BEDA USIA? TAK MASALAH

Kegiatan Fatimah selama stay dirumah dia sibuk membuat kue atau cookies kesukaan suami dan anaknya, padahal Rendra sudah bilang jangan buat kue lagi, tapi yang namanya Fatimah tidak bisa diam.

Entah kenapa kehamilan Fatimah yang ketiga ini berbeda saat mengandung Ayu dan Dito, Fatimah tidak merasakan yang namanya mual ataupun pusing, ngantuk dan lemas pun tidak Fatimah alami, justru itu semua dialami oleh Rendra, bila kambuh Rendra akan manja sekali pada Fatimah dan kedua anaknya.

Saat Fatimah masih membuat kue, pak Diman sebagai supir masuk ke dapur untuk menemui Fatimah.

"Permisi bu,maaf saya langsung masuk, saya kira ibu tidak di dapur" ucap Diman tidak enak pada majikannya

"Tidak apa-apa Diman" jawab Fatimah santai dan melihat ekspresi Diman berbeda seperti orang ketakutan

"Diman sehat?" tanya Fatimah ramah

"Alhamdulillah sehat wal afiat bu, cuma..." ucap Diman terpotong dan ragu untuk mengatakannya dia melihat ke arah majikannya dan juga ke arah bibi

Lebih baik aku chat pak Rendra dulu deh. Batin Diman

📨 Supir Diman

Maaf pak, saya mau info kalo dirumah ada yang mencari bapa seorang perempuan, kalo ngga salah dulu dia pernah kesini juga, dia maksa masuk dan ingin ketemu ibu🙏🏼.

Setidaknya aku sudah menghubungi pak Bos. Batin Diman

"Halo Diman? kenapa melamun" tanya Fatimah menggerakan tanganya di depan wajah Diman

Diman pun tersentak kaget "Astaghfirullah, maaf bu itu diluar ada yang mencari bapa, dia perempuan seksi bu, tinggi seperti model" jawab Diman jujur

"Suruh masuk saja" ucap Fatimah penasaran

"Apa bapa mengizinkan wanita itu masuk? saya tidak berani bu takut bapa marah" jawab Diman ragu-ragu

"WOY, KELUAR NAPA" teriak cewe itu

"Woy buka dong pintunya, gua ini jauh-jauh kesini, masa tidak bisa menghargai tamu sih" teriak wanita itu

"lebih baik dibuka, dari pada dia membuat gaduh di rumah ini, dan tetangga mendengar itu, malah tidak bagus buat nama bapa" ucap Fatimah memberi persetujuan pada Diman, bibi yang melihat pun ragu dan bingung, Diman segera keluar

Ring!!! ponsel Diman berbunyi

📲 Pak Bos Rendra

Diman siapa namanya coba kamu tanya dan ponselnya jangan di matikan

📲 Supir Diman

Baik pak, tapi ibu menyuruh saya membuka pintunya segera pak

📲 Pak Bos Rendra

Tanya dulu namanya, jika aku kenal baru boleh masuk

📲 Supir Diman

Siap laksanakan bos, tunggu sebentar

Diman langsung berlari ke arah pintu gerbang. ponselnya pun masih terhubungbke bos nya.

"Maaf ibu namanya siapa, jika tidak menyebutkan tidak bisa masuk, ini perintah" ucap Diman ramah

"Aduh repot banget sih, bilang aja saya itu sepupunya Rendra, bukannya di rumah ini cuma ada istrinya Rendra? saya yakin ini pasti bukan suruhan istrinya tapi suruhan Rendra iya kan?" tanya perempuan itu pada Diman dengan menyipitkan matanya menunggu jawaban

"I..iya, ini semua perintah bapa, bu" jawab Diman pelan "Ibu namanya siapa?" tanya Diman hati-hati

Perempuan itu menepuk jidatnya "Bucin sekali bos kamu, bilang Nabila datang gitu" ucap Nabila kesal

📲 Pak Bos Rendra

Suruh masuk, kerja kamu bagus Diman, jika ada tamu lagi konfirmasi ke saya

Rendra langsung mematikan sambungannya sepihak.

"Silahkan masuk Bu, maaf lama menunggu" ucap Diman tidak enak dan mendorong koper yang di bawa Nabila

"Assalamu'alaikum, Halo... Apa ada orang?" teriak Nabila di dalam rumah Rendra

"Wa'alaikumsalam" jawab Fatimah ramah sopan dan lembut

"Hah, ini pasti kaka ipar kan?" tanya Nabila senang melihat Fatimah menyambutnya dengan hangat

"Kaka ipar? maksudnya apa ya, saya tidak paham" tanya balik Fatimah heran

Nabila memutar bola matanya malas "Aku ini adik sepupu Rendra, ya aku sih tidak pernah panggil dia kaka" jawab Nabila senyum

"Oh ya kaka ipar aku datang kesini karena dapat info dari papih Ammar. katanya kaka ipar sedang mengandung dan akan mengadakan 4 bulanan, makanya aku datang ke sini lebih dulu, buat bantu-bantu" ucap Nabila lagi dengan antusias

"Iya Alhamdulillah Allah masih memberi kepercayaan pada ku untuk bisa mengandung kembali" jawab Fatimah masih ramah dan sopan

"Alhamdulillah, kaka ipar aku nginap ya? mau pulang ke apartemen takut, aku lagi parno sama berita-berita yang bilang pemerko""an" ucap Nabila jujur

"Tentu saja boleh, ini kan rumah Mas Rendra, lalu kamu sepupunya dan sudah sepatutnya juga Mas Rendra melindungi kamu" ucap Fatimah lembut dan adem di dengar suaranya

"Akkhh, jadi terharu, peluk dulu" jawab Nabila langsung memeluk Fatimah dengan kasih sayang seperti pada kaka kandunynya

"Apa sebelumnya kamu pernah nginap disini?" tanya Fatimah hati-hati

"Belum pernah, ini baru pertama, dulu itu Rendra paling tidak suka barang yang dia punya di sentuh orang, dan untuk izin ke sini saja susahnya minta ampun deh" jawab Nabila serius

"Untuk sementara di kamar tamu bagaimana? aku akan menghubungi Mas Rendra dulu. ucap Fatimah bingung mau menempatkan Nabila dikamar yang mana

"Aku mah tidur dimana saja jadi, tidak perlu khawatir" jawab Nabila santai duduk di sofa bersama Fatimah

"Apa kamu kesini hanya sendirian?" tanya Fatimah melihat sepupu suaminya makan kue dengan lahap

"Humm, kedua orangtua ku selalu sibuk diluar negeri, aku tidak suka tinggal disana, makanya yang bertanggung jawab sama diriku papih Ammar dan mama Alisha" jawab Nabila lesu mengingat kedua orangtuanya

"Tapi tidak boleh cuek sama orangtua, dia butuh perhatian juga dari anaknya" ucap Fatimah lembut mengelus lengan Nabila

"Yang mereka butuhkan bukan perhatian, tapi obsesi mereka, kedua orangtuaku selalu menuntut ini dan itu, bahkan masalah jodoh juga begitu, pernah aku di paksa untuk lamaran dengan berat hati aku terima, tapi seminggu lagi akan menikah ternyata dia laki-laki brengs**k yang tidur dengan semua wanita malam, aku jelaskan sama orangtua ku tapi dia selalu bilang, si A itu baik tidak mungkin begitu kamu aja yang salah liat dan salah bergaul main ketempat begituan, itulah ucapan mereka, dan mereka pun tidak pernah tau kalo aku hampir saja di perko*a sama tuh cowo, untuk saja sahabat Rendra yang namamya Haikal lagi ikut seminar di negeri itu dan melihat aku dibawa ke hotel tempat dia menginap juga, dari situlah papih Ammar yang ambil alih merawat ku" jawab Nabila sedih dia menjelaskan hanya pada bagian inti dari semua kejadian yang di alami.

"Astaghfirullah, maaf ya Nabila, aku benar-benar tidak bermaksud membuka luka kamu" ucap Fatimah merasa bersalah melihat sepupu suaminya ternyata rapuh

"Sudah lah lupakan saja, ngomong-ngomong ini siapa yang buat enak-enak kuenya?" tanya Nabila tidak bisa mengontrol untuk makan kuenya

"Kue itu anakku yang buat, kalo cookies ini aku yang buat" jawab Fatimah senyum

"Wow, pinter juga Rendra dapat istri dan anak yang hebat sekali, jadi penasaran sama anak-anakmu" ucap Nabila senang bisa berkenalan langsung dengan istri Rendra