NovelToon NovelToon
GAIRAH CINTA JANDA BERSEGEL

GAIRAH CINTA JANDA BERSEGEL

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

"Kapan kau akan memberi kami cucu!!"

Hati Sherly seperti di tusuk ribuan jarum tajam setiap kali ibu mertuanya menanyakan perihal cucu padanya. Dia dan Bima sudah menikah selama hampir dua tahun, namun belum juga dikaruniai seorang anak.

Sherly di tuduh mandul oleh Ibu mertua dan kakak iparnya, mereka tidak pernah percaya meskipun dia sudah menunjukkan bukti hasil pemeriksaan dari dokter jika dia adalah wanita yang sehat.

"Dia adalah Delima. Orang yang paling pantas bersanding dengan Bima, sebaiknya segera tandatangani surat cerai ini dan tinggalkan Bima!!"

Hadirnya orang ketiga membuat hidup Sherly semakin berantakan. Suami yang dulu selalu membelanya kini justru menjauh darinya. Dia lebih percaya pada hasutan sang ibu dan orang ketiga. Hingga akhirnya Sherly dijatuhi talak oleh Bima.

Sherly yang merasa terhina bersumpah akan membalas dendam pada keluarga mantan suaminya. Sherly kembali ke kehidupannya yang semula dan menjadi Nona Besar demi balas dendam.

Lalu hadirnya sang mantan kekasih mampukah membuka hati Sherly yang telah tertutup rapat dan menyembuhkan luka menganga di dalam hatinya?! Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

-
-

Hanya cerita cerehan, semoga para riders berkenan membaca dan memberikan dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Malam Yang Panjang

Suara gemercik air yang berasal dari kamar mandi berkaur ditelinga Sherly yang baru saja menginjakkan kakinya di kamar bernuansa putih gold tersebut. Tanpa melihat kedalam, tentu saja gadis itu tau siapa yang ada di dalam sana.

Gadis itu melepas dress yang membalut tubuhnya lalu menggantinya dengan sebuah gaun tidur berwarna merah menyala dan sedikit transparan.

Sherly menabur kelopak-kelopak mawar merah dan putih di atas tempat tidurnya. Dia juga menyiapkan sebotol red wine dan dua gelas berkaki tinggi yang kemudian Sherly letakkan di atas nakas kecil samping tempat tidurnya.

Cklekk...

Sherly menoleh saat mendengar suara decitan pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Sosok yang dia tunggu keluar dari dalam sana hanya berbalut handuk putih yang melingkari pinggangnya sampai sebatas lutut. Mata Rey memicing melihat sebuah pemandangan yang mampu membangkitkan libidonya.

Pria itu menyeringai. Dia mendekati Sherly lalu mel*mat bibirnya dengan rakus. Refleks, Sherly melingkarkan sebelah lengannya untuk memeluk leher pria yang saat ini sedang menciumnya itu.

"Apa kau benar-benar siap?" Rey melepas tautan bibirnya, sepasang biner matanya menatap sepasang Hazel milik Sherly.

"Jika aku tidak siap, lalu sampai kapan kita akan terus menundanya? Bukankah sekarang kita adalah suami-istri?" Ucap Sherly mengunci manik coklat suaminya.

"Kau yang mengatakannya. Jangan harap aku akan berhenti setelah kita memulainya, bahkan ketika kau memohon,"

Sherly menggeleng. "Aku tidak akan melakukannya. Dan untuk apa kita harus menundanya terlalu lama. Aku ingin kita saling memiliki." Sherly membelai wajah tampan suaminya dengan gerakan sensual.

"Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Aku akan mengabulkannya dengan senang hati, Sayang." Bisik Rey dan kembali membenamkan bibirnya pada bibir Sherly, dan mel*matnya seperti tadi.

Posisi mereka tidak lagi duduk. Rey membaringkan Sherly tanpa melepas tautan bibir mereka.

Dengan satu kali tarikan, Rey berhasil menanggalkan setumpuk benang merah tipis itu dari tub*h sang istri lalu membuangnya begitu saja. Tubuh polos tanpa sehelai benang pun terpampang jelas di depan matanya.

Rey terpaku. Tautan bibirnya terlepas melihat sesuatu yang sangat luar biasa. Ini pertama kalinya Rey melihat Sherly dalam keadaan polos semenjak mereka menikah beberapa hari lalu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau merasa kecewa karena bukit kembarku yang tidak terlalu besar dan berisi?" Sherly menatap Rey yang tak berkedip sedikit pun.

Rey menggeleng. "Siapa yang mengatakannya, lihatlah.. mereka sangat pas di dalam genggamanku." Bisik Rey diantara bukit kembar itu. "Mereka sangat luar biasa,"

"Kau menyukainya?"

"Tentu saja, inilah yang aku inginkan dari dulu. Memilikimu seutuhnya," ucap Rey dan kembali membenamkan bibirnya pada bibir Sherly.

Merasa tak adil jika hanya dirinya yang polos. Sherly mengangkat tangan kirinya lalu menarik handuk yang membelit pinggul Rey hingga terlihat sesuatu yang membuat gadis itu hampir menjerit. Sesuatu yang asing namun terlihat luar biasa.

Dalam hatinya, Sherly sangat berterimakasih pada Tuhan, karena milik Rey tak semenyeramkan yang dia bayangkan.

Dan alasan kenapa Sherly per*wan sampai detik ini, karena milik Bima terlalu besar dan panjang. Sedangkan milik Sherly terlalu sempit, sehingga Bima tidak mau menyentuhnya.

"Kenapa? Kecewa karena milikku tidak luar biasa?" Rey menatap Sherly yang tampak terpaku itu.

Gadis itu menggeleng. "Justru ini sangat luar biasa, jauh dari bayanganku yang terlalu mengerikan. Aku ingin kau segera melakukannya." Ucap Sherly memohon.

"Kenapa kau tidak sabaran sekali, Sayang. Bagaimana kalau kita bermain sebentar lagi. Kita nikmati malam yang indah ini." Bisik Rey dan kembali ******* bibir Sherly.

"Aaahh..."

Lengkuhan panjang keluar disela-sela ciuman mereka ketika Rey menggerakkan jari-jari kenikmatan Sherly. Gadis itu nyaris menjerit hebat ketika jari-jari Rey menemukan titik kecil dan sedikit menonjol yang mampu membuatnya mend*sah dan menggeliat disaat bersamaan.

Bibirnya terus memagut bibir Sherly. Ciuman kali ini lebih lama dari ciuman mereka sebelumnya. Sedangkan dibawa sana diri Rey yang lain mencoba mendesak masuk. Mata Sherly membelalak, rasa sakit dan perih yang luar biasa nyaris saja membuatnya menjerit.

Rey melepas tautan bibirnya dan menatap sang istri dengan pandangan tak percaya. "Oh Tuhan Sherly, kau... Sial, kau masih per*wan!" Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Dan Sherly hanya mengangguk membenarkan.

Rey menundukkan kepalanya dan menempelkan keningnya di kening Sherly. Matanya mengunci mata Sherly. "Lalu kenapa kau tidak mengatakannya?" Jemarinya mengusap pipi gadis itu dengan lembut.

"Apa itu penting? Bukankah ini adalah sebuah keberuntungan karena yang kau nikahi adalah seorang janda bersegel!!" Sherly memegang sisi wajah Rey tanpa mengakhiri kontak matanya.

Pria itu tersenyum. Kembali dia menyergap bibir yang sedikit membengkak itu. Dibawa sana miliknya kembali mendorong masuk ke dalam diri Sherly secara perlahan-lahan agar apa yang ia lakukan tidak menyakiti sang istri.

Rey menghentikan gerakannya ketika seluruh sosis beruratnya mengisi Sherly sepenuhnya. Ia mengecupi bibir wanitanya, saat Sherly menyesuaikan keberadaan Rey didalam diri dirinya.

"Are you okay?" Rey menatap Sherly lembut.

"Ya." Ia sedikit meringis. "Ini terasa hebat." Dia menambahkan.

Rey menyeringai dan kembali memagut bibir itu. Sherly kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikan apa yang ia rasakan saat ini, dia menyukai sensasi di mana Rey menghujam kedalam dirinya begitu dalam.

Dan malam ini. Mereka berdua saling menghangatkan untuk saling memiliki.

-

-

Bima tetap terjaga meskipun waktu telah menunjuk angka 23.00 malam. Dia masih terbaring di ranjang rumah sakit karena dokter belum mengijinkannya pulang. Malam ini dia sendirian karena gadis yang biasa menemaninya memutuskan untuk pulang.

Pria itu bangkit dari berbaringnya. Dia menatap nanar sebuah cincin pernikahan yang melingkari jari manisnya. Itu adalah cincin pernikahannya dengan Delima beberapa bulan yang lalu.

"Delima, aku pikir kau akan menjadi pelabuhan terakhir hatiku, ternyata Tuhan tidak mentakdirkan kita berdua untuk berjodoh. Dan dimana pun kau berada saat ini, aku doakan semoga kau selalu bahagia."

Sebenarnya hati Bima masih sangat berat melepaskan Delima. Jika boleh jujur, Delima adalah cinta pertamanya. Mereka memang belum pernah berkencan sebelumnya, tapi mereka berkali-kali melakukannya.

Saat masih sekolah dulu. Delima sempat hamil namun dia gugurkan. Delima tidak ingin masa depannya hancur karena seorang anak. Apalagi Bima yang tidak tau menahu perihal kehamilannya.

"Kita memang bukan jodoh. Delima, sudah saatnya aku melepaskanmu dan melupakanmu untuk selama-lamanya. Selamat tinggal cinta sejati ku!!"

Bima melepas cincin yang melingkari jari manisnya lalu melemparnya melalui jendela disamping kanannya. Memang sudah saatnya dia melepaskan dan merelakan Delima. Karena Bima tau, jika cinta sejati tidak harus selalu bersama.

-

Bersambung.

1
Sity Lestari
Luar biasa
echa purin
👍🏻
Marvina
Kayanya maksudnya mutiara ya thor?
Khairul Azam
emang banyak penulis yg ngadi ngadi gak masuk akal, mereka awalannya saling cinta kq bosa nikah selama itu blm disentuh. bener sih cuman novel tp klo novel gak berlogika ya aneh
guntur 1609
kena tula kalian kan. selama ni Bima yg seharusnya di bela ( sherly) ni yg gak seharusnya di bela malah dibela. dasar begok
guntur 1609
rasain kalian
guntur 1609
mampus kau Bima. rasain kau. gak tahu ja kalian kalau sherly orang kaya
Kusii Yaati
dahlah bim ceraikan saja delima, istri model gitu masih kau pertahankan...
Kusii Yaati
heleh jadi jalang aja bangga banget 😒
Kusii Yaati
bima goblok
Kusii Yaati
pengen tertawa aq 🤣
Kusii Yaati
kamu saja bisa membawa tamu seorang wanita kerumah dengan santai dan tidak merasa bersalah, kenapa giliran Serly yang membawa tamu cowok kamu marah2 .... nggak jelas banget 😒
Kusii Yaati
kalau aq jadi Serly juga ogah di suruh mencuci pakaian kakak iparnya 😏
Kusii Yaati
bagus Serly aq suka gayamu... lanjut Thor
A&R
bagus
Rebecca Jaimin
keep strong girl
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!