Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. bau iblis haus darah
Kakak adik berjalan berdua dengan wajah yang bahagia juga, kalau orang yang tidak tau maka pasti mengira bahwa mereka sedang pacaran di sini, tapi bagi yang teliti maka mereka sudah tau bahwa mereka adalah saudara. sebab wajah nya saja ada kemiripan, mana Arya nya juga sangat manja dengan sang kakak sehingga kalau di lihat dari belakang terlihat romantis.
Walau pun mereka dari desa tapi tingkah nya tidak ada yang sembrono alias kampungan, terlihat biasa saja seperti orang kota yang memang tinggal di sini dan terbiasa dengan ini semua. apa yang di mau belum ketemu sehingga masih belum berhenti mereka jalan bareng, pandangan mata mengedar kemana mana untuk melihat apa saja yang mau di beli.
"Mau beli apa saja, Kak?" tanya Arya melihat lihat.
"Apa saja, uang ku loh banyak." jawab Purnama sekena nya.
"Alah sombong nya, tau gitu tidak ku tanya ini orang." rutuk Arya.
"Ya kau sudah tau Kakak mu begitu masih saja kau tanya!" Nana ikut merutuk.
Purnama yang mendengar nya cuma tertawa saja dan mereka masuk dalam sebuah toko baju laki laki, entah apa yang mau di beli ratu ular ini. Arya juga ikut memilih baik dari celana atau pun sampai kemeja nya juga, uang nya juga ada sehingga kalau mau beli ya tinggal beli saja.
Tap.
Saat tangan Arya sedang menyentuh kemeja warna navy, malah ada tangan lain juga yang memegang nya. sontak mereka pun saling pandang satu sama lain, jelas ini sesuatu yang sangat membuat kaget karena mereka bertemu tanpa di sangka sangka dan Arya langsung panik di sini.
"Hai Mas Arya." Lula menyapa sopan pada Arya yang terdiam.
"Ya." Arya juga tersenyum walau pun kikuk.
"Sayang, siapa dia?" tanya seorang pria yang terlihat sudah dewasa.
"Ah bukan siapa siapa, ayo kita pergi." Lula segera menarik pria itu pergi dari sana.
"Siapa nya itu, kok tua sekali?" bisik Nana pada Arya.
"Sudah lah tidak usah di bahas, bukan urusan kita juga." Arya tidak ingin Purnama sampai tahu.
"Pokok nya kau harus mewanti wanti Arka loh, Ar!" Nana juga cemas ini.
"Apa yang di tubuh dia tadi, apa di kota juga ada?!" Arya malah kepikiran yang di dalam tubuh Lula.
Nana juga baru sadar dan menatap arah pergi nya Lula tadi, namun sudah tidak ada apa apa lagi di sana karena Lula sudah menjauh. bersama orang yang terlihat sangat dewasa, parah nya lagi orang itu memanggil dia sayang saat mendekati tadi sehingga jelas mereka punya hubungan.
"Sudah?" Purnama datang karena dia sudah dapat baju dan celana untuk Zidan.
"Apa ini yang kau beli, Pur?" Nana melihat kemeja yang Purnama ambil.
"Bagus loh, kelihatan lucu nanti pasti nya kalau Zidan pakai baju warna kuning begini." jawab Purnama.
"Ih seperti tai lah!" seru Nana karena warna kuning nya sangat menyala.
Purnama mana peduli dengan komentar orang lain, yang penting ia suka dan segera membayar nya. namun mata dia kelihatan menatap kesana kemari, karena dia mencium bau iblis lain selain Nana dan Arya, tapi tidak nampak dia ada di mana iblis nya itu berada sehingga dia pun segera bayar saja.
"Kau lihat itu, bahkan bau nya saja dia sudah sadar." bisik Nana.
"Berarti Arka dan Lula ini satu kota, aku tidak bisa tenang sekarang." keluh Arya pelan.
"Kau jangan over thinking juga, siapa tau biar pun satu kota tapi mereka tidak ketemu dan walau pun ketemu tapi tidak pacaran." Nana berusaha menenangkan.
"Demi Allah aku takut sekarang, Na." Arya mengusap wajah nya kasar.
"Banyak saja berdoa pada Allah agar anak mu naik baik saja, rasa cemas mu besar karena kau dulu begitu sehingga kau takut sekarang." jelas Nana pula.
"Yah mungkin saja begitu, semoga anak ku tidak lah." harap Arya.
Arya pun ikut membayar tapi Purnama juga membayar milik dia, sebab hanya kemeja satu saja yang mau di bayar dengan harga tujuh ratus ribu. setelah itu Purnama mengajak nya makan sushi, entah kenapa lidah wanita satu ini sangat ingin makan makanan itu sehingga mereka pun mencari nya mumpung di kota.
Namun sayang nya Arya juga tidak bisa tenang, karena di sana juga ada Lula dan pria matang tadi, mereka sedang makan bersama sambil berpelukan juga. Lula dan pria ini berani begitu karena pria yang memboking nya bujangan tua, tidak ada istri sehingga tidak takut untuk di labrak dan ini bayaran nya lima puluh juta dan belum tips nya hanya untuk satu orang saja.
Cekrek.
Cekrek.
Arya diam diam mengambil foto mereka yang sedang berpelukan dan di suap dengan sushi, bahkan dia tidak segan langsung mengirimkan pada Arya yang ada di rumah. biar anak nya tau bahwa Lula memang bukan gadis yang baik, tidak mungkin punya pacar di usia nya yang setia itu.
"Ini bau iblis yang tadi!" kaget Purnama.
"Udah lah di kota enggak usah ngurus iblis, tu makan saja sushi mu." suruh Nana.
"Benar kata Nana, kita harus melupakan iblis juga lah jangan di urus terus." sahut Arya.
"Emm ya ampun enak sekali, aku sudah lama pengen ini." Purnama bergumam sambil menikmati hidangan.
"Kau sedang hamil apa, Kak?" tanya Arya pula pada Purnama.
"Iya, kau sedang mengidam ya?" Nana juga kaget.
"Mana ada begitu! jangan bicara soal kehamilan lah, aku tidak mau nanti Zidan punya harapan untuk anak." Purnama tidak ingin membahas nya.
Nana dan Arya saling pandang namun akhir nya mereka pun diam, benar juga apa yang di katakan oleh Ratu ular karena Zidan bisa saja berharap nanti nya. entah bagai mana bila nanti akan ada anak lagi, secara kan usia Zidan juga sudah mulai bertambah tua.
Duuuuk.
"Ah maaf, maaf saya tidak sengaja!" Lula menyandung kursi nya Purnama.
"Kau!" Purnama langsung mendelik melihat gadis ini.
"Kakak tahan, kita tidak pernah punya masalah dengan dia!" Arya memberikan kontak batin.
"Mbak Pur, ya ampun kita ketemu di sini ternyata." Lula tersenyum tanpa dosa.
"Kak duduk lah lagi, ayo makan makanan mu." Arya menarik tangan Kakak nya.
"Saya permisi, mau ke toilet dulu." pamit Lula sambil tersenyum.
Arya memegangi tangan Purnama kencang karena Kakak nya saja masih melongo, Purnama merasakan iblis yang begitu haus darah ada di tubuh nya Lula, firasat dia selama ini tidak salah karena sekarang sudah terbukti.
Hallo besty, hari ini up nya enggak banyak ya.
mau apa kau disini pangeran ulo yunior???
Kau hanya boleh mendekati Bintari jika kau sudah memantapkan hatimu pada Bintari.Jika hanya ingin menyakiti hati Bintari,jangan harap kau bisa dekat2 dengannya.
semoga sembuh
kasihan itu si binbin ka...mkin ndak karuan jantungnya kamu buat.