Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyinden
Ibu kos masuk kedalam rumahnya dan langsung panik saat tahu ruangannya berantakan. Buku yang tertata rapi tergeletak di bawah dan di meja dengan posisi terbuka. Laci miliknya juga ikut terbuka.
"Astaga maling....," pekiknya tetapi dia langsung beralih ke tempat penyimpanan emasnya. Di kamarnya lantai atas. Padahal Dendy dan Key bersembunyi dibawah tangga tersebut.
Begitu Ibu kos sudah naik ke atas, Dendy dan Key keluar dari rumahnya dengan berlari kecil.
"Huhh selamet,"
"Sekarang aku tahu misteri silam, dan kemungkinan yang melakukannya adalah orang yang sama Key. Tapi aku ga tahu alasan dia mencelakai teman kamu itu, Aku rasa dia hanya ingin memberikan pelajaran," ucap Dendy
"Lalu seperti apa ceritannya? Apa ibu kos juga termasuk orang yang dicurigai?"
Dendy berjalan perlahan ke teras rumah, tetapi dia tidak duduk di kursi melainkan duduk selonjoran di lantai.
"Kamar kos yang gak boleh dibuka itu, kamar Sekar,"
"Sekar itu siapa? Penghuni kos sebelumnya?" tanya Key
"Bukan, dia anak pertama dari pemilik rumah ini. Dukun itu menyukai Sekar tetapi wanita itu tidak menyukainya dan terus berkata kasar. Akhirnya si Dukun memikatnya dengan ilmu hitam miliknya seperti susuk pemikat. Sekar terpikat dan dia sendiri yang menggoda dukun itu. Lalu mengajaknya ke kamar. Tetapi setelah Dukun itu pergi, Sekar merasa jijik atas apa yang dia lakukan. Hal itu terus berulang hingga Sekar mengandung anaknya," ungkap Dendy
"Terus,"
"Sekar pergi ke dukun lain agar dirinya tidak bisa diguna-guna. Alhasil saat si dukun melamarnya, Sekar tidak terpikat sama sekali. Lamaran ditolak dengan mengucapkan kata kasar. Orang tua si dukun sampe kena serangan jantung lalu meninggal di tengah jalan,"
"Lalu si dukun dendam?"
"Betul, dia mengirimi Teluh agar tidak ada pria yang mau mendekatinya. Dukun itu perlahan membuatnya sekarat dengan sakit yang ia derita sampai akhirnya meninggal,"
"Ckckck, itulah mengapa lebih baik jaga mulut dan perkataan kita walaupun kita tidak menyukai orang itu. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran penting. Karena kita tidak tahu maksud hati seseorang. Kalau sudah sakit hati sampai menaruh Dendam apa mau dikata, nyawa pun bisa melayang,"
"Iya sayang, dan sepertinya dukun itu juga sakit hati terhadap ketiga teman kamu atau bisa saja, dia tidak tahu nama dari ketiganya sehingga ia menaruh Teluh pada atap kos kamu. Kalau tidak, ular itu tidak akan datang dihari itu untuk menolak bala,"
Ibu kos pergi ke rumah Kosnya, dengan keadaan panik.
"Ada maling yang masuk ke rumah saya, tapi tidak ada barang berharga yang hilang. Kamu lihat tidak ada seseorang yang masuk kerumah saya?" tanya Ibu kos
Dendy dan Key menggeleng bersamaan, padahal mereka sendirilah orang yang masuk saat itu.
"Kita tadi pergi Bu, tapi beberapa menit kemudian kita balik dan tidak ada yang masuk kerumah ibu,"
"Mungkin saat kalian pergi dia masuk. Coba kamu tengok dulu kamar kamu," suruh Ibu kos
Dan Key pun menurutinya, ia masuk mengecek ke dalam tapi dia tidak mengecek apapun. Hanya saja dia merasakan ada seseorang yang berdiri di depan jendela. Key tidak bisa melihat tapi ia bisa merasakannya.
Saat Key berusaha tidak memikirkan apa yang dia rasakan, Key merasa seperti ada yang berusaha merasuki dirinya. Dengan mudah Arwah gentayangan Sekar masuk kedalam raga Key. Dia berdiri menghadap jendela sembari memainkan rambutnya yang panjang. Kemudian menyanyikan sebuah tembang.
Nalikane mripat iki wis ketutup,
Nana sing bisa nulungi,
Terjemahannya:
Disaat mata ini sudah tertutup,
Tidak ada yang bisa menolong,
Ibu Kos yang berada di teras mendengarkan seseorang yang sedang menyinden. Lagu tembang yang pernah dinyanyikan kakak perempuannya.
Dendy yang sebelumnya mendengarkannya menyinden kemudian menoleh
"Ibu kos juga mendengar? Lalu siapa yang menyanyikannya?" Dendy merasa tak asing dengan suaranya
Ibu kos membuka pintu ruang tamu dan melihat Key menyanyikan sebuah tembang macapat.
Kajaba laku kang luhur,
Kang ditampi marang Gusti,
Aja ngibadah kang awon."
Terjemahannya:
Selain amal kebaikan,
Yang diterima oleh Tuhan,
Jangan berbuat hal buruk.
"Ini....Kak Sekar seringkali menyanyikan tembang megatruh ini," gumam Ibu kos sembari menatap Key.
Key dengan tatapan kosong menatap ke jendela dengan menyisir ujung rambut dengan jemarinya. Dendy bisa melihatnya itu bukan Key, dia dirasuki.