Kyra Queensha, seorang dokter muda yang ditugaskan di sebuah desa lereng pegunungan menggantikan pendahulunya yang dipindah tugaskan karena hampir memasuki masa pensiunnya.
Kyra yang terbiasa hidup di hingar bingar keramaian kita, juga sifat Kyra yang sedikit arogan agak menyulitkan dia untuk beradaptasi dengan kesahajaan dan kearifan lokal penduduk desa tersebut.
Akankah Kyra bertahan ditempat yang sangat bertolak belakang dengan kesehariannya tersebut walau sudah bertemu dengan petani yang mencuri hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anie_laks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepas Penat Hati
Pulang dari faskes Sari menagih janji Kyra yang akan bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapinya.
"Mbak, aku masih penasaran loh sama permasalahan yang sedang mbak hadapi, tadi mbak bilang mau cerita sehabis kerja." tagih Sari.
"Iyaa, aku nggak lupa kok, yang penting sekarang pulang dulu yuk!" ajak Kyra sambil menstarter motornya untuk segera pulang.
Kyra menjatuhkan pantatnya di kursi malas serambi rumah sesampai ia di rumahnya, Sari yang mengikutinya segera menyusul duduk di kursi teras sebelah kursi malas yang diduduki Kyra.
"Sar, ke kota yuk kita senang-senang mumpung masih sore." Ajak Kyra setelah Sari duduk manis di sampingnya.
"Apa nggak takut kemalaman pulangnya mbak?" tanya Sari.
"Kalau kemalaman nginep saja sekalian, kita pulang subuh. Aku sedang butuh hiburan banget di kota nih." Kyra berharap sangat Sari mau menemaninya.
"Oke deh, siapa yang nolak, aku pulang ganti baju sama pamitan dulu sama ortu!" seru Sari sambil berlalu menuju motornya terparkir dan Kyra pun segera masuk rumah untuk segera bersiap.
Kyra sudah bersiap di depan rumah bersamaan dengan datangnya Sari ke rumahnya, Sari segera memasukkan motornya ke garasi samping rumah, setelah mengunci semua pintu Kyra segera mengemudikan mobilnya keluar pekarangan, sementera Sari menunggu di luar pagar untuk menutup gerbang pagar.
Saat melewati depan rumah pak Lurah, Kyra menghentikan laju mobilnya saat dilihatnya pak Lurah sekeluarga sedang berada di halaman depan rumahnya.
"Selamat sore pak bu!" sapa Kyra sambil menghampiri pak Lurah dan keluarga
"Selamat sore juga. Bu dokter mau kemana?" tanya pak Lurah ramah, sementara bu Harmi istri pak Lurah terlihat kurang suka terlihat dari raut mukanya yang masam apalagi Laras yang ada di samping ibunya.
"Ini mau belanja keperluan pak, saya titip rumah dulu ya pak, karena saya sampai malam." pesan Kyra
"Waahh, kalau begitu perlu pengawalan dong bu dokter." kata Aryo yang baru saja ikut bergabung.
"Nggak perlu mas Aryo, saya sudah sama Sari."
"Kalau begitu kamu ikut sekalian saja Ras, biar gaul sama orang elite sekali-sekali." saran Aryo dan Kyra pun andai Laras mau ia tak keberatan.
"Nggak usah, terimakasih!" seru Laras sambil balik badan dan pasang muka tak bersahabatnya.
"Dibilang baik-baik juga, malah kaya begitu." gerutu Aryo.
"Ya sudah pak, bu, mas. Saya berangkat dulu takut kemalaman. Mari." pamit Kyra. Dan setelah mendapat jawaban dari semuanya Kyra segera berlalu menuju mobilnya dan segera melaju di jalan raya dengan kecepatan agak tinggi agar sampai di kota segera.
Di perjalanan, Kyra bercerita kepada Sari tentang permasalahan yang sedang ia hadapi.
"Sar, masih ingin tahu masalah aku?" tanya Kyra.
"Jiwa kepoku meronta-ronta mbak." kata Sari dengan gaya jenakanya.
"Sudah kuduga, kamu memang super kepo." celetuk Kyra ditanggapi tawa ceria Sari.
"Aku sama Dito sedang break sejenak." Kyra memulai ceritanya.
"Loh! Kenapa?!" tanya Sari seperti tidak percaya.
"Entahlah, aku merasa akhir-akhir ini tidak ada kejujuran dalam hubungan kami, Dito sebenarnya tidak mau aku mengajak untuk break sementara waktu." Kyra menceritakan apa yang ia rasakan hampir setahun terakhir ini.
"Sejak dia naik jabatan dia seolah lupa diri, dia juga sering tidak ada waktu lagi buatku, bahkan saat dia mau menerima ajakanku untuk bertemu, pasti tidak lama langsung pamitan, alasan ada kepentingan bisnis pribadi yang sedang ia rintis. Ia berdalih bisnis ini untuk modal masa depan kami, aku pun cuma bisa memahami kesibukannya." jelas Kyra
"Apa mbak nggak curiga? Siapa tahu mas Dito ada cewek lain." terka Sari dan entah kenapa Kyra tidak terkejut lagi.
"Entahlah Sar, bila memang ia jodoh yang Tuhan tetapkan untukku, pasti kecurigaan yang kamu maksudkan itu hanyalah angin lalu, tapi kalau memang dia bukan jodohku, cepat atau lambat Tuhan akan menunjukkannya padaku."Pasrah Kyra
"Sabar ya mbak, mbak orang baik pasti jodoh mbak orang yang baik pula." kata Sari sambil mengelus pundak Kyra yang sedang fokus dengan jalanan yang mulai ramai karena sudah memasuki pinggiran kota.
"Aamiin.." jawab Kyra mantap.
Kyra membelokkan mobilnya di sebuah supermarket besar di kota itu untuk membeli beberapa keperluan yang agak sedikit susah dicari di kampung, ia juga menyuruh Sari memgambil keperluan yang dibutuhkannya.
Setelah selesai berbelanja Kyra mengajak Sari menuju kawasan alun-alun kota yang setiap malam selalu banyak pengunjung yang ingin mencari hiburan dan juga kuliner khas daerah, Kyra memarkirkan mobilnya, setelah itu Kyra mengajak Sari makan di sebuah lesehan alun-alun.
"Mau makan apa kamu Sar?" tanya Kyra setelah mereka duduk di sebuah meja yang telah disediakan sambil membaca menu yang disodorkan pelayan warung.
"Ngikut mbak Kyra saja yang penting makan." jawab Sari ditanggapi gelengan kepala dan senyuman Kyra.
"Aku jadi pingin makan banyak deh Sar kalau disini." Kyra tertawa geli mengingat dirinya kadang jadi rakus makan saat ketemu makanan kesukaannya.
"Nggak masalah kan mbak, yang penting jangan sampai buang makanan." sahut Sari yang tidak kaget lagi dengan keinginan Kyra.
"Ya sudah kita makan banyak malam ini." seru Kyra lalu menuliskan beberapa menu masakan yang ingin disantapnya dengan Sari kali ini, setelah mencatata semua, Kyra segera menyerahkannya kepada pelayan warung.
Setelah menunggu sekitar lima belas menit, pesanan mereka pun datang, pelayan menata semua pesanan Kyra terlihat tatapan heran pelayan warung itu melihat banyaknya pesanan Kyra, mungkin dalam hatinya berkata, 'Gila nih cewek-cewek makannya banyak banget' tapi bodo amat, batin Kyra.
"Apa nggak kebanyakan mbak?" tanya Sari.
"Nggak, kalau nggak habis ya bungkus saja Sar. Yuk makan!" ajak Kyra langsung mendahului makan.
Sari benar-benar dibuat ternganga dengan selera makan Kyra yang banyak saat hatinya kalut, bukan nasi sih hanya lauk pauknya saja yang habis banyak, beberapa potong ayam bakar, terong goreng, tempe tahu juga nila bakar, karena saat itu mereka makan diwarung sambal penyetan. Sari pun tertular Kyra dengan selera makan yang berlebih tetapi tak sebanyak Kyra. Setelah beberapa waktu akhirnya mereka selesai makan dengan perut yang sangat kenyang.
Setelah duduk sebentar sehabis selesai makan, kedua gadis itu menyewa sebuah kendaraan hias untuk berkeliling alun-alun. Sambil menikmati alunan musik yang dipasang di kendaraan hiburan tersebut. Kyra dan Sari mengayuh becak hias itu dengan santai sambil bercerita tentang banyak hal dan pengalaman saat mereka kuliah dulu di kota ini hingga Kyra merasa sendu kembali karena kembali mengingat tentang Dito yang dulu dan sekarang.
"Sudahlah mbak, jangan dibawa melow begitu, kita kesini mau senang-senang, percuma kita sudah jauh-jauh, malam-malam lagi kalau hati mbak masih sama seperti saat kita masih di rumah." nasehat Sari yang tak mau menyaksikan Kyra tidak bersemangat kembali.
"Kamu benar Sar, untuk apa aku larut dalam kesedihan dengan keputusan yang aku buat sendiri, nyatanya sudah dua hari ini tak ada usaha Dito buat berusaha memperbaiki hubungan kami, karena sejak hari itu sampai saat ini dia belum menelponku atau sekedar kirim pesan." Kyra tersenyum kecut mengingat ia seperti tak dirindukan lagi, mungkin keputusannya tepat dengan memilih break sementara waktu agar ia lebih yakin akan dibawa kemana hubungannya dengan Dito selama ini.
Setelah selesai berkeliling Kyra mengajak Sari untuk pergi dari keramaian itu.
"Kemana lagi kita mbak, pulang?" tanya Sari, namun bukannya menjawa Kyra malah berhenti dari berjalannya, matanya tertutup dihirupnya aroma yang sudah begitu hafal diingatannya.
"Mbak, kok malah berhenti sih? kita mau pulang atau kemana dulu?" tanya Sari
"Kalian mesti pulang saat ini, sebelum malam semakin larut." Sari dan Kyra begitu terkejut dengan suara lelaki yang menyuruh mereka segera pulang, dan dari pantulan sinar lampu terlihat kalau lelaki itu menatap mereka sangat tajam.
Dan...
Dan siapa lelaki itu yaa..
...****************...
aku suka ceritanya mengingatkan kita tentang kekuasaan ,jabatan dan sikap rendah hati terhadap seseorang
cerita ini ada sedikit pesan untuk kita bahwa diatas langit msh ada langit maka jgn kah kita bersikap sombong dgn apa yg kita punya
lanjut up lagi ya thor.
lanjut