NovelToon NovelToon
GADIS PILIHAN PERAWAT TAMPAN

GADIS PILIHAN PERAWAT TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:633.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mutia Kim

Seorang gadis berparas cantik yang banyak disukai dan digilai oleh para lelaki, bahkan sampai seorang pria tampan yang berprofesi sebagai perawat pun terpesona dan langsung menyukainya sejak awal pertemuan mereka.

Perawat itu sampai berharap jika suatu hari nanti takdir akan mempertemukannya kembali dengan gadis yang ia sebut dengan kucing cantik. Nama panggilan yang manis bukan?

Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali ketika Ayah dari gadis itu di rawat di rumah sakit tempat si perawat bekerja.

Tapi apakah mereka ditakdirkan untuk bersama dan bersatu?
Yuk ikuti kisah mereka selanjutnya🤗



Instagram : @mutiakim09
FB : Firdamutia Ramadhina

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Sudah seminggu Alfian di rawat di rumah sakit, tepatnya di ruangan ICU.

"Ayah sehat yuk, Rora janji bakal beliin es krim sama permen banyak-banyak deh buat ayah." Aurora berbicara sendiri, karena lawan bicaranya sudah tertidur pulas setelah selesai minum obat.

"Eh nggak usah deh, nanti gigi ayah bisa ompong kalau banyak makan permen sama es krim."

Irsyan yang memang berada di dalam ruangan ICU itu hanya bisa melipat bibirnya dan menahan tawa saat mendengar ucapan Aurora yang menurutnya lucu. Ah, sungguh kucing manisnya ini sangat menggemaskan dan minta di karungin.

"Atau nanti Rora bikinin cucu deh buat ayah, tapi ayah harus sembuh dulu ya."

UHUK!

Irsyan tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan Aurora.

"Heh, mulai nakal ya," gumam Irsyan.

TING!

Suara pesan masuk di handphone milik Aurora.

"Siapa dah yang ngirimin gue pesan?" Aurora membuka pesan masuk di handphonenya tersebut.

ANDRE GANTENG, nama dari salah satu sahabatnya lah yang muncul di lock screen handphonenya. Karena penasaran, Aurora segera membuka pesan dari Andre.

Rora cantik kayak mimi peri, sekarang lo harus ke hotel tempat gue bekerja deh. Gue ngeliat si Rivanjing masuk ke dalam hotel sama cewek lain. Cepet kesini biar lo bisa melabrak dia sama selingkuhannya!

Sungguh Aurora terkejut membaca isi pesan dari Andre, jantungnya pun berdegup kencang, ia sangat takut jika benar kekasihnya itu selingkuh dibelakangnya. Tapi jika itu memang benar adanya, mungkin ia akan melepaskan dan merelakan Rivan, karena ia sangat benci dengan perselingkuhan dan penghianatan.

Aurora langsung buru-buru memasukkan handphone dan memakai tas selempang nya. Ia pun sempat izin terlebih dahulu dengan Irsyan.

"Mas Irsyan." suara lembut Aurora mengalun indah di telinga Irsyan.

"Ya Aurora?" Irsyan menatap wajah Aurora.

"Aku titip ayah ya, soalnya aku ada urusan mendadak. Bentar lagi ibu sama adikku datang kok," ucap Aurora dengan tempo terburu-buru.

'Dia mau kemana? Kok cemas gitu mukanya.' tanya Irsyan dalam hatinya.

"Iya kamu tenang aja, aku pasti akan jaga ayah kamu karena itu udah kewajiban aku sebagai perawat," ucap Irsyan lembut.

Mungkin jika ucapan Irsyan itu di dengar oleh perempuan lain, di pastikan perempuan itu akan salah tingkah dan meleleh ketika mendengar ucapannya yang sangat lembut.

"Makasih Mas. Aku pergi dulu." Aurora pun keluar dari dalam ruangan ICU.

...****************...

Setelah menempuh waktu selama 20 menit, Aurora pun sampai di Hotel Rafflesia, tempat Andre bekerja.

"Rora," panggi Andre, ternyata laki-laki itu sudah menunggunya di depan lobby hotel.

"Di kamar nomor berapa tempat mereka Ndre?" tanya Aurora to the point.

"Di kamar 1269, ayo kita kesana."

Aurora mengangguk, lalu mereka berdua melangkah kan kakinya dengan cepat menuju ke kamar tempat Rivan dan gadis selingkuhannya berada.

TOK! TOK! TOK!

Aurora mengetuk pintu kamar hotel dengan sabar. Ia tak boleh membuat keributan di hotel tersebut, tapi tidak tau kalau nanti seperti apa, kita lihat saja.

CEKLEK!

Seorang perempuan cantik membuka pintu kamar hotel mengenakan handuk kimono yang menutupi tubuhnya.

"Anda siapa dan mau cari siapa ya?" tanya perempuan itu dengan wajah bingung.

Seorang laki-laki ikut melihat keluar karena penasaran dengan orang yang menganggu kesenangan mereka berdua, namun betapa terkejutnya ia melihat siapa yang datang.

"Siapa yang datang say... Aurora!" pekik laki-laki itu, ia sangat terkejut melihat keberadaan Aurora, jantungnya berdegup kencang dan keringat dingin pun keluar dari pelipisnya.

"Hai mas Rivan," sapa Aurora santai, walaupun di dalam hatinya sangat ingin mengumpat dan memukuli dua orang di depannya ini.

"Ka-kamu ngapain disini?" tanya Rivan dengan terbata-bata.

"Dia siapa Mas?" tanya perempuan itu.

"Ah kenalkan saya pacar, eh lebih tepatnya sih calon mantan pacarnya mas Rivan," ucap Aurora tetap dengan nada santainya.

"Maksud kamu apa Aurora! Kamu masih pacar aku!" ucap Rivan marah tak terima dengan ucapan Aurora, sampai ia lupa dengan keberadaan perempuan disampingnya.

"Apa-apaan ini Mas?!" bentak Marissa. Ya perempuan itu adalah Marissa. Jujur, Marissa sangat bingung dengan situasi ini. Rivan menghiraukan ucapan Marissa.

"Please dengerin penjelasan aku dulu Ra," ucap Rivan. Tangannya ingin memegang tangan Aurora, namun Aurora langsung menghindar.

"Penjelasan apa lagi Mas? Sudah jelas-jelas sekarang di depan mataku kamu berselingkuh dengan perempuan lain! Apa kurangnya aku sampai kamu berbuat seperti ini Mas? Apa hah?!" sentak Aurora dengan wajah dan mata yang sudah memerah, ia mati-matian menahan agar air matanya tidak terjatuh. Karena di dalam kamus hidupnya, ia tak boleh menangis karena seorang lelaki bejat seperti di depannya ini.

"Rora aku ..."

"Dan apa ini yang kamu bilang sibuk itu? Sibuk dengan selingkuhan mu, iya?!"

"A-aku..."

BUGH!

Aurora langsung memukul wajah Rivan, karena tangannya sudah gatal dari tadi ingin memukul wajah lelaki itu. Tentu saja Rivan, Andre dan Marissa membelalakkan matanya sungguh mereka terkejut dengan tindakan Aurora.

Pukulan Aurora membuat Rivan limbung hampir terjatuh, ujung bibirnya pun sedikit sobek dan berdarah, memang pukulan Aurora tidak main-main.

"Woah good job, Aurora! Sebenernya sih dari tadi gue yang pengen nonjok wajah sok ganteng bajing*n tengik ini," ucap Andre tersenyum sinis menatap Rivan.

"Rora please maafin aku," ucap Rivan dengan muka memelas nya. Marissa disana sudah seperti patung dan tidak dianggap keberadaannya.

Aurora menghela napas, "Iya aku maafin kamu." Tentu saja Rivan sangat senang mendengarnya.

"Serius lo maafin buaya got itu, Ra?" tanya Andre tak percaya dengan ucapan Aurora yang dengan mudah memaafkan Rivan.

"Beneran kamu maafin aku sayang?" tanya Rivan seraya menggenggam tangan kanan Aurora.

"Iya aku maafin kamu tapi ..." Aurora memajukan wajahnya ke telinga Rivan.

"In your dream, jerk." lanjut Aurora tersenyum miring, rahang Rivan mengeras dan tangannya pun terkepal kuat menahan amarah mendengarnya. Aurora menghempaskan tangan Rivan yang menggenggam tangannya.

"Gue bakal maafin semua kesalahan, tapi tidak dengan perselingkuhan, karena gue paling benci yang namanya perselingkuhan dan pengkhianatan, Rivan!" ucap Aurora emosi yang menggebu-gebu.

Habislah kesabarannya, ia harus segera menyelesaikan hubungan toxic ini. Aurora pun sampai merubah cara bicaranya pada Rivan.

"Tapi aku masih cinta sama kamu, Ra."

"Cih persetan dengan cinta! Mulai detik ini kita nggak ada hubungan apa-apa lagi RIVANDA FERDIANSYAH!" Aurora menekankan nama Rivan di akhir ucapannya.

"Gue berharap lo nggak akan pernah menampakkan batang hidung lo di depan gue lagi, camkan itu!"

"Tapi Ra ..." Rivan memegang tangan Aurora dan kembali dihempaskan kasar oleh Aurora.

"Jangan pegang-pegang gue, tangan lo bau azab soalnya." Dirinya merasa jijik ketika Rivan memegang tangannya.

Orang yang setia akan kalah dengan orang yang setiap harinya bertemu, ungkapan itu cocok untuk hubungan Aurora dan Rivan. Aurora yang setia akan kalah dengan Marissa yang setiap hari bisa bertemu dan bersama dengan Rivan di tempat kerja bahkan di luar seperti saat ini.

"Yuk, pergi dari dua penghuni neraka ini, Ndre." ajak Aurora pada Andre, dengan cepat Andre mengangguk.

Namun sebelum itu Andre menepuk sekilas pundak Rivan, "Sadar bro, mana manusia mana setan, mana berlian mana sampah, mana keindahan dan juga mana babi."

Andre tersenyum miring, lalu menatap tajam ke arah Marissa. Yang ia maksud berlian dan keindahan itu sudah jelas untuk Aurora.

Setelah itu Andre pun pergi meninggalkan Rivan dan Marissa, entah apa mungkin yang bakal terjadi di antara mereka selanjutnya.

Aurora berjalan beriringan bersama Andre. Terlihat dari raut wajah Aurora yang biasa saja, tanpa ada raut kesedihan disana.

"Rora." panggil Andre.

Aurora menatap Andre, "Kenapa?"

"Lo nggak sedih? Biasanya cewek kalau udah putus cinta pasti menangis meraung-raung gitu, kayak si Keran kemarin pas dikhianati sama si pilot brengsek."

"Idih gue nggak kayak gitu kali, Ndre. Kalau lo tanya gue sedih apa nggak? Tentu saja gue sedih, tapi lebih banyak rasa leganya sih, karena gue terlepas dari hubungan toxic gue sama manusia bejat nggak tau diri itu," ucap Aurora mengembangkan senyum leganya.

Ah, rasanya ia ingin sekali merayakan hari ini dan mengumumkan ke seluruh dunia tentang kabar kandasnya hubungan dia dengan Rivan. Sepertinya gadis perawan satu ini pikirannya sudah mulai tidak waras.

Senyum Andre pun ikut mengembang melihat senyum sahabatnya itu,

"Akhirnya sahabat gue yang cantik ini sadar juga." Andre menepuk-nepuk pelan kepala Aurora.

"Maafin gue ya, karena gue nggak pernah percaya sama kata-kata kalian." sesal Aurora.

Memang sering kali keempat sahabatnya memberitahukan dirinya tentang Rivan yang selingkuh dengan perempuan lain, tapi bodohnya ia tak pernah mempercayai semua ucapan dari keempat sahabatnya itu.

"Santai aja, Ra. Kita ngerti kok. Mata lo kan kemarin masih ditutup sama peletnya si Rivan." Andre merangkul pundak Aurora.

CTAK!

Aurora menyentil dahi Andre. Sentilannya lumayan membuat dahi Andre memerah.

"Heh, nggak boleh suudzon gitu sama orang!"

Bukannya membela sang mantan kekasih, tapi dia tau jika Rivan tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti itu untuk mendapatkan hatinya.

"Aduh, jangan KDRT dong, Ra!" sungut Andre memegang dahinya seraya mengelusnya.

"KDRT-KDRT, gue bukan istri lo kadal buluk!"

Setelah mengatakan itu Aurora langsung pergi meninggalkan Andre.

"Eh Rora tunggu." Andre pun langsung mengejar Aurora.

...----------------...

To be continued.

1
Nartik Najs
kenapa ada pelakir dih thorr😭
Nartik Najs
knp ya irsyan ngak mau langsung nembak sih Thor..🤣
Nartik Najs
nyimak dulu aja Thor👍👍
Nartik Najs
lanjut Thor nyimak dl
Rahmah Hibah
semoga rumah tangga Caca dan Aril baik-baik saja 😅😅😅
Rahmah Hibah
iihh Aril jangan gitu harusnya kamu tidur bareng biar kalian Deket gituu looh 🤭🤭🤭
Rahmah Hibah
siapa ya? apa itu Ryan orang yang mau menghancurkan masa depan Aurora dan sekaligus rekan kerja Aurora. waduuh Irsyan harus hati-hati nih jaga istri mu Syan. 😅😅😅
Rahmah Hibah
o my God Aril SMA Caca mau nikah? waaah congratulation yaa jangan lupa undangannya 🤣🤣🤣
Rahmah Hibah
setelah sekian lama menanti update bab juga .. dah lama nii aku nunggunya and finally kesabaran ku terbayar juga nunggu update novel ini
Ira Caem💋
Luar biasa
Agus Yuwono
bGus
Ranindia Putri☘️
Kutunggu karya-karyamu selanjutnya Thor🌹
Rifqi_NH
Novel recommended👍
Cantika Putri
Aurora dan Irsyan cerita paling favorit ❤️
Ita🐰
Ditunggu novel-novel selanjutnya🙏
Laela Kurnia
novelnya panjang, tapi seru💃
Laela Karunia
Novel yg slalu aku tunggu-tunggu upnya🔥
Wiwit💅
Harus dibaca sampai akhir sih ini🥰
Rozi Hakki
Novel favoritku❣️
Suharni Gumba Ibrahim
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!