Selena datang terlambat pada hari pertama masuk sekolah, Selena bertemu dengan ketos, Selena meminta ketos itu untuk tidak menghukum Selena. Selena bisa bernafas lega, karena terbebas dengan mudah. Tapi semua bayangan selena hancur ketika nama selena dipanggil menggunakan speaker sekolah. Cerita Selena pun dimula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dreamalfs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Selena menggelengkan kepalanya.
‘jangan sampai gue baper sama modelan singa galak ini.’ batin Selena.
Selena semakin teguh untuk membatalkan pertunangan.
“Gue tetep yakin untuk menghentikan pertunangan ini. Gue gak bisa sama lo.” ucap Selena tiba tiba.
“Untuk besok besok lo gak boleh gangguin gue.” lanjut Selena.
Viano tidak membalas ucapan dari Selena. Kini keduanya terdiam.
Tidak lama Bunda Irama datang, membuka pintu ruangan rawat Selena. Selena dan Viano kompak menatap kearah pintu.
“Waduh kok bisa samaan gitu natapnya,”
“Selena udah bangun nak?” lanjut Bunda Irama bertanya.
Selena tidak berbicara dan hanya menganggukan kepala. Bunda Irama tau jika anaknya masih marah terhadap dirinya.
Bunda Irama duduk dikursi dan meletakan segala barang yang dibawa. Bunda Irama menatap Viano, “nak Viano pulang saja, bundakan sudah datang kesini.” perintah dari Bunda Irama.
Viano sudah mempersiapkan diri untuk pergi, tapi perkataan Selena menghentikan aktifitas Viano.
“Bunda, Selena mau ngomong dulu. Selagi kak Viano masih disini.” ungkap Selena.
Atensi Bunda Irama berubah menatap Selena. “Mau ngomong apa sayang?” tanya Bunda Irama kepada Selena.
Dalam hati Selena tidak yakin untuk mengungkapkan niatnya, takut jika nanti ujungnya Bunda bakal terkena serangan jantung, malah jadi tambah gawat.
“Tapi Bunda janji gak marah kepada Selena yah.” Selena berusaha merayu sang bunda.
Bunda berpikir bahwa Selena ingin berbicara tentang masalah kesehatannya, jadi bunda Irama menganggukan kepalanya.
Selena dengan sepenuh hati mengungkapkan isi hatinya, “bun, Selena mau batalin pertunangan ini.” ucap Selena dengan wajah serius agar sang bunda percaya bahwa Selena tidak sedang bermain main.
Viano langsung kaget dan kesal dengan Selena, ternyata Selena niat untuk membatalkan pertunangan.
Bunda Irama juga tidak kalah shock mendengar Selena ingin membatalkan pertunangan.
“Kok bisa kamu mau batalin pertunangan?, ada masalah apa?,”
“Kalau memang karena masalah kemarin kamu jangan batalin pertunangan hanya karena masalah keluarga kita. kasian nak viano nantinya.” lanjut Bunda Irama.
“Asal bunda tau yah Selena tuh merasa tertekan kalau didekat kak Viano Bun, Selena juga gak nyaman deket sama Viano bun.” akhirnya Selena benar benar menuangkan segala kesal dihatinya. Semoga Bunda Irama setuju untuk membatalkan pertunangan.
“Selena beneran kesal sama kak Viano bun.” Selena menunjuk Viano dengan jarinya.
Bunda Irama lantas menunduk, menahan emosinya agar tidak meluap didepan anaknya seperti yang lalu lalu. Setelah merasa sudah stabil, Bunda Irama mendongak dan menatap wajah anaknya.
“Nak, kamu itu gak boleh batalin sendiri harus dua pihak yang batalin. Jangan egois nanti menyakiti salah satu dari kalian.” didalam kalimat Bunda Irama terdapat sedikit nasehat untuk Selena.
“Lagian kak Viano itu sifatnya seperti singa bun, galak banget. Selena jadi takut,”
“Dan kak Viano juga gak mau tuh tunangan sama modelan seperti Selena.” lanjut Selena.
Bunda Irama balik menatap Viano, “bener apa yang dikatakan Selena Vin? kalau bener kamu juga gak mau tunangan sama Selena, yah fine bakal dibatalin pertunangannya.”
“Gak kok bun, saya tetap mau tunangan sama Selena.” jawab Viano dengan mantap hati.
Selena menatap tajam Viano karena mendengar bahwa Viano tetap mau bertunangan dengan Selena.
‘dasar kutu kupret.’ batin Selena kesal dengan Viano.
“Tuh kan kamunya saja yang gak nyaman Lena, nak Vianonya aja mau kok sama kamu.” ucap Bunda Irama.
Selena menggelengkan kepalanya berusaha menolak keputusan bundanya. “Tapi Bun, selena tetap gak mau sama kak Viano.” Selena mulai merengek seperti bayi.
Bunda Irama geleng geleng kepala melihat tingkah Selena, “harusnya gak usah tunangan, langsung nikah aja biar kamu itu belajar jadi dewasa.” ungkap Bunda Irama.
Mendengar perkataan Bunda Irama membuat Selena dan Viano kaget. Selena langsung melototkan matanya sedangkan Viano tersedak karena masih minum.
“Hmmm boleh tuh bun, lagian Viano juga udah mapan kok bun.” jawab Viano menggarang.
Selena langsung melayangkan bantal keViano. Dengan gampangnya Viano berbicara seperti itu tanpa mengetahui perasaan Selena. Yang egosi itu Viano ternyata bukan Selena.
Selena melihat rumahnya, seperti melihat istana yang sangat megah. Selena merasa senang karena bisa kembali kerumah.
Setelah mobil berhenti didepan halaman rumah, Selena bergegas turun dan langsung melenggang pergi untuk masuk kedalam.
Orang lain menyusul Selena untuk segera masuk kedalam rumah. Semua orang terkecuali papa Selena sudah berada diruang keluarga, mereka santai duduk duduk.
Viano berdiri karena ingin berpamitan pulang. “Bun Viano pulang dulu yah.” semua menatap Viano.
Bunda Irama menggelengkan kepala tanda tidak setuju Viano pulang. “Mau pulang jam segini? terlalu malam loh. takutnya nanti kamu kenapa napa.” bunda Irama khawatir dengan Viano.
Selena bukannya ikut khawatir, tapi Selena malah masih sibuk menghabiskan chiki chiki yang tersedia, tanpa peduli dengan Viano.
“Kamu nginep disini saja nak Viano.” usul Bunda Irama.
“Kalau Viano nginep, dia tidur dimana bun?” Bagas bertanya.
“Dikamar yang deket sama kamar Selena, kamar itukan kosong.” Bunda Irama menjawab.
Selena yang sedang sibuk makan, akhirnya teralihkan karena perkataan Bunda Irama.
“Gak mau ah gak suka kalau dia dikamar sebelah.”
“Kamu itu selalu nolak, kamu harus mau Len.”
“Nantikan kalau lo butuh apa apa, jadi lebih gampang karena ada Viano.” Bagas nimbrung kedalam perbicaraan.
“Selena bisa sendiri kok.”
Daripada terus berdebat akhirnya Viano mengiyakan usulan dari Bunda Irama, biarlah Selena tambah marah kepada Viano. “Iya Bun, Viano mau nginep aja.”
Karena waktu semakin malam, akhirnya penghuni rumah menuju kamar masing masing untuk beristirahat.
Viano mengikuti langkah kaki Selena karena tujuan mereka sama.
Selena membalikan badan, sontak membuat Viano kaget.
“Lo kenapa ngikutin gue?” ketus Selena.
Viano tersenyum. “Kan karena malam ini gue nginep dikamar sebelah kamar lo.”
Selena menatap tajam Viano. “Seneng yah lo bisa nginep disini, berasa lo pemilik rumahnya aja.” Selena menyindir Viano.
“Yah memang gak lama lagi bukannya kita bakal menikah yah, jadi otomatis ini rumah jadi rumah ku dong.” Viano berusaha untuk mengoda Selena.
Selena semakin kesal bukan malah baper. “Enak aja, ngaku loh. lo mau nikah sama gue karena warisan bukan?, ngaku aja.” Selena menuduh Viano.
“Bisa dibilang seperti itu.” Viano malah mengiyakan tuduhan Selena.
Daripada emosi dan berujung cakar cakaran. Akhirnya Selena pergi dan tidak mau lagi menatap wajah Viano yang super menjengkelkan itu.
Sampai dikamar rasanya Selena mau mencakar cakar apa saja barang yang ada didekatnya, imbas kesal kepada Viano yang belum bisa dibalaskan kepada orang yang tepat.
~~
Thank you guys sudah mendukung cerita ini walaupun sebenarnya ceritanya rada rada tidak jelas, dan mohon maaf jika Author jarang sekali mengupdate cerita ini, mohon dimaklumi yah karena Author sibuk sekali.
jangan lupa follow IG author :griliyy