanya manusia biasa yang mendiagnosa berdasarkan ciri dan keluhan pasien. Adapun saat USG tidak terdeteksi, karena alat juga bisa saja salah. Contoh kecilnya seperti ini, saat USG kandungan dokter hanya melihat ada satu janin. Tapi ternyata saat kelahiran, ada dua bayi yang keluar."

"Itulah kebesaran Alloh, Dia bisa menjadikan sesuatu nampak dan juga tidak terlihat. Yang bahkan terdengar mustahil dengan akal pikiran manusia. Adanya tumor kemungkinan sudah sejak lama, tapi saat dua kali periksa posisinya tertutup oleh dua bayi yang saling berdesak-desakan. Jadi, semua bisa terjadi meskipun itu diluar nalar." Penjelasan Dokter.

"Baik, kami paham. Tujuan kami kesini ingin menyampaikan keputusan yang pasti sudah dokter tunggu." Ucap Garvin sambil menetralkan detak jantungnya.

"Jadi apa keputusan Anda, saya harap apapun itu akan menjadi yang terbaik untuk keluarga Anda." Ucap Dokter begitu meneduhkan hati.

"Kami sepakat mempertahankan kandungan istri saya, hingga siap untuk dilahirkan."

"Mungkin terdengar egois, tapi istri saya punya keyakinan yang kuat jika dirinya akan bisa bertahan dan melalui sisa 3 bulan dengan kondisi aman. Istri saya percaya adanya keajaiban Tuhan." Ucap Garvin, Dokter pun mengangguk sambil tersenyum. Merasa terharu sekaligus bangga dengan keimanan kedua pasangan ini.

"Baiklah kalau begitu." Jawab Dokter.

"Tapi, saya ingin Dokter memberi saran dan masukan bagaimana cara menekan tumor supaya tidak bertumbuh semakin ganas." Ucap mama Kalynda.

"Saya akan memberi resep vitamin untuk memberikan penguat pada kandungan pasien, untuk obat tumor sendiri saat ini tidak saya berikan karena akan mengganggu perkembangan janinnya. Satu-satunya cara adalah dengan..."

"Menjaga pola hidup sehat, selama menunggu bulan kelahiran kurang lebih 3 bulan lagi. Pasien jangan dulu makan yang mengandung daging merah. Perbanyak makan sayur dan kacang-kacangan, juga buah-buahan. Konsumsi ikan boleh, tapi juga harus dibatasi. Paling baik adalah ikan salmon. Susu hamil boleh diminum asal sesuai dalam penyajiannya."

"Saya berdoa semoga Alloh memberikan jalan yang terbaik untuk keluarga Anda. Dan bisa menjalani ujian ini dengan ihklas serta lapang." Semua ucapan dokter tercatat sempurna dalam ingatan Garvin dan sang mama. Mereka berdua akan berupaya menjaga kesehatan Zura tetap stabil.

"Lalu apakah masih boleh bagi kami berhubungan intim?" Tanya Garvin.

"Aduh Garvin, tahan dulu sampai istri kamu sembuh. Gitu amat ya pikiran kamu, dasar mantan duda karatan." Marah mama Kalynda.

"Tidak apa-apa nyonya, memang sebaiknya bertanya dari pada tidak tahu." Ucap Dokter sambil tersenyum.

"Sebenarnya tidak ada larangan untuk pasien berhubungan badan dengan suami asalkan kondisinya sedang tidak lelah."

"Dan perlu dibatasi, jangan sampai berlebihan yang membuat adanya goncangan di rahim. Penyebab terjadinya pendarahan." Lanjut Dokter, Garvin yang mendengar itu pun terlihat bernafas lega.

"Baik dokter, terima kasih atas saran dan nasihatnya. Lalu kapan istri saya sudah boleh pulang?"

"Kondisi pasien sudah stabil, tapi kami masih perlu sedikit memantau."

"Maksimal tiga hari inap, setelah itu pulang pulang." Jawab Dokter.

"Baiklah, terima kasih dokter. Kalau begitu kami permisi dulu." Pamit Garvin dan mama Kalynda bersama.

Tiga hari kemudian, Zura sudah diperbolehkan pulang. Dokter menyarankan untuk rajin berolah raga, tapi tidak boleh terlalu lelah. Dengan bahagia, Zura melangkah keluar Rumah Sakit.

"Alhamdulillah, akhirnya aku boleh pulang. Terima kasih ya mas, sudah menerima dan mendukung penuh keputusanku."

"Keputusan kita sayang, mama juga setuju kok. Kita bersama akan menjaga kamu, supaya selalu sehat." Ucap mama Kalynda membuat Zura terharu. Mertua yang sangat menyayanginya, bahkan mungkin orang tuanya tidak akan sepeduli itu terhadap dirinya.

"Terima kasih mama, mas Garvin dan bik Tatik, tanpa kalian semua mungkin hidupku masih kosong." Sendu Zura, mengingat hidupnya yang selalu sendiri di masa lalu.

"Kamu tidak perlu berterima kasih karena kita adalah keluarga. Jadi jangan sungkan meminta pada kami, apapun itu. Bukan begitu mantan duda karatan?" Tanya mama Kalynda.

"Mama, duda itu statusku sebelum menikahi Zura. Ubah dong panggilannya, masak itu mulu." Protes Garvin.

"Mau dipanggil apa kamu?" Tanya mama Kalynda menatap konyol putranya.

"Hot daddy." Ucap singkat Garvin.

"Hah..." Zura tertawa terpingkal-pingkal, suaminya ini benar-benar lucu.

"Mas Garvin, kok kesannya kayak sugar daddy ya?" Tanya Zura.

"Bukan sayang, kan sebentar lagi mas jadi seorang papa dari dua bayi kembar kita. Apa lagi kalau bukan hot daddy."

"Iya iya hot daddy, beruntung sekali kamu menikah dengan Zura. Sudah cantik, baik, dan tentunya masih muda." Ejek mama Kalynda.

"Aku yang beruntung dinikahi oleh dosen sendiri ma." Ucap Zura.

"Pria idaman sejuta umat, aku begitu mengagumi sosok tegas mas Garvin ketika mengajar dulu. Dari rasa kagum itu muncul benih cinta, tapi hanya berani aku pendam dalam hati. Tapi sekarang sosok itu sudah menjadi milikku seutuhnya, bagaimana aku tidak bahagia. Terima kasih mama sudah melahirkan jodoh untukku." Ungkapan hati Zura.

Garvin yang mendengar curahan isi hati sang istri menjadi terharu, hatinya membuncah bahagia. Meskipun bukan cinta pertama baginya tapi, mencintai Zura memberikan pengalaman pertama dicintai dan mencintai secara ugal-ugalan.

"Terima kasih atas cintanya istriku, tapi sekarang kita harus turun karena sudah sampai rumah. Kamu tunggu sebentar, biar mas gendong."

"Aku bisa jalan sendiri mas, aku hanya hamil bukan lumpuh."

Tapi Garvin tidak peduli, baginya Zura adalah sesuatu yang sangat berharga. Wajib baginya untuk menjaga.

1
Patri Behel
Kecewa
Patri Behel
Buruk
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus dan sangat menarik
Erchapram: Terima kasih kakak.
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
kalo lu cerita ma garvin pasti dia bakalan nolong lu zura
𝐈𝐬𝐭𝐲
kok Zura bego bgt ya mau² saja, bukanya nolak atau pergi dri rumah🤦‍♀️
Erchapram
Terima kasih buat yang sudah support karya Othor, dengan memberikan like. Kalau boleh bantu subscribe dan beri ulasan bintang limanya. Terima kasih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!