Awalnya Andien begitu dingin pada seorang pria tampan yang sedang melakukan kkn di wilayah tempat tinggalnya.
Reza yang begitu terpukau dengan kecantikan Andien berusaha mendekati gadis itu dengan segala cara.
Ketika Reza mampu menaklukkan hati Andien hingga gadis ini hamil. Sayangnya Reza ingkar dengan janjinya saat merenggut kesucian Andien.
Gadis ini akhirnya meninggalkan tanah air dan menerima bea siswa dari universitas luar negeri yang pernah ia daftar. Di sanalah ia melahirkan bayi kembar empat yang merubah hidupnya menjadi wanita tangguh mengurus ke empat anaknya.
Tujuh tahun berlalu, Reza dipertemukan kembali dengan Andien ketika keempat anaknya tercatat sebagai bocah jenius yang mampu menciptakan alat perekam digital yang mampu menembus pasar gelap bagi para mafia.
"Apakah Andien akan memaafkan Reza yang pernah mengabaikan permohonannya?"
"Apakah Reza mau mengakui kepada dunia untuk anak kembar empat yang pernah ia minta untuk digugurkan?"
Ikuti perjalana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Excited
Andien mengantar keempat anak kembarnya ke sekolah mereka yang masih di jenjang pendidikan tingkat taman kanak-kanak. Keempat anak itu memiliki kelebihan mereka masing-masing.
Hari itu, ibu gurunya sedang memberikan pelajaran penjumlahan. Keempat anak ini menyelesaikannya dalam waktu satu menit dalam sepuluh soal. Gurunya melihat hasil kerja mereka dan ternyata benar semua.
Karena merasa teman-teman mereka belum menyelesaikannya, guru itu iseng dengan memberikan soal yang langsung di tulis di dalam buku mereka dengan penjumlahan yang lebih besar dan soal yang berbeda, bukan hanya penjumlahan lagi melainkan dengan pengurangan.
Bagi keempat anak itu, tidak masalah. Mereka juga menyelesaikan dalam waktu satu menit sementara teman yang lain masih sibuk berhitung.
Kedua guru itu saling berpandangan melihat hasil kerja mereka. Timbul keisengan yang lebih besar mereka menulis penjumlahan campuran yaitu penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian yang biasa dikerjakan anak usia kelas lima SD. Soal yang cukup sulit untuk seusia anak TK.
Seperti biasanya dalam waktu kurang dari 2 menit keempatnya mengumpulkan tugas mereka membuat guru itu tercengang. Lagi-lagi keduanya saling bertatapan lalu memeriksa tugas keempat muridnya dengan seksama.
Betapa terkejutnya kedua guru itu ketika melihat semua jawaban itu benar semuanya.
"Sekarang kalian boleh istirahat duluan." Ucap Ibu Alicia.
"Terimakasih, miss!" Keempat anak itu keluar dengan tertib dan mulai main dengan fasilitas yang ada. Calista yang lebih senang menyusun lego nampak asyik sendiri tanpa mempedulikan ketiga saudaranya.
Ibu Alicia langsung menghadap ke kepala sekolah untuk menunjukkan hasil tugas yang diberikannya kepada keempat anak kembar Andien.
"Ibu Brenda, tolong lihat ini!" Ucap Miss Alicia seraya menyerahkan keempat buku yang berisi tugas matematika milik siswanya yang sangat istimewa.
"Apa maksudnya ini?" Tanya kepala sekolah yang tidak mengerti bawahannya menyodorkan tugas matematika yang bukan berasal dari siswa taman kanak-kanak.
Miss Alicia menceritakan kronologi kepada kepala sekolah mengenai keisengannya.
"Astaga!" Apakah sekolah kita memiliki anak-anak jenius?" Tanya kepala sekolah yang begitu excited pada siswanya.
"Mereka adalah si kembar empat ibu," ucap Miss Alicia dengan wajah sumringah.
"Panggil mereka sekarang untuk menghadapku!" Titah kepala sekolah kepada Miss Alicia.
"Baik Bu!"
Miss Alicia menghampiri keempat anak itu dan mengarahkan mereka ke kantor kepala sekolah.
"Selamat pagi sayang!" Sapa Miss Brenda dengan sangat ramah.
"Pagi!" Jawab keempatnya serentak.
"Tolong perkenalkan nama dan hobi kalian masing-masing!" Mulai dari yang kanan duluan.
"Nama saya Sultan Alfarizi, hobi saya membaca dunia teknologi."
"Nama saya Pangeran Al-Ghifari, hobi saya membaca dunia politik."
"Nama saya Ratu Camilla, hobi saya membaca dunia antariksa.
"Nama saya Putri Calista, hobi saya membaca buku dunia kriminal."
Duaaar...
"Terimakasih atas perkenalan kalian, sekarang Miss mau tanya. Mengapa kalian bisa menyelesaikan semua soal matematika ini dengan mudah?"
"Kami sudah belajar berhitung di usia kami dua tahun. Mama selalu menjadikan pelajaran seperti permainan. Kami menghafal perkalian dan pembagian setiap kali melakukan kesalahan. Kami juga selalu melihat ibu kami berhitung dengan angka-angka yang aneh dan kami mempelajari semuanya ketika mama belum pulang kerja." Ucap Al-Ghifari.
"Di mana ibumu bekerja dan apakah kalian beragama muslim?" Tanya Miss Brenda.
"Kami memiliki keluarga muslim karena ibuku berasal dari Asia tenggara yaitu negara Indonesia. Pekerjaan mamaku seorang IT yang membuat roket, itu kata mama." Ucap Camilla.
"Setiap hari libur mama membawa kami ke mesjid dan perpustakaan besar yang ada di kota ini, makanya sekarang aku sudah bisa menghafalkan kitab Al-Qur'an," ucap Calista begitu bangga.
Kepala sekolah dan wali kelasnya nampak terkesima dengan cerita hebat anak-anak ini dari seorang ibu yang hebat.
"Di mana ayah kalian bekerja?" Tanya Miss Brenda.
"Ayah...?" Siapa ayah..?" Tanya Alfarizi yang tidak mengetahui sosok ayah.
Mendengar perkataan Alfarizi, kepala sekolah langsung paham dan mengalihkan perhatiannya pada ilmu dengan menulis beberapa soal matematika yang cukup sulit untuk keempat anak ini.
"Sekarang tolong kalian menyelesaikan soal matematika ini lagi setelah itu kalian boleh bermain lagi." Titah Miss Brenda.
Keempatnya tidak keberatan dengan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah.
Mereka hanya tersenyum melihat 20 soal yang harus dikerjakan oleh mereka." Apakah tidak ada soal yang lebih sulit dari ini?" Tanya Alfarizi yang biasa di sapa Fariz.
"Apakah itu mudah untuk kalian?" Tanya Miss Brenda takjub.
"Kami bisa mengerjakan sambil menutup mata dan aku bisa langsung menjawab hasilnya tanpa menulisnya." Ujar Al-Ghifari yang biasa di sapa Al.
"Coba kalau kalian bisa menjawabnya dengan kompak!" Titah Miss Brenda menantang siswa jenius itu.
Keempatnya berdiskusi sebentar lalu mulai menjawab sesuai arahan Fariz.
Keempatnya menjawab hasil dari setiap soal dengan kompak dan Miss Alicia mencatatnya dengan cepat jawaban dari keempat muridnya itu dengan dada yang terasa sesak karena soal yang diberikan merupakan soal hitungan kimia kelas 12 untuk jurusan IPA.
"Kita bisa dipermalukan anak-anak ini Miss Alicia. Sebaiknya mereka di suruh main saja karena pelajaran di tingkat kanak-kanak bukan level otak mereka." Ucap Miss Brenda makin excited pada keempat anak kembar itu.
"Anak-anak, sekarang kalian boleh main lagi." Dan kamu Miss Alicia tolong hubungi ibu keempat anak kembar ini untuk menghadap aku dan sesuaikan dengan jadwal longgar yang ia punya untuk kita." Ucap kepala sekolah.
"Baik Miss Brenda!" Ucap Miss Alicia lalu mengajak keempat anak itu ditempat bermain.
"Mereka adalah anak-anak luar biasa, aku harus mempromosikan mereka ke menteri pendidikan dengan begitu sekolah ini makin populer di kota ini." Ucapnya penuh kebanggaan seakan ia yang berjasa atas anak-anak itu.
Sepulang sekolah, sopir pribadi Andien menjemput anak-anak itu dan seperti biasa mamanya sudah menunggu mereka di dalam mobil.
"Assalamualaikum mama!" Sapa mereka serentak.
"Waalaikumuslam sayang!" Apakah kalian senang belajar di kelas bersama ibu guru?" Tanya Andien.
"Kami tadi belajar matematika dan...?" Alfarizi menyela perkataan Calista.
"Yah, hari ini kami belajar berhitung." Ucap Alfarizi yang tidak ingin membuat ibunya kuatir jika mereka berkata sejujurnya.
"Tapi, mama tadi kepala sekolah memanggil kami....?" Lagi-lagi Calista ingin menceritakan tentang kegiatan mereka pagi ini tapi Al-Ghifari langsung menimpali perkataannya.
"Oh, itu!" Tadi kepala sekolah meminta kami untuk memperkenalkan diri dan menanyakan apakah kami seorang muslim. Hanya itu." Ucap Al.
Andien begitu peka dengan sifat keempat anaknya." Calista!" Bagaimana dosa seorang pembohong?" Tanya Andien.
"Mereka akan dimasukkan ke neraka jika mulut mereka dikunci dan tangan dan kaki mereka yang bicara atas apa yang mereka lakukan di dunia." Ucap Calista.
"Apakah kamu ingin menceritakan tentang kegiatan belajar kalian hari ini di sekolah dengan jujur?" Tanya Andien penuh selidik.
Calista mengangguk tanpa melihat wajah ketiga saudaranya karena Calista lebih peduli dengan dunianya bukan perasaannya.
Ndak usah marah...yg jelek buang ke sampah aja ya....🤭🤭🤭🤗🤗
semoga kesehatan dan keselamatan iman dan ilmu u kita semua...🤲🤲..aamiin
semangat trs Thor...💪💪💪..♥️♥️
Terima kasih juga mbak Author sudah di ijinin baca sampai Tamat 🙏👍❤