NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Patahhati
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEMBURU YAAA????

Elgar dan Tari sibuk menyiapkan semua keperluan meeting. Meeting kali ini harus berhasil, harus membuahkan sebuah kata deal. Elgar tak mau gagal, terutama kali ini. Ini klien yang sangat besar. Keuntungan perusahaan bisa dipastikan akan naik besar jika kesepakatan ini berhasil.

Setelah semua persiapan selesai, Elgar dan Tari keluar dari ruangan meeting. Masih ada 30 menit lagi sebelum klien datang. Elgar memilih menunggu diruangannya saja.

Elgar, pria itu mengerutkan kening melihat Mila keluar dari ruangan Devan. Ingin rasanya dia bertanya, sayangnya ada Tari.

Disisi lain, Tari juga menatap penuh selidik kearah Mila. Sorot penuh iri dengki jelas terlihat dari matanya.

Mila seketika gugup. Tak menyangka jika dia akan berpapasan dengan Elgar. Dari sekian banyak orang dikantor, kenapa harus Elgar. Cepat cepat dia sembunyikan makanan dari Devan dibalik tubuhnya.

Melihat Mila yang tampak gugup, membuat Elgar curiga. Dia tak bisa menunggu lagi untuk tak minta penjelasan.

"Tari, sepertinya ponsel saya tertinggal di ruang meeting. Bisa tolong ambilkan?" Elgar sengaja membuat Tari meninggalkan mereka.

"Baik pak." Tari berbalik badan lalu kembali ke ruangan meeting.

Setelah memastika Tari tak lagi melihat mereka. Elgar berjalan mendekati Mila dengan tatapan tajam. Membuat jantung Mila seketika berpacu dengan cepat.

"Tenang Mila, tenang. Kamu gak ngelakuin kesalahan, jadi gak perlu takut."

Mila berusaha menenangkan dirinya sendiri. Tapi maskipun begitu, tetap saja dia gugup.

Elgar celingukan untuk memastikan tak ada yang melihat mereka.

"Ngapain lo keruangan Dev?"

"Nganter kopi."

"Terus itu apa?" Elgar menunjuk dagu kearah kantong keresek yang disembunyikan Mila dibalik badannya.

"Ma, makanan."

"Punya siapa?"

"Punyaku."

Elgar mengernyit mendengar jawaban Mila. Elgar bisa melihat nama restoran ayam goreng dikantong tersebut. Tadi pagi Mila masak, bahkan menawarimya bekal makan siang. Lalu untuk apa makanan itu? Apa mungkin Devan yang memberinya?

"Dari_" Elgar tak melanjukan ucapannya karena mendengar bunyi hak sepatu yang bertatapan dengan lantai. Dia berdecak kesal karena Tari terlalu cepat kembali. Melihat Tari yang berjalan ke arahnya, cepat cepat Elgar mengkode Mila untuk segera pergi.

"Maaf Pak. Sudah saya cari tapi gak ada. Saya miskol juga tak terdengar bunyinya." Ujar Tari. Elgar mengutuki dirinya sendiri. Harusnya dia mencari alasan lain tadi. Ponsel terlalu mudah ditemukan hanya dengan di miskol.

"Ya sudah, mungkin tertinggal diruangan saya." Bohong Elgar. Padahal ponsel tersebut ada disaku jasnya. Tapi karena mode getar, Elgar hanya merasakan getaran saat Tari meneleponnya.

Elgar dan Tari kembali melanjutkan langkah menuju ruangan Elgar.

"Ternyata gosip itu benar." Tari mencoba memancing Elgar. Dia ingin tahu seperti apa reaksi bosnya itu. Sebagai orang yang selalu bersama Elgar, Tari mencurigai ada sesuatu antara Mila dan Elgar. Hanya saja, dia tak ada bukti yang kuat untuk mendukung kecurigaanya itu.

Sayangnya, Elgar tak menggubris omongannya sama sekali. Tapi bukan Tari jika mau menyerah begitu saja. Dia mencoba akal lain untuk memancing Elgar.

"Gak nyangka kalau Pak Devan mau sama Mila yang hanya ob."

Terang saja Elgar kaget mendengarnya. Dia tak bisa cuek lagi kali ini.

"Apa maksud kamu?" Tanyanya sambil terus berjalan. Seperti gayung bersambut. Tari senang bukan main karena akhirnya Elgar terpancing.

"Loh, jadi bapak tidak tahu tentang gosip yang lagi hangat?"

"Gosip apa?"

"Tentang kedekatan Pak Devan dan Mila."

Langkah kaki Elgar seketika berhenti. Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Jadi tak mungkin ada gosip seperti itu jika tak ada sebabnya. Elgar melanjutkan langkahnya karena tak mau Tari curiga.

Melihat ekspresi Elgar, Tari bersorak riang didalam hati. Sepertinya, kecurigaannya benar. Ada sesuatu antara Elgar dan Mila. Dan ini momen yang paling tepat untuk menjatuhkan Mila didepan Elgar.

"Hari pertama Pak Devan kerja aja, mereka udah berangkat bareng."

Elgar seketika tersentak. Berangkat bareng dihari pertama kerja? Sejak kapan mereka kenal?

"Bahkan keponakan Pak Elgar juga sudah sangat dekat dengan Mila. Jangan jangan, sebentar lagi bakal jadi mama tirinya Pink."

Telapak tangan Elgar kian mengepal kuat. Rahangnganya mengeras dan nafasnya memburu. Dia berjalan cepat menuju ruangannya tanpa mempedulikan Tari yang masih nyerocos.

Brakk

Tari sampai terjingkat mendengar pintu yang dibanting dengan sangat keras. Senyum licik seketika tersungging dibibirnya. Dia puas karena telah berhasil mengompori Elgar.

"Mampus lo Mila. Makanya jadi cewek gak usah serakah. Semua cogan maunya diembat. Sok kecakepan, padahal cuma og." Gumam Tari sambil melenggang kearah mejanya.

Elgar menggebrak meja kerjanya kuat hingga barang barang yang ada diatasnya sedikit berantakan.

Dia merasa Mila sudah menginjak injak harga dirinya. Berani beraninya wanita itu selingkuh dibelakangnya. Dia benar benar tak terima di perlakukan seperti ini.

Elgar mengambil ponsel yang ada disaku jasnya. Mengirim chat pada Mila agar segera menuju ruangannya.

Elgar tak bisa tenang, dia mondar mandir sembari menunggu kedatangan Mila. Saat ini, Elgar sudah seperti gunung berapi yang siap meledak dan mengeluarkan lava panas.

Begitu Mila masuk, Elgar langsung menatapnya tajam. Sorot mata itu bahkan seperti mampu menembus tubuh Mila.

"Sejak kapan?"

"Apa?" Mila tak paham maksudnya.

"Sejak kapan lo selingkuh?" Tekan Elgar sambil mendekati Mila lalu mencengkeram bahunya. Karena ini dikantor, mati matian Elgar menahan diri untuk tidak berteriak. Kalau saja ini diapartemen, dia pasti sudah teriak teriak sambil membanting barang.

"Selingkuh?" Mila kembali bertanya sambil meringis karena Elgar terlalu kuar mencengkeram bahunya.

"Devan, dia selingkuhan lo kan?" Tanya Elgar sambil menatap tajam kedua bola mata Mila.

Mila menggeleng sambil berusaha melepaskan tangan Elgar dari bahunya. Dia tak tahu kenapa Elgar tiba tiba menuduhnya selingkuh.

"Lepasin El sakit." Pinta Mila sambil merintih kesakitan.

Melihat Mila kesakitan, Elgar melepaskan cengkeramannya sambil sedikit mendorong Mila sampai wanita itu terhuyung ke belakang.

"Gue gak nyangka lo berani main api dibelakang gue."

Mila menggeleng sambil menatap El dan berusaha meraih tangan pria itu. Tapi sayangnya, Elgar segera menepis tangan Mila.

"Itu gak bener El."

"Cih, gak bener. Setelah semua fakta dilapangan menunjukkan perselingkuhan kalian, lo masih mau nyangkal."

Mila terus saja menggeleng. Dia berusaha semampunya untuk membuat Elgar percaya. Tapi sepertinya tak mudah. Terbukti dari wajah Elgar yang masih saja penuh amarah.

Mila menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Menghadapai El yang sedang marah seperti ini, dia harus bisa tenang. Dia harus jadi air yang bisa memadamkan api ditubuh dan hati Elgar.

"Tatap mata aku." Pinta Mila sambil menatap kedua mata Elgar dan menggenggam tangannya. Tapi bukannya menatap, Elgar malah melengos.

"Please El." Mila menyentuh lembut rahang Elgar lalu mengarahkan ke hadapannya.

"Lihat mata aku. Apa menurutmu, aku bisa selingkuh?"

Mila menggeleng sambil menyentuh lembut permukaan wajah El menggunakan punggung tangannya.

"Enggak El, aku gak bisa. Jangankan untuk selingkuh, memikirkan laki laki lain saja aku tidak bisa. Cuma kamu yang ada di hati dan pikiran aku."

Elgar berusaha untuk tidak terlena. Kali ini, dia tak mau percaya begitu saja. Meski Mila selalu menunjukkan cintanya, tapi ini Devan. Bukan Pak Bas atau pria yang lain yang jauh dibawahnya. Devan, satu satunya pria di perusahaan ini yang bisa membuat seorang Elgar kehilangan kepercayaan dirinya.

"Kalau memang lo gak selingkuh, kenapa lo bisa ke kantor bareng Devan?"

Mila lalu menceritakan tentang kecelakaan tempo hari. Dimana Devanlah yang telah menolongnya. Mila juga menceritakan tantang pertemuannya dengan Pink serta makanan tadi. Kecuali peristiwa dipasar kemarin. Menurutnya, Elgar tak perlu tahu tentang itu.

Akhirnya Elgar percaya. Dia menyakinkan dirinya sendiri jika Mila tak mungkin selingkuh dibelakangnya.

"Gue gak suka lo deket deket Devan."

"Kenapa, cemburu yaaa????" Goda Mila sambil menoel hidung mancung El.

"Dih, siapa juga yang cemburu." Elak Elgar sambil membuang pandangan ke arah lain.

"Udah ketahuan cemburu, masih..aja ngelak." Cibir Mila sambil tertawa ringan. Entah Elgar memang cemburu atau tidak, tapi jika pria itu benar benar cemburu, Mila sangat senang. Itu artinya, entah sedikit atau banyak, Elgar memiliki rasa padanya.

"Gak usah GR." Sangkal Elgar sambil menyentil dahi Mila.

Mila mengusap bekas bekal sentilan El sambil senyum senyum menatap pria itu.

"Ngapain senyum senyum?"

"Kamu makin ganteng kalau lagi cemburu." Goda Mila sambil mencubit pinggang Elgar.

"Dih, barani ya godain saat dikantor." Entah kenapa, cubitan Mila terasa bagai godaan bagi Elgar. Sedikit saja Mila menyentuhnya, syaraf syarafnya langsung merespon cepat.

"Emang kenapa gak berani." Cibir Mila sambil menjulurkan lidah.

Elgar melotot melihat tingkah Mila. Biasanya, Mila selalu menolak disentuh saat di kantor. Dengan alasan, takut ketahuan orang.

"Minta diapa apain nih anak." Elgar hendak menarik lengan Mila tapi gagal karena Mila keburu menghindar.

Mila tertawa ngakak karena berhasil ngerjain Elgar. Membuat Elgar kian bernafsu ingin menangkap wanita itu.

Kali ini, sebelum Mila berhasil menghindar. Elgar sudah berhasil meraih pinggang wanita itu dan menariknya maju hingga tubuh mereka benar benar rapat.

Elgar membelai wajah Mila lalu berhenti dibibir wanita itu. Nafasnya mulai memburu melihat Mila menggigit bibir bawahnya. Elgar tak pernah bisa tahan melihat bibir Mila. Dimajukannya wajahnya dan dikecupnya bibir merah nan menggoda itu.

Elgar mendadak lupa diri jika ini dikantor dan sebantar lagi dia meeting. Dikulumnya bibir Mila penuh naffsu. Lidahnya juga mulai mencari akses untuk masuk kedalam mulut. Mereka berdua saling membelai lidah dan bertukar saliva. Elgar kian terbakar ghairah. Tangannya yang semula di pinggang, bergerak turun dan mulai meremass pantatt Mila.

Tok tok tok

Buru buru Elgar melepaskan Mila. Kedua insan yang sedang terangah engah itu segera mengatur nafas dan detak jantung yang masih memburu.

"Permisi Pak. Klieannya sudah datang." Ujar Tari yang baru masuk. Matanya menatap nyalang kearah Mila. Dia bisa melihat bibir Mila yang basah dan sedikit bengkak. Sebuah pertanyaan mendadak muncul. Apa yang baru saja mereka lakukan?

"Saya permisi dulu pak." Mila segera undur diri. Rasanya sungguh tak nyaman di tatap Tari seperti itu.

1
Akbar Razaq
Jangan jangan gegara pink Mila jadi dekat sama Devan dan tahu kan Devan.orangnya baik dewasa dan.pastinya bertolak belakang dr Elgar.Bisa nyaman tuh si Mila klo udah kadung sama Devan.
Akbar Razaq
Jadi sugar baby ya Mila.Ternyata mura han juga .
Akbar Razaq
Laki lqki begitu pada akhirnyq di gilai mila.
Elina
sedih banget 🤧, cerita yang bagus
L A
Ku menangis 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
L A
Biasa
Nenk Oky
akhir nya gk happy ending, kan kasian aku sampai nangis sendirian
Jennymanullang
/Cry//Cry//Cry/sedih
Venuz Jupiter
nangis Bombay,ikutan potek hati Eike😭😭
Mamiyah
makanya jd orang egois klu begini trus gigit jari dong 🤣🤣🤣🤣🤣
Mamiyah
itu kan setingan othooorrrr🤭🤭🤭🤭
tintrim listiani
otewe
tintrim listiani
karyamu kerenn semua thor...
Ely
Luar biasa. Bagus cerita nya. Ringan, ada sedih, senang. ada.cinta, rindu, tangis tawa
ada.Elgar, Mila
Bzaa
kerennnnnn😘😍💕
Bzaa
segera otewe...
sukses sll ya tor, kopi sudah terkirim 😘
St Olip
Luar biasa
Bzaa
Edgar menolong nya PK pamrih nih
Bzaa
pasti nyai Mila ☺️
Sa Tokkin
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!